‘’Sebaiknya kita kembali ke Kalimantan saja, Mas,’’ lirihnya sedih. Valerie langsung menatap Leo. Leo pun demikian. Di mana dalam kedua manik keduanya tersirat sebuah penolakan.‘’Mama jahat sama aku, Mas. Mama udah gak sayang aku,’’ timpalnya lagi.‘’Vania sayang, maksud mama bukan seperti itu, Nak. Jangan tinggalkan mama. Mama tidak ingin anak-anak mama berpencar.’’‘’Lalu kenapa mama meminta Leo untuk diberikan pada Valerie?!’’Vira menitikkan air mata. ‘’Mama tidak sanggup mendengar omongan orang terhadap adikmu, Nak. Mama ingin Valerie juga punya pendamping.’’‘’Hamil di luar nikah, sudah sangat menyakiti mama. Tapi statusnya juga tak berhenti sampai disitu. Lahir tanpa ayah, itulah yang paling mama takuti.’’ Tangis Vira pecah membayangkan cucunya yang tak berdosa akan ikut menanggung malu atas kesalahan Valerie.Valerie juga sudah tidak tahan berada di posisi ini. Tapi kembali lagi, Valerie sangat tak berdaya.‘’Hanya itu yang mama khawatirkan? Kalau begitu, jangan khawatir, Ma
‘’Menantu mami tidak apa-apa?’’ Mengetahui Vania masuk rumah sakit, seusai pernikahan, Naya, Alin dan Arka langsung menuju rumah sakit.‘’Tidak apa-apa, Mi. Kata dokter hanya kelelahan,’’ jabar Vania diikuti senyum pucat.‘’Beneran? Cucu mami bagaimana?’’Arka juga terlihat cemas. Vania melirik Leo sebentar sebelum kembali mengatakan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan.‘’Kamu jangan masuk kantor dulu. Biar Rendi yang menghandel semuanya, hingga Vania pulih,’’ kata Arka pada Leo di sampingnya.Tentu. Vania dalam masa trauma. Untuk sekarang, Leo akan lebih memperhatikan Vania.‘’Biar Alin aja yang jaga. Kan sekarang Alin akan tinggal di Jakarta.’’Vania tersenyum menggenggam tangan sang kakak ipar.Tak Vania sangka, ternyata ia juga sama mandulnya seperti Alin. Bila ada kesedihan yang paling parah setelah meninggalnya sang ayah, mungkin inilah momennya. ‘’Hati-hati, Sayang.’’ Leo memapah Vania menaiki tangga. Setelah dua hari berada di rumah sakit, akhirnya Vania diperbolehkan pu
Tenggorokan Valerie tercekat.Jadi perhatian Leo selama ini bukan hanya karena nafsu semata? Bukan pula didasari rasa tanggung jawab hanya karena ia hamil?‘’Tolong mengerti bahwa mas juga berada di posisi yang sulit, Valerie.’’Leo menyembunyikan kepala di ceruk leher Valerie. Sungguh, bukan tanpa pergulatan Leo mengakui ini. Vania dan Valerie, sama-sama ia cintai.‘’Sejak kapan?’’ Valerie ingin tau.‘’Tidak tau.’’Valerie tersentuh akan betapa jujurnya Leo. Namun…‘’Aku tetap tidak ingin terus-terusan menjadi simpananmu, Mas. Aku juga punya hati,’’ seru Valerie lemah.Ia pun merasakan kebimbangan yang sama seperti Leo.Setelah sekian lama ia mendamba untuk diakui Vania sebagai adik, bisa-bisanya Valerie juga ingin diakui menjadi istri. Memang tidak dibenarkan memberi tikus selembar roti. Karena jika sudah begitu, tikus malah akan meminta segelas susu. Tidak.Valerie tidak ingin menjadi orang seperti itu.‘’Mas mohon. Bertahanlah. Mas butuh anak kita untuk Vania. Dan mas butuh kam
‘’Masuk!’’Valerie menurut. Tangannya siap memegang handle mobil bagian belakang.‘’Memangnya mas supir? Duduk di depan.’’ Eh? Valerie melihat ke sekitar. Tidak enak karena biasanya Valerie duduk di depan hanya saat dalam perjalanan pulang.Tapi, melihat Leo yang berkata dingin, Valerie akhirnya menyerah.‘’Mas, kok malah ke rumah kita?’’ tanya Valerie, tersadar setelah memperhatikan jalan. ‘’Bukannya mas mau menemui…’’‘’Klien mas itu kamu,’’ ucapnya.Valerie mendesah, karena ternyata, Leo lagi-lagi menginginkan waktu bersamanya. Padahal Vania juga sedang membutuhkan sosok suami di masa-masa duka seperti ini. ‘’Mas, lebih baik turunkan saja Valerie di mall atau di manapun, asal jangan di rumah kita.’’Dunia berputar begitu cepat. Dulu, Valerie lah yang ditelantarkan oleh Leo. Sekarang? Jangan di tanya bagaimana perasaan Valerie. Merasa menjadi orang yang begitu kejam, itulah yang tengah Valerie rasakan.‘’Mas!’’Tak menggubris, Leo mengemudikan mobil ke pekarangan rumah mereka. ‘’
‘’Jangan pernah berpikir bahwa kamu merebut kebahagiaan Vania.’’‘’Tapi memang begitu kenyataannya.’’ ‘’Anak kita akan membuat Vania bahagia. Dia separuh mas dan juga separuh dirimu. Kamu terlibat di dalamnya, Sayang.’’Valerie tidak tau harus berkata apa lagi. Kesedihan tidak bisa ditutupi meski Leo berusaha menguatkannya. Karena dalam kenyataan, dirinya memang telah menjadi duri dalam daging. ‘’Kita tidak memilih hubungan rumit ini. Tapi keadaanlah yang membuat kita harus menjalaninya.’’Leo menggenggam erat tangan Valerie. Tujuannya keluar rumah memang untuk menenangkan sang istri.‘’Mas mencintai Vania, mencintaimu, juga anak kita. Kuatlah demi darah daging yang belum lahir ke dunia.’’‘’Aku takut, Mas. Aku takut… bila… nantinya semua tidak berjalan seperti yang kamu rencanakan.’’ Tangis Valerie kembali pecah.‘’Jika kamu memang mencintai mas seperti yang kamu katakan, maka turutilah perkataan mas,’’ ucap Leo bersungguh-sungguh.Valerie terdiam memandangi Leo.‘’Kamu mengerti?
‘’Mas, teman-teman Mbak Van pasti berbicara macam-macam. Bagaimana kita menghadapinya di rumah?’’Tak henti-henti Valerie mengganggu konsentrasi Leo yang sedang menyetir.‘’Lihat, sekarang Mbak Van menelepon,’’ ujar Valerie melihat ponselnya yang berdering.‘’Jangan diangkat. Biarkan saja.’’Berbeda dengan Valerie, Leo terlihat santai dan sangat biasa.‘’Pelayan itu, pasti akan memberitahu Mbak Van kalau kita berfoto dengan pose layaknya suami istri.’’Valerie benar-benar menyesal telah meminta Leo mencium perutnya tadi.Ponsel yang tak henti-hentinya berdering kian meluluh lantakkan ketenangan Valerie. Vania pasti akan mencecarnya dengan berbagai pertanyaan. Padahal Valerie juga memiliki hak yang sama untuk tinggal di rumah keluarga Mahendra. Namun, Valerie jadi sangat takut untuk pulang ke rumah. Terlebih saat melihat Vania sudah berada di halaman, ketika mobil Leo melewati gerbang. ‘’Mas!’’‘’Jangan panik.’’Mudah berucap, tapi sulit Valerie jalankan. Mungkin ia sudah sering b
‘’Mas tidak memanfaatkan, itu hanya kebetulan.’’‘’Tidak selamanya bau busuk tidak tercium, Mas. Bisa saja ada yang melihat,’’ ucap Valerie.Kekhawatirannya ini benar-benar berdasar. Di meja makan mungkin semua orang akan teralihkan. Tapi di sisi lain, ada Pak Sena dan Inah.‘’Iya, mas tau.’’‘’Termasuk sekarang. Sebaiknya mas jangan terlalu sering datang ke kamar Valerie.’’‘’Kenapa?’’‘’Valerie takut kepergok dan kita ketahuan.’’Valerie membalikkan tubuhnya menghadap Leo. Laki-laki itu, menyingkirkan helaian rambut ke belakang telinga Valerie.Wajah bersih, putih tanpa noda itu miliknya.Leo tidak tau mengapa saat ini dirinya lebih senang berada bersama Valerie dan merasa resah bila berjauhan.Padahal, Valerie adalah orang baru di kehidupannya.‘’Tidak akan.’’‘’Pintu kamar memang dikunci, tapi, saat mas menyelinap masuk kemari? Walau belum terjadi, bisa saja mama atau Vania yang memergoki,’’ wajah Valerie kian khawatir. Mungkin, sekarang mereka berada di dalam zona aman untuk ber
Leo kembali ke kamar saat waktu tepat menunjukkan pukul lima tiga puluh. Vania masih pulas di bawah selimut. Sesekali Leo tersenyum ketika Vania menggeliat. Ketika membelai kepala Vania, Leo sudah bersandar di kepala ranjang.Wanita yang dijuluki sebagai nyonya kedua di rumah Mahendra itu, begitu cantik, meski dalam kondisi tidur maupun terbangun.Maafkan aku, Sayang. Telah mengkhianati kepercayaan dan juga pernikahan kita.Leo tidak bisa membayangkan, akan sehancur apa Vania bila tau bahwa ia telah beristri lagi. Dan, anak yang akan diadopsi, merupakan anak hasil hubungan gelapnya dengan Valerie.Leo mengecup kening Vania, meredakan hati yang tengah dilumuri oleh derita.Vania. Mas tidak bisa kehilanganmu.‘’Mas?’’ Bangun dalam kebingungan, karena sudah tak terhitung berapa pagi yang dilewati Vania tanpa kebiasaan Leo seperti ini, dan itu membuatnya sangat senang.‘’Hm?’’ Vania tersenyum namun hati Leo berdesir pilu. ‘’Mas, peluk,’’ rengek Vania.Leo membuka kedua tangannya lebar,