Share

Mamer Tak Ada Lawan

“Kenapa diam?”

“A-anu, Bu. A-anu aku ….”

“Anu, anu. Anu kamu kenapa emang?” tanya Bu Nia dengan mata melotot khas dirinya saat sedang marah.

“I-itu …”

“Gatel? Minta digaruk pake ini?” Bu Nia mengangkat garpu rumput di tangannya. “Beraninya kamu ngintip anak sama menantu saya? Mau bintitan kamu?”

Desi membelalak tubuhnya mundur teratur saat Bu Nia memajukan langkahnya.

“Sekali lagi saya lihat kamu deketin anak saya, saya botakin kamu ya! Saya nggak main-main, di belakang ada gunting rumput, mau sekalian aja sekarang? Ayo!”

“Ti-tidak, Bu.”

“Ba bu ba bu. Aku bukan Ibumu. Panggil aku Nyonya Kania.”

“I-ya, Nyonya.”

“Saya peringatkan sekali lagi. Nggak cuman botakin kamu, saya kasih masuk kamu ke parit habis itu diarak keliling kampung biar jadi tontonan sekalian karena kamu itu sukanya cari perhatian 'kan?”

Desi menggeleng tanpa bisa berkata-kata. Saat berdekatan dengan Bu Nia memang auranya sangat berbeda, begitu mengerikan bahkan Desi yang banyak bicara saja tidak bisa berkutik, bukan ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status