Menantu yang Dibuang

Menantu yang Dibuang

By:  An_Nazila   Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
20Chapters
886views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

"Mari kita bercerai Arsenio." Arsenio, seorang menantu yang disia-siakan istri dan Ibu mertuanya. Dia dibuang dan ditinggal menikah oleh istrinya demi mengejar laki-laki kaya. Saat itu hidup Arsenio seakan hancur. Tapi Tuhan masih belum puas memberikan ujian besar dihidupnya. Arsenio masih harus kehilangan putranya untuk selamanya. Saat itu Arsenio merasa dunianya hancur. Tidak ada lagi gairah di hidupnya. Hingga Jihan, adik ipanya mampu mengubah semuanya. Jihan dengan suka rela, membantu Arsenio bangkit dari trauma masa lalu. Tapi sayang, saat bersamaan. Cinta masa lalu Arsenio kembali. Akankah Arsenio kembali dengan cinta masa lalunya? Atau memilih Jihan sebagai tujuan hidupnya?

View More
Menantu yang Dibuang Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
20 Chapters
Laki-laki Miskin
CklekLangkah Arsenio berjalan masuk ke dalam rumah. Rasanya dia sudah tidak sabar ingin segera bertemu dengan istri dan anak laki-lakinya yang baru lahir satu minggu yang lalu."Pasti Dyra senang aku bawakan makanan kesukaannya."Arsenio yang tidak sabar. Terus mempercepat langkahnya."Kamu harus menceraikan laki-laki miskin itu Dyra."DegLangkah Arsenio harus terhentikan saat mendengar suara dari dalam kamar. Arsenio diam di tempatnya, dan mendengarkan percakapan yang tengah berlangsung itu."Iya, Mama benar. Aku juga sudah capek punya suami miskin seperti Arsenio."Seperti tertampar keras hati Arsenio mendengar ucapan istri yang sangat ia cintai. Begitu teganya dia mengucapkan kalimat yang tidak pernah ingin ia dengar seumur hidupnya."Lalu kapan kamu akan menceraikannya?""Secepatnya Mama.""Bagus. Setelah kamu bercerai dengan Arsenio. Kamu menikah dengan David. Dia laki-laki kaya raya yang dulu pernah Mama kenalkan sama kamu.""David anaknya Om Bastian ya Ma?""Iya, benar. Mama
Read more
Rumah Tua
“Jihan.”“Maaf Kak, aku mengikuti Kakak.”Saat itu Arsenio baru sadar. Jika Jihan tengah menggendong putranya. Karena amarahnya. Arsenio hampir saja melupakan putranya."Biar aku yang menggendong Arlo.""Iya Kak."Arsenio mengambil Arlo yang digendong Jihan. Arsenio memandangi wajah putranya. Dia sangat mirip dengannya. Amarah yang tadinya menguasai Arsenio pun mulai menghilang."Papa akan membuat kamu bahagia sayang. Papa janji."Arsenio mengecup kening putranya penuh cinta. Dan setelahnya Arsenio melangkahkan kakinya kembali.Langkah Arsenio terus berderap menjauhi rumah Dyra. Namun tidak lama setelahnya Arsenio menghentikan langkahnya kembali. Arsenio membalikkan badannya."Kamu mengikutiku?""Aku tidak tahu mau tinggal di mana Kak."Arsenio melihat Jihan. Meski selama menikah dengan Dyra hubungannya dengan Jihan tak begitu dekat, namun Arsenio tahu jika Jihan wanita baik. Dan itu terbukti semenjak Arlo lahir. Dia lah yang merawatnya."Aku tidak punya rumah. Kamu tetap mau ikut den
Read more
Gugatan Cerai
Jihan membalikkan badannya dan melihat Arsenio yang melihat kearahnya.Pandangan Arsenio memperhatikan Jihan dari kaki hingga kepalanya. Jihan terlihat sangat menyedihkan. Wajahnya penuh dengan keringat. Tidak hanya itu saja. Penampilannya juga degil dengan mata panda. Komplit sudah penampilan Jihan yang sangat buruk di mata Arsenio."Pasti semalam dia tidak tidur, dan melaksanakan perintahku," bisiknya.Arsenio mengedarkan pandangannya. Rumahnya yang tadinya penuh dengan debu dan sarang laba-laba. Kini terlihat bersih dan indah. Arsenio kembali melihat Jihan yang diam di depannya."Biarkan saja. Ini tugasnya karena numpang di rumahku," bisiknya kembali."Ada apa Kak Arsenio memanggilku?""Buatkan aku sarapan. Saat aku ke dapur. Makanan itu sudah harus terhidang di atas meja makan.""Baik Kak."BrakkkkArsenio membanting pintu kamarnya. Meski saat itu Jihan masih berdiri di depan pintu.Perhatian Arsenio tertuju pada amplop putih itu. Arsenio membalik amplop tadi, dan saat itu Arsenio
Read more
Tua Bangka
Arsenio mengepalkan tangannya. Telinganya panas mendengar setiap cacian yang mereka lontarkan. Jika membunuh tidak dikenakan pasal. Pasti Arsenio akan melakukan itu. Arsenio memilih bungkam saat itu."Lihat sayang, dia diam saja. Pasti itu karena dia masih sangat mencintai kamu.""Mau dia masih mencintai aku atau tidak. Aku tidak perduli. Aku tidak mau bersama laki-laki kere seperti dia.""Tapi nyatanya dulu kamu lebih memilih dia daripada aku kan?""Aku pikir dia laki-laki kaya. Gak tahunya kere. Sekarang aku nyesel banget."Arsenio memejamkan matanya. Ini tidak lagi bisa dibiarkan. Mereka sudah sangat keterlaluan. Meski hatinya perih saat itu, tapi Arsenio tidak mau lemah di depan mereka.“Kamu harus bisa Arsenio,” bisiknya"Aku juga menyesal menikah dengan wanita sialan seperti kamu. Aku pikir kamu wanita baik-baik. Gak tahunya wanita murahan," balas Arsenio tersenyum mengejek."Apa kamu bilang?"David marah. Dia yang tidak terima langsung keluar dari dalam mobil. David berjalan me
Read more
Penuh Dilema
Yah, Arsenio menyadari jika Jihan tidak punya uang. Karena selama tinggal bersama Dyra dan mamanya. Jihan hanya diperlakukan seperti babu."Kau gendong Arlo dulu. Aku akan membeli susu."Setelah Arsenio menyerahkan putranya pada Jihan. Arsenio langsung berjalan keluar dari dalam rumahnya.Langkah Arsenio kembali berderap. Kali ini Arsenio berjalan menuju minimarket. Untungnya minimarket yang dituju Arsenio tidak jauh dari rumahnya. Arsenio tidak perlu berjalan jauh seperti tadi.Sesampainya Arsenio di depan minimarket. Arsenio tak langsung masuk. Arsenio berdiam di depan sana sembari memikirkan cara untuk mendapatkan susu."Aku tidak punya uang. Bagaimana aku bisa membeli susu untuk anakku?"Arsenio benar-benar pusing. Sekarang hidupnya berada di titik terendah. Arsenio tidak punya apa-apa. Bahkan hanya sekedar untuk membeli susu."Wah, wah, ternyata dunia begitu sempit."Arsenio mengalihkan pandangannya. Saat itu Arsenio melihat David yang datang bersama Dyra. Huh, Arsenio sudah bis
Read more
Arsenio Diperalat
Taxi terus melaju di tengah gemerlapnya taburan lampu di sepanjang jalan. Meski saat itu Arsenio melihat kebingungan Jihan, namun Arsenio mengabaikannya. Arsenio terus fokus pada jalan yang hampir sampai membawanya menuju tujuannya.Cklek"Ayo turun," kata Arsenio saat mereka sampai. Jihan pun langsung turun saat melihat Arsenio yang sudah turun dari dalam taxi."Kita ada di mana Kak?""Tidak usah banyak tanya. Ikuti aku saja."Arsenio melangkahkan kakinya, berjalan masuk ke dalam hotel yang sudah ia sepakati dengan omnya."Di mana Om Mahendra?" tanya Arsenio pada sekertaris omnya."Tuan sedang ada keperluan sebentar. Tadi tuan berpesan untuk meminta anda membawa wanita itu ke kamar langsung.""Kamar berapa?""Kamar 306.""Baiklah, aku akan ke sana."Arsenio kembali melangkahkan kakinya, dan Jihan pun langsung mengikutinya.Setelah melewati deretan kamar yang berjejer. Akhirnya Arsenio sampai juga di depan kamar yang ia tuju.Cklek"Kakak mau apa membawaku ke sini?" tanya Jihan yang t
Read more
Mencari Jihan
Saat pintu life terbuka, saat itu juga Arsenio langsung masuk ke dalam life. Perhatian Arsenio bergantian melihat jam tangannya dan juga pintu life. Padahal baru masuk. Tapi rasanya seperti satu abad di dalam sana."Cepat dong."Arsenio langsung berlari keluar saat pintu life sudah terbuka.Arsenio yang kebingungan berlari ke sana kemari. Sudah hampir separuh hotel yang Arsenio keliling, tapi Arsenio belum juga menemukan Jihan."Sialan. Di mana tua bangka itu menyembunyikan Jihan?"Arsenio panik. Arsenio cemas. Ia tak henti mengacak rambutnya frustasi. Arsenio mengedarkan pandangannya, tapi hanya orang asing yang Arsenio lihat. Arsenio semakin bingung. Arsenio takut. Jika dia sampai telat menemukan Jihan."Br*ngsek si tua bangka itu."Arsenio kembali berlari. Arsenio menghampiri setiap orang yang ia temui dengan menyodorkan foto Jihan kepada mereka.“Apakah anda melihat wanita ini nyonya?”“Oh, wanita ini ya?”“Iya, wanita ini nyonya. Nyonya melihatnya?” balas Arsenio yang terlihat sa
Read more
Menggoda
Arsenio berjalan keluar dari dalam hotel. Arsenio mengedarkan pandangannya. Arsenio ingat jika dia masih memiliki selembar uang seratus di dalam saku bajunya. Yah, uang yang ia dapat dari menjual barang di rumahnya.“Aku harus ke pinggir jalan raya. Siapa tahu ada taxi lewat.”Arsenio kembali melangkahkan kakinya. Untungnya saat itu Arsenio melihat taxi yang melintas di depannya.“Taxi.”Teriakan Arsenio yang keras, membuat sopir taxi menghentikan mobilnya. Arsenio pun tersenyum, dan langsung berjalan mendekat.“Silakan masuk Mas,: kata sopir taxi yang membukakan pintu.“Iya Pak, terima kasih.”Arsenio langsung berjalan masuk ke dalam mobil, begitu juga dengan sopir taxi yang juga masuk ke dalam mobil. Sopir taxi pun melajukan mobilnya pergi.Perhatian Arsenio kembali fokus pada Jihan. Dari tatapannya yang sayu. Jihan terlihat begitu trauma. Arsenio percaya. Jika Jihan wanita baik-baik yang tidak pernah berhubungan dengan laki-laki, karena itulah dia bisa setrauma ini. Arsenio semaki
Read more
Jangan Tinggalkan Papa
BrukkkkArsenio menghempaskan tubuhnya di sofa. Arsenio menyandarkan kepalanya, dan seketika itu. Arsenio teringat dengan kejadian tadi. Arsenio mengacak rambutnya frustasi. Bisa-bisanya Arsenio sampai tergoda dengan Jihan.“Kamu sangat memalukan Arsenio. Untung tadi Jihan sampai tidak melihatmu.”Arsenio memejamkan matanya. Arsenio mencoba melupakan kejadian tadi. Meski kejadian itu terus mengganggu pikirannya.Arsenio mulai terbawa suasana. Rasa kantuk yang tak tertahankan, membuat Arsenio mulai terbawa ke dalam samudra mimpi.Deg“Arlo.”Arsenio langsung membuka matanya. Arsenio panik saat mengingat putranya. Arsenio sudah meninggalkan putranya, dan Arsenio harus tahu keadaannya saat ini. Arsenio langsung beranjak dari duduknya, dan berlari menuju kamarnya.BrakkkkSaking paniknya. Arsenio membuka pintu kamarnya dengan keras. Arsenio berjalan masuk ke dalam kamar. Dan perhatiannya langsung tertuju pada ranjang."Arlo."Arsenio semakin panik dan juga cemas. Saat itu Arsenio tidak m
Read more
Meninggal
Mendengar pintu terbuka. Arsenio langsung beranjak dari duduknya. Arsenio melihat dokter yang keluar dari dalam ruangan."Bagaimana keadaan putraku dok?""Maaf tuan. Dengan berat hati, kami harus menyampaikan berita buruk ini. Kami sudah berusaha keras, tapi maaf. Kami tidak bisa menyelamatkan putra anda."BrukkkkArsenio langsung terjatuh. Ucapan dokter tadi seperti pukulan dahsyat yang menghujam jantungnya. Tidak. Rasanya Arsenio masih tidak percaya. Tapi ucapan itu, terus terngiang-ngiang di telinganya."Tidak mungkin. Tidak mungkin anakku mati. Tidak mungkin!!!!!!!"Air mata Arsenio semakin membanjiri pipinya. Hati Arsenio hancur. Putra kesayangannya harus pergi meninggalkannya untuk selamanya."Aku harus melihat anakku."Arsenio beranjak dan langsung masuk ke dalam ruangan. Langkah Arsenio terhenti di depan pintu. Perhatiannya tertuju pada anaknya yang terbaring di atas hospital bad dengan kain kafan membungkusnya. Hati Arsenio semakin hancur.“Tidak. Ini tidak mungkin.”Arsenio
Read more
DMCA.com Protection Status