Share

19 Tenggelam dalam Perasaan

“Woy!” terdengar seruan keras dari luar kamar mereka. “Kalian berdua belum puas apa bertempur dari puncak semalem, sampe-sampe mesti tempur lagi di siang bolong begini? Kedengeran sampe kamarku, tau!”

Deo dan Veren serentak langsung menyudahi perang mereka saat mendengar teguran Gennaro yang merasa terganggu.

“Selera humor Kak Aro parah banget, anjiiirrrr ...” komentar Veren dengan suara pelan.

“Bukan cuma parah, tapi dia emang nggak punya selera humor.” Deo meralat. “Beda sama gue, itu makanya gue nggak terlalu akrab sama dia. Kalo gue berada di deket dia, gue berasa nggak bisa jadi diri gue sendiri, kudu jaim gitu deh.”

Veren berdecak.

“Cowok model kek lo mana pantes jaim,” komentar Veren. “Gue jadi penasaran, apa Kak Freya nggak tertekan ya, Yo?”

“Kenapa juga dia mesti tertekan?” sahut Deo tidak mengerti.

“Gini lho, dia kan udah lama terbiasa sama elo yang banyak omong gini. Lima tahun bukan waktu yang sebentar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status