Share

182. Part 3

Akibatnya, dia akan dikeluarkan dari pergaulan hidup Suku Asantar. Lebih dari itu, sebelum diusir, dia dan Sadeng Sabantar akan dihukum cambuk seratus kali. Begitulah aturan yang berlaku di Suku Asantar.

Memikirkan akibat itu, Silasati jadi ragu. Dia tak dapat membayangkan betapa sedih, marah, dan malunya kedua orangtuanya apabila dirinya sampai menerima hukuman adat seperti itu. Silasati pun tak dapat membayangkan rasa hati Bancakdulina dan Bancakluka, calon mertua dan suaminya itu. Mereka tentu amat kecewa, bahkan teramat kecewa!

"Sati! Aku tak bisa berdiri terlalu lama di sini! Aku mau jatuh...," desak Sadeng Sabantar yang berusia dua puluh tiga tahun.

Pemuda ini putra kedua seorang warga Suku Asantar yang cukup terpandang pula. "Aku takut...," desis Silasati, mengutarakan isi hatinya.

"Kau tidak mencintaiku? Hatimu telah terpaut pada Bancakluka yang calon kepala suku itu? Baiklah kalau begitu. Aku memang tak pantas menemuimu lagi! Selamat tinggal, Sat

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status