Share

34. Membludaknya Korban

“Athur!! Bima!! Ayo dong, harus gesit! Liat waktu,” teriak Lili seraya memakai sepatu. "Ayo dong!! Tinggal satu langkah lagi kasus ini terungkap."

Pagi itu suasana rumah sangat rusuh. Ada telepon mendadak yang mengharuskan mereka pergi ke kantor karena ada bukti yang merujuk kepada Fidi dan Gea, mereka akan melakukan penggeledahan rumah tersangka.

“Na, liat kaos kaki baru gue, nggak?” Lili sibuk mencari kaos kaki yang baru saja Ia beli. "Ck! Ini kaos kaki satu lagi mana!?"

“Enggak tau,” lirih Alana. Tubuhnya lemas seraya menggigil.

Melihat kondisi Alana, Lili sangat terkejut. “Kenapa, Na?” ucap Lili seraya memegang kening Alana. Suhu tubuh Alana sangat tinggi.

Lili dengan cepat mengambil obat di kotak P3k, di bawah. Berpapasan dengan Bima dan Athur, yang sudah siap untuk pergi.

“Ayo,” ajak Athur, sambil merapihkan kerahnya. "Walaupun kedua tangan gue lagi kurang berfungsi ... tapi gue masih bisa taekwondo ... ciat ciat ciatt!!" kata Athur, sembari berancang-ancang.

"Gue siapin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status