RASA CINTA UNTUK OMKU

RASA CINTA UNTUK OMKU

By:  Yuna lisa  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 rating
50Chapters
1.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Bagaimana rasanya bersama orang yang lebih Tua beberapa tahun dari usiamu? Terlebih dia tampan juga baik dan perhatiannya hanya padamu? apakah kalian tidak merasa ada sesuatu yang bergejolak di dalam jiwa kalian? Itulah cinta, cinta tak memandang umur, wajah, sifat, fisik atau yang lain-lain. Kalau ada yang bilang dari mata turun ke hati itu hanya rasa suka mereka terhadap objek yang indah dan bukan cinta! Seperti itulah seorang gadis bernama Puspita, anak tukang kebun dan ibu penjual nasi kotak pesanan yang menyukai pria bernama Nicky yang notabenenya adalah anak dari bos ayahnya, apakah pria itu juga memendam rasa yang sama? baca untuk tau kisahnya!

View More
RASA CINTA UNTUK OMKU Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Damaya
Benar Puspita, yang tua lebih menggoda...
2023-09-09 20:23:05
1
50 Chapters
PART 1 : MENYAMBUT TUAN MUDA
"Om jaga kesehatan ya di sana, aku bakal nunggu om pulang, makasih udah kasih aku baju, mainan dan yang lainnya.Tapi sekarang om sudah mau pergi lagi, aku harap om gak lupain aku! Jangan lupain aku ya om, please! Kalau pulang kabarin juga! Dadah Om Nicky! Aku tunggu
Read more
PART 2 : SANGAT TAMPAN
Malamnya Puspita berdandan dan memakai parfum lebih banyak, sehingga ia tercium sangat wangi. Ibunya yang hendak masuk kamarnya terkejut dengan aroma wangi yang begitu banyak hingga ia menutup hidung."Puspita! Pita!" teriak ibunya, yang membuat gadis yang baru masuk SMA itu keluar dari kamar, dan aroma itu semakin menjadi-jadi, sontak saja wanita paruh itu tau siapa biang kerok dari masalah ini. "Kamu kenapa pakai parfum banyak banget, mau kemana lagi itu?" "Mau ke acara Om mah, emang wangi banget ya?" tanya Puspita yang sekarang mencium aroma tubuhnya."Iya, wanginya bikin mama enek, mending kamu ganti baju sana, kalau gak mau satu pesta pusing karena aroma kamu itu, ih wanginya udah kayak kuburan baru," ucap ibunya sambil menggidik ngeri, membuat Puspita memanyunkan bibirnya."Jahat sekali," ucapnya yang kembali masuk kamar untuk berganti pakaian, hingga ibunya sadar kalau dengan kata putrinya yang akan pergi ke pesta. "Puspita!" ucap ibunya yang sekarang menggedor-gedor pintu k
Read more
PART 3 : TAK PAHAM
Nicky memandang beberapa wanita yang tengah ribut di hadapannya, mereka dengan wajah tak niat, bahkan ada yang dari mereka menjambak rambut satu sama lain. Ia tak mengerti mengapa mereka meributkan dirinya, hingga semua nampak memperhatikan mereka, Nicky tak berniat melerai mereka, bahkan ayahnya saja entah kenapa. Biarkan saja mereka lakukan apa yang mereka mau, ia sama sekali tak perduli. Dia meminum wine lagi dalam sekali tegukan dan air berwarna merah itu habis diminumnya, ia memperhatikan gelas dengan bentuk seperti terompet ini, sebenarnya barang unik seperti gelas ini bagusnya menjadi pajangan dari pada menjadi sungguhan.Dari celah gelas di depannya, ia melihat di antara mereka semua, ada gadis dengan rambut yang mengepang panjang ke bawah menatap hal didepannya dengan wajah sedih. Dia memegang sebuah kota didepannya dengan erat, wajahnya yang chubby mengingatkan dia dengan seseorang. Melihat tubuh gadis itu berbalik ia hanya tau satu nama. "Puspita!" Ia berjalan melewati
Read more
PART 4 : SEPERTI MONSTER
"Kamu mau berpacaran dengan dia?" tanyanya ibunya yang serius, membuat Nicky tak paham. "Pacar? Mah Puspita masih anak-anak," ucap Nicky yang tak percaya dengan ucapannya ibunya, yang benar saja? Walau mungkin anak itu sudah masuk SMA namun umurnya berbeda cukup jauh darinya. Ibunya hanya tersenyum tipis. "Dia akan segera dewasa sebentar lagi, kamu harus cepat punya pacar, Nicky!" "Kenapa?" tanya Nicky heran, dia masih harus belajar lebih banyak lagi untuk S2nya, jadinya baginya pacaran hanya menghambat ilmu yang akan dia dapat nantinya. "Mama mau liat kamu bahagia dengan pilihanmu!" ucap ibunya yang masih memandang pergerakan Puspita, dia nampak Ramah dengan pelayan. Kadang jika ada perlu anak itu akan kemari untuk mencari ayahnya. Tak lama Nicky memeluk ibunya dari belakang, sudah sangat lama dia juga merindukan wanita tak bersayap ini. "Kalau ada mama, aku adalah orang yang paling bahagia di dunia ini." Wanita paruh baya itu terbatuk kecil, lalu dia memegang tangan putranya
Read more
PART 5 : MAAF YAH
"Aahkk sakit, hiks," tangis Puspita yang mendapatkan luka dari sabetan itu, memang salah karena telah mengatakan opininya. Ibunya benar, dia tidak boleh terlalu dekat dengan keluarga Luffblend ini. "Dua puluh!" ucap sang penjaga yang tengah menghitung jumlah sabetan yang di dapatkan Puspita, sekarang lega karena sudah berakhir. Namun rasa sakit yang luar biasa, membuat dia terjatuh ke lantai penuh debu itu. Dia hanya gadis kemarin sore yang tak tau apapun. "Puspita! Puspita! Pita!" teriak Nicky yang sekarang meraih tubuhnya, mendaratkan punggungnya Dengan hati-hati di pahanya. Gadis belia itu menatap Nicky dengan mata sayu, tubuhnya penuh dengan keringat dan ada bekas darah dari dari sudut bibirnya. "Om.""Maafkan aku, aku tau harus aku tidak membiarkanmu membicarakan ayahku, maafkan aku! Ayo kita ke rumah sakit sekarang!" Nicky mengangkat tubuh Puspita, menuju mobil dan pergi ke rumah sakit terdekat. Dokter bilang lukanya tak terlalu serius, tapi ia merasa sangat khawatir. Baru
Read more
PART 6 : PIPINYA MEMERAH
Seminggu setelah kejadian itu, Nicky tak lagi melihat Puspita, jika ia pergi menemuinya, ia takut ayahnya agak berpikir macam-macam dan terlebih. Tapi sampai sekarang ia tak mendengar apapun dari bibir ayahnya tentang gadis itu, seakan kejadian yang membuat Puspita tak sadarkan diri itu tak pernah di buatnya.Nicky yang tengah mencari tau tentang segala penyakit dan pengobatan, membuat dia terlalu larut hingga tak mendengar ada suara ketukan. Ia pikir hal-hal seperti ini akan berguna untuknya nanti. Pintu terbuka memperlihatkan Angga yang membuat Nicky kaget juga heran. "Paman Angga, ada apa?" "Hufh, saya kira terjadi sesuatu pada anda, Tuan muda." "Memang kenapa?" "Anda tidak menjawab panggilan saya." "Ah memang tidak terdengar, maaf paman aku sedang melihat artikel tentang penyakit, ada apa memangnya?" tanya Nicky yang kini menutup laptopnya. "Papa anda memanggil anda, untuk bertemu.""Papa?" "Iya, Tuan muda.""Memangnya ada apa? Ini masih pagi," ucap Nicky yang menatap jam
Read more
PART 7 : 8 TAHUN LALU
8 tahun lalu!!!Tangan itu menggenggam tangan ayahnya erat, memasuki kerumunan orang yang sedang bercanda tawa sambil menikmati musik yang begitu mengganggu telinganya. Banyak orang yang tak dia kenal, membuat perasaannya panik, maka dari itu gadis kecil yang bernama Puspita itu menunduk sambil mempererat pegangannya. "Puspita, kamu takut?" Suara ayahnya memecahkan rasa paniknya, dia menatap wajah pria yang sudah mulai keriput itu. "Sedikit yah." "Ayah sudah bilang untuk tunggu di rumah saja! Kenapa kamu keras kepala sekali?" tanya ayahnya yang tak habis pikir, jika anak ini bukan putri semata wayangnya maka ia tak akan mudah menurutinya. Puspita hanya menunduk lagi, lalu sang ayah hanya bisa menghela nafas kasar. Putrinya yang manis itu malah bertambah menggemaskan ketika sedang sedih, jadi tak heran kalau banyak yang menggodanya dan membuat dia menangis seperti itu. Hanya saja karena tindakan dari orang yang tidak tau apa yang akan terjadi selanjutnya, membuat Puspita menjadi
Read more
PART 8 : DASAR ORANG MISKIN
"Pagi bibi, Puspitanya ada?" Wanita itu menutup mulutnya karena tak percaya. "Tu-tuan muda?"Nicky yang membawa sekotak kue sisa pesta kemarin ia berikan pada wanita yang ada didepannya, sebenarnya kue-kue itu tidak di sentuh sama sekali dan tersisa lumayan banyak jadi dia membungkusnya lalu membawa ke sini. "Ini kue kemarin, Puspita kemarin sangat suka jadi aku membawakannya beberapa, apa dia ada bi?" "Ya ampun tuan muda, kenapa anda repot-repot?" tanya wanita paruh baya itu, ia tak tau kalau akan ada anak majikan suaminya itu, dan terlebih mencari anaknya kapak mereka dekat?"Tidak kok bi," balas Nicky, terlihat di depan rumah mereka terdapat motor ninja yang cukup besar juga terlihat begitu mahal. Sedangkan pemilik motor itu sedang melihat sekitar mencari sosok anak yang dia cari. "Maaf Tuan muda, kapan anda dekat dengan anak saya?" tanya ibu Puspita. "Kemarin, mama suka padanya jadi aku juga suka pada anak itu." Wanita paruh baya itu hanya mengangguk paham, memang ia pernah
Read more
PART 9 : ADIK AKU
Beberapa toko baju mereka kunjungi, Puspita tampak teliti memilih baju, kadang dia juga pergi ke pasar bersama ibunya. Wanita yang lebih jeli dari pada detektif itu bisa tau apa kekurangan barang lalu membantingnya harga habis-habisan.Kadang dia saja heran, bagaimana wanita yang melahirkannya begitu sadis memberikan harga. Dan herannya penjualnya mau saja memberikan barang itu pada ibunya setelah mereka hampir tak jadi membeli. Nicky memperhatikan semua pakaian lucu yang ada didepannya. "Kamu mau yang mana?" "Harganya gak masuk akal om, masa baju segini harganya sejuta? Mbak! Ini paling di pasar 50 RB," ucap Puspita yang membuat yang membuat lelaki itu menepuk jidatnya. Sedangkan wanita penjaga toko itu hanya tersenyum paksa, ia kira akan di borong terutama anak remaja yang begitu meyakinkan dengan pakaian serba bermereknya. "Maaf dek, tapi ini bukan pasar." "Maafkan adik saya, mbak! Saya yang memilih nanti, maaf sekali lagi!" ucap Nicky yang marasa tak enak hati, gadis yang tadi
Read more
PART 10 : PERASAAN CINTA
Sorenya Puspita diantar pulang setelah seharian bermain, dengan beberapa kelinci milik ibu Nicky sedangkan anak remaja itu membaca buku sebentar guna tak kehilangan ilmu yang akan di ulang kembali saat ia masuk sekolah nanti. Puspita tersenyum saat ada di depan pintu, menatap lelaki remaja yang sudah mengklaim dirinya sebagai adiknya, lagipula Nicky juga orang yang baik. Tapi ia lebih senang menyebutnya dengan sebutan Om."Makasih ya om, atas bajunya, sama main-main aku seneng banget," ucapnya begitu bahagia. Nicky melangkah mendekati Puspita, yang masih tersenyum sangat lebar, tak lama tangan besarnya menyentuh kepala gadis kecil itu, sehingga pemiliknya terlihat bingung. "Kenapa om?" "Mungkin 3 hari lagi, aku akan berangkat." Pandangan Puspita semakin bingung, ia tak paham dengan ucapan Nicky, lagipula dia tak tau kalau remaja itu setelah SD pergi menimbang ilmu di luar negeri sana. "Mau kemana Om?" "Sekolah, aku akan sekolah." "Kalau begitu berangkat saja, kenapa wajah om ka
Read more
DMCA.com Protection Status