Share

43. Lukis

“Next.”

“Ganti.”

“Ganti.”

“Next.”

“Eh udah, yang itu dulu,” suruh Alana seraya menyantap beberapa makanan yang Aldo bawa sebagai permintaan maaf, antara lain pizza, mac n cheese, hingga beberapa makanan ringan.

Tubuh Aldo mulai pegal karena sejak tadi tidak di perbolehkan duduk dan ikut makan. Ia hanya mengganti beberapa saluran televisi sesuai dengan suruhan keempat orang itu.

“Pegel banget! Seengaknya satu suapan doang! Pelit—“ (terpotong Athur dengan beberapa makanan di tangan dan di mulutnya).

“Lo ngomong kita pelit, gue jadiin lo santapan buaya,” cela Athur.

Bima mencubit Athur, seraya memberikan kode.

“Jangan bawa-bawa buaya lagi!” bisik Bima dengan pelan.

Alana tersenyum karena mengingat sesuatu. “Sebagai nafkah buat istri ya, Thur.”

Lili menimpal. “Gimana keluarga kecilnya? Tentram?”

Ucapan Bima terbukti benar. Kini penyesalan telah datang gara-gara mengucapkan kalimat itu.

Athur mengambil satu persatu makanan, dengan tangannya hingga penuh, lalu Ia ber
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status