Share

bab 32

"Kenapa?" tanya Hanif.

"Tidak ada."

"Jawab jujur."

"Kata ibunya Mbak Murni, kalian itu masih saling cinta, Mas. Apa itu benar?" tanya Tania. Memang yang mengganggunya sedari tadi adalah perkataan yang ini. Tania takut kalau suaminya hanya sandiwara saja agar ia bisa kembali ke rumah.

"Tidak sama sekali. Murni sudah tidak ada di hati, semua yang diucapkan ibunya Murni adalah sebuah kebohongan. Kamu tidak usah percaya padanya. Cukup aku yang kamu percayai, karena yang tahu isi hatiku hanya aku sendiri bukan ibunya Murni. Kamu harus percaya kalau cintaku hanya untukmu," ucap Hanif sambil menatap lekat ke arah istrinya. Seperti biasa, ketika dipandang seperti itu, Tania akan menundukkan kepala.

Hanif pun memegang kedua pipi Tania sampai mereka berdua bertatap pandang. Ntah kenapa, setiap menatap mata indah itu, jantungnya berdegup dengan kencang.

"Aku akan bicara dengan ibunya Murni agar tidak mengganggu hubungan kita. Mau tak mau dia harus sadar kalau hubunganku dengan anaknya sudah kan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status