Share

Gentayangan

Damar tengah menunggu tukang bakso lewat sementara Launa sedang mandi, wanita itu memang yang meminta Damar menunggu tukang bakso yang biasa lewat depan rumah. Apapun akan dilakukan jika untuk istrinya meski harus menunggu di depan rumah dan menjadi pusat perhatian para ibu-ibu.

Saat suara mangkok dan sendok beradu itu sebuah pertanda kedatangan tukang bakso. Damar tersenyum sumringah, ia bahkan sudah pegal. Padahal ia bisa saja duduk tapi malah memilih berdiri.

Damar segera menghampiri gerobak bakso itu, meski harus sedikit mengalah pada ibu-ibu lain. Ia tidak mau berdesakan.

“Mang, bakso ya. Bakso yang paling besar tapi nggak usah pakai kuah, kecap sama sambal aja.”

“Yamin maksudnya?”

“Iya itu kali, nggak tahulah. Pokoknya nggak usah pakai kuah, pake bawang sama seledri yang banyak.”

“Berapa mangkok?”

“Satu aja. Satu lagi pake ini aja.” Damar mengarahkan telunjuknya pada tusuk kayu yang ada di dekat sendok dan garpu.

“Berapa biji?”

“Dua aja.”

Damar hanya penasaran bagaimana sensasin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status