Share

Bab 18 - Kamu Mengancamku?

18

Aku menempelkan bibir di dahi Raisa cukup lama, hingga dia protes karena geli terkena janggutku yang baru tumbuh. Aku menarik diri saat dia cekikikan. Suaranya jadi mirip perempuan berbaju putih yang suka nongkrong di pohon beringin depan kantor.

"Apaan, sih? Disayangi malah cekikikan!" sungutku.

"Janggut Abang nusuk-nusuk ke hidung," jawab Raisa sambil mengusap hidungnya.

Aku menggeser bibir ke pipi hingga telinganya. Sengaja menggosok-gosokkan kumis dan janggut hingga Raisa terkekeh. Aku membungkam bibirnya dengan isapan lembut dan tawanya seketika berhenti.

Raisa mengulurkan tangan kanan untuk menarik kepalaku lebih dekat. Dia mengusap rambutku lalu mencengkeram pundak saat aku meningkatkan intensitas sentuhan di sekujur tubuhnya.

Puluhan menit berlalu. Hasrat muda kami telah tersalurkan dengan baik. Aku mencium dahi Raisa dengan segenap cinta, lalu berguling ke kanan dan berbaring telentang untuk menenangkan napasku yang memburu.

"Semoga yang ini jadi, ya, Bang," ucap Rai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status