Share

27. Perempuan

Karmila melongo, tidak mampu berkata-kata. Dia masih tidak dapat memercayai pendengarannya, apakah Hendi benar sedang melamarnya?

Tawa Hendi seketika meledak. “Bercanda! Mukamu gitu amat, sih?”

“Ck! Kalau Abang kayak gini ke cewek lain, udah pasti kena gampar!” Karmila cemberut.

“Ikut aku, yuk!” Hendi berdiri, serta merta menarik tangan Karmila tanpa menunggu jawaban darinya.

“Eh, ke mana?”

Hendi meraih helm, memakaikannya pada Karmila, sambil menjawab, “Ke dukun.”

“Hah? Mau ngapain ke dukun? Aku enggak ikutan, ah, serem amat!”

Karmila berusaha menolak, tetapi Hendi tidak peduli, dia mendorong-dorong Karmila, memaksanya untuk membonceng motornya.

“Sudahlah! Daripada bengong aja di rumah, kan? Entar malah kesambet uka-uka!” seloroh Hendi sambil naik ke atas motornya. “Sini, cepat!” Hendi menepuk-nepuk jok belakang motor.

Karmila akhirnya menurut, dia melompat ke atas boncengan motor sambil menggerutu.

“Pegangan, ya!” perintah Hendi lagi.

Karmila melingkarkan tangannya ke pinggang Hendi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status