Share

25. Keris

Hendi ingin bertanya lebih lanjut mengenai keluarga Karmila, tetapi urung. Dia bisa melihat tembok tebal yang sengaja dipasang Karmila untuk menghalanginya. “Setiap orang punya rahasia,” batinnya.

Sepi sesaat yang kemudian pecah oleh bunyi-bunyi dari dalam perut Karmila. Hendi menoleh, wajah Karmila memerah.

“Kamu pasti lapar, ya?” Hendi tersenyum geli. “Tungguin, deh, aku keluar dulu beli nasi padang.” Hendi beranjak keluar kamar.

“Lauknya dua ya, Bang!” Karmila berseru.

Hendi geleng-geleng kepala sambil tetap tersenyum geli. Saat itu di matanya, Karmila nampak seperti kucing liar yang kelaparan dan tidak punya rumah. “Bedanya cuma satu, kucing liar yang ini gundul,” kembali Hendi membatin sambil tertawa sendiri.

Tidak lama kemudian Hendi sudah melaju dengan kendaraannya menuju restoran yang tidak jauh dari rumahnya. Dia mengambil jalan yang biasa, jalan yang sama dengan yang sering dia lewati. Awalnya tidak ada yang aneh, dia sudah hapal dengan pemandangan yang ada di kanan kiri jal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status