Share

Pak Presdir, Istrimu sedang Bersama Tuan Mantan!
Pak Presdir, Istrimu sedang Bersama Tuan Mantan!
Penulis: Indy Shinta

1. Kejutan Ulang Tahun

“Aku menginginkanmu, Mia.”

Bisikan sang suami membuat Mia meloloskan desah dari bibirnya. Wanita itu membuka mulut saat lidah Nathan mendorong masuk ke dalam celah bibirnya, sembari mengalungkan tangannya ke leher pria itu seraya menikmati ciuman mereka.

Sebuah pesan dari suaminya mengantarkan Mia ke kamar ini, yang langsung disambut oleh kejutan manis dari Nathan. Rupanya, pria itu ingin mereka berkencan berdua tanpa sang buah hati dalam momen spesial ini, begitu pikir Mia.

Nathan meletakkan tangannya di atas pundak Mia yang mulus, menyelipkan jarinya ke balik lingerie hitam seksi wanita itu dan menyibaknya dengan lembut. Gaun tipis itu pun meluncur turun dan teronggok di lantai.

Pria itu membelai bagian-bagian tubuh Mia yang telanjang sembari membawanya ke arah yang ia inginkan–sebuah ranjang di tengah kamar hotel ini.

Tanpa menghentikan aksi nakalnya, Nathan kembali berbisik mesra, ”Selamat ulang tahun, Mia Alyra Malik.”

Mia tersenyum memandang Nathan yang kini sudah berada di atasnya. Wajahnya yang simetris dan maskulin amatlah tampan. Bola matanya yang hitam tajam kian mengukuhkan pesonanya. Tangan Mia bergerak menyentuh alis suaminya yang tebal, kemudian turun ke pipi dan mengelus rahang tegas Nathan yang dipenuhi bakal janggut.

“Aku mencintaimu, Mas.” Mia balas berbisik mesra sembari membantu Nathan melepaskan pakaiannya.

Nathan menatap Mia dengan penuh keinginan saat mereka menyatu dalam pelukan sarat gairah, menciptakan ikatan yang lebih dalam di antara mereka. Tubuh mereka bergerak seirama dengan sepenuh hasrat, menyatu di bawah cahaya lembut lampu kamar.

Nathan tampak begitu lapar akan diri Mia, dengan rakus diciuminya sang istri.

“Aku mencintaimu, Mia ….”

Namun, di puncak kobaran hasrat mereka, tiba-tiba pintu kamar hotel diketuk.

Awalnya mereka tidak peduli, tapi pintu kembali diketuk hingga berkali-kali, membuat Mia akhirnya merasa risih dan memutuskan untuk membuka pintu.

“Sebentar, Mas,” ucap wanita itu sembari mendorong Nathan dan turun dari ranjang. Mia membungkus tubuhnya dengan jubah tidur dan berjalan ke arah pintu.

“Siapa sih? Ganggu orang aja,” gerutu Mia dalam hati.

“Selamat malam, Bu.” Seorang pria yang mengenakan seragam karyawan hotel berdiri di depan pintu. “Maaf mengganggu. Saya mengantar bunga dan kado ini. Pesanan dari Pak Nathan Romeo, katanya minta diantar langsung ke sini.”

Ekspresi kesal Mia langsung sirna. Ia segera menerima paket tersebut.

Setelah berterima kasih dan menutup pintu, Mia tersenyum sembari mencium buket bunga mawar merah di tangannya, berpikir bahwa Nathan kembali memberikan kejutan dengan memesan ini untuknya.

Akan tetapi, kening Mia mengernyit saat melihat kartu ucapan yang ada di antara mawar tersebut.

[Selamat ulang tahun, Tante Mia. Hari ulang tahun kita sama. Bolehkah setelah ini aku pinjam papaku sebentar untuk tiup lilin bersamaku? (Dari: Alyra – anak kesayangan Papa Nathan)]

Usai membaca itu, Mia terkesiap.

“Apa maksud–”

“Mia,” panggil Nathan.

Mia tidak memedulikan panggilan suaminya. Terdorong rasa penasaran dan berbagai pertanyaan di pikirannya, ia pun membuka kotak kado itu dengan tangan gemetar. Ketegangan menyelimuti dirinya seperti ular yang membelit, mencekik udara dari paru-parunya.

Saat penutup kotak terangkat, napas Mia terhenti sejenak.

Di dalamnya terdapat sejumlah foto, masing-masing menjadi bukti yang mengejutkan. Ada gambar-gambar Nathan, suami yang dicintainya, tengah memeluk bayi yang baru lahir dengan penuh kasih sayang. Bibir Nathan mengecup lembut dahi bayi itu, wajahnya terlihat begitu bahagia.

Mata Mia menyelidiki setiap detail isi gambar. Tampaknya foto ini diambil di sebuah ruang bersalin, sepertinya di hari kelahiran bayi itu.

Kejutan yang lebih besar pun datang ketika Mia melihat foto yang menampilkan Nathan bersama seorang wanita yang sedang menggendong bayi yang sama. Wanita itu tersenyum dalam dekapan mesra Nathan.

Jantung Mia berdegup kencang, kebingungan menusuk-nusuk pikirannya.

"Mas Nathan ... selingkuh?" Suara paraunya tercekat di tenggorokan.

Tega sekali Nathan melakukan hal semacam ini padanya? Di hadapannya, suaminya tampak begitu perhatian, meratukannya, mencintainya. Tapi di belakangnya, diam-diam Nathan ternyata menduakannya dengan wanita lain.

Bahkan mereka memiliki anak!

“Mia?” Nathan kini sudah ada di belakang sang istri dan menyentuh bahu wanita itu. "Apa yang–”

Mia menepis sentuhan Nathan dan berbalik menghadap pria itu. Tangisnya sudah pecah karena ia tak sanggup menahannya lagi. Kotak kado yang ada di tangannya terjatuh, hingga foto-foto di dalamnya berhamburan keluar.

“Sebenarnya, sudah sejak kapan, Mas?” Suara Mia pecah saat volumenya sudah meninggi.

Nathan membeku. Sepasang matanya terbelalak saat memandangi foto-foto yang berserakan di ujung kakinya.

“Ini tidak seperti yang kamu lihat, Mia." Suara pria itu terdengar pelan, hampir berbisik, berbeda dengan Mia.

Mia mendekat, matanya penuh amarah dan luka yang mendalam.

“Benar ini anakmu, Mas?” Suara Mia bergetar, emosinya meluap-luap. “Dan kamu menamainya Alyra?”

Ada rasa jijik dalam suaranya, terdengar jelas, seakan nama tengahnya yang dipakai untuk anak itu adalah penghinaan besar.

“Mia—” Nathan mencoba mendekati Mia, tangannya terulur ingin menyentuh sang istri, tapi Mia kembali menepisnya.

“Jawab, Mas! Benarkah dia anakmu?” tuntut Mia.

Nathan menatap Mia, diam tanpa mengucapkan apa pun selama beberapa saat.

“Maaf,” ucap Nathan kemudian sembari memandang Mia dengan sorot mata penyesalan, meskipun tanpa menjawab pertanyaan Mia sebenarnya. Tanpa Mia tahu sebenarnya suaminya itu mengucap maaf untuk apa.

Mia terhuyung mundur, seolah dunia di sekitarnya runtuh. Dia tak bisa memercayai pria itu lagi.

Nathan maju beberapa langkah, dengan ragu tangannya mencoba meraih tangan Mia, namun Mia menarik tangannya dengan cepat, tidak sudi disentuh.

“Mia, aku mencintaimu.” Nathan berucap dengan suara pelan. “Keberadaan Alyra tidak mengubah kenyataan bahwa kamu dan Rival adalah prioritas utama dalam hidupku.” Ia mencoba memberikan penjelasan. “Katakan padaku, apa yang harus aku lakukan untuk membuatmu memaafkanku, Mia?”

Mia menatap Nathan, menolak percaya kata-kata pria itu.

“Kamu membuatku muak, Mas!” Akhirnya wanita itu berucap.

Mia memakai kembali pakaiannya, menyambar tasnya, lalu segera meninggalkan kamar menuju ke lift. Ia tidak melihat Nathan mengejarnya dan Mia tidak tahu apakah ia harus bersyukur atau tidak karena hatinya merasa lebih sakit saat tidak menemukan Nathan di belakangnya.

Tangan Mia sibuk menghapus air matanya yang tak kunjung berhenti, membuat wanita itu tidak menyadari bahwa lift yang ia naiki justru naik ke atas, bukannya turun ke lobi bawah.

Tepat ketika lift berhenti di lantai 25, seorang pria -yang tampaknya juga merupakan tamu hotel ini- sudah menunggu di luar pintu lift yang terbuka perlahan.

“Mia?”

Mata Mia melebar mendengar suara familier yang tidak pernah dia dengar lagi selama tujuh tahun belakangan. Mia mengenali sosok pria tampan di hadapannya ini.

"Max?” Suara Mia serak. Hatinya bergetar ketika bertemu tatap dengan sepasang “hunter eyes” berwarna abu-abu yang dalam.

Ia tidak pernah menyangka akan bertemu kembali dengan mantan kekasihnya di sini, tepat setelah Mia tahu bahwa suaminya sudah selingkuh di belakangnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status