Share

44. Kesempatan tiga lelaki

“Bim.” Alana memanggil Bima saat Ia sedang menonton televisi.

“Apaa sayangg?” sahut Bima dengan lembut.

Raut wajahnya penuh dengan gengsi. Namun, Alana berusaha untuk mengatakannya.

“Mau ikut jalan, nggak? Ya, sebelum kita pulang, kita banyakin jalan-jalan dan momen di sini.”

“Kemana? Sama siapa?”

“Ya ... jalan-jalan sore aja. Gue nggak maksa kok,” ajak Alana.

“Siapa aja?”

"Ck!"

"Oalah, berdua. Bilang dong, susah banget."

"Gue nggak maksa juga." Alana berdehem. "Nggak jadi ah."

Bima tersenyum. "Yaudah ... gue mau jalan hari ini, lo ikut yaaa?? Temenin gue."

Bima tersenyum melihat tingkah Alana, Ia sangat paham perasaan Alana bahwa Alana sedang menutupi gengsinya.

"Gimana??" tanya Bima seraya menatap dalam.

Alana mengalihkan pandangannya, sesekali menatap Bima, yang lagi-lagi Alana tak bisa menatapnya. "Terserah, gue ikut aja."

"Yaudah, kita berangkat 10 menit lagi yaaa."

****

“Ekhem.” Lili membuka pintu kulkas hendak mengambil buah.

Saat itu, Athur sedang m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status