Share

38.Tengil

"Harta sih nggak ada, tapi bolehlah, lo bawa Ibu gue sama tuh Lakinya, plus rumah, tapi lo yang cicilin."

"Durhaka si kunyuk. Lo mau dikutuk jadi batu?"

"Boleh juga tuh, gue tandain orang-orang yang buat hidup gue susah. Gue timpa habis-habisan."

"Tengil banget nih anak bau kencur," gumam Athur.

"Emang ... kenapa? Lo nggak suka? Gue tengilin lagi nih, biar jiwa raga dan ruh lo terbakar."

"Tau gedenya tengil gini waktu pertama gue liat dia kenapa nggak langsung gue buang aja, ya?" Athur menjepit leher Aldo menggunakan sikutnya.

Walaupun usianya yang berbeda, sejak dulu Bima dan Athur memang dekat dengan Aldo.

Tak tinggal diam lehernya dijepit Athur. Aldo membalasnya dengan bantingan tubuh. "Gue juga lagi ikutan gulat, nih. Sengaja, biar lo makin panas ... btw, lo mandi nggak, sih?" Aldo menutup hidungnya. "Bau kadal."

Masih dengan rasa sakitnya akibat dibanting Aldo, Athur menjawab. "Sengaja ... biar lo nggak deket-deket gue terus, gatel gue deket sama biduan Kunti laki kaya l
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status