Share

16. Curhatan Hera

“Sumpah ya, Kak. Lo nggak lagi kesurupan, kan tiba-tiba lo datang ke sini? Ini udah malam dan lo udah berhasil bikin gue nggak jadi party sama anak-anak.”

“Makanya kalau lo mau ke sini tuh, diam-diam aja nggak, sih? Gue lagi galau, Waf. Bisa nggak, kelakuan lo nggak dajjal-dajjal amat sama kakak sendiri?”

Wafa mendecak sembari memutar matanya, menatap Hera yang kini tengah menyandarkan kepala di bantal besar di pangkuannya. “Ck! Lo galau kenapa, sih? Mending kita party aja gimana? Guest star di Despresso Bar Sheila on 7, nih!”

“Gue lagi males clubbing. Dan kayaknya gue udah nggak boleh clubbing, deh.”

“Kenapa? Tumben?” Wafa mengerutkan keningnya. Matanya menatap Hera dengan raut penasaran.

“Gue hamil.”

“Oh—” Wafa kembali menoleh ke depan. “WHAT?! HAMIL?!”

Hera bahkan sampai mendelik tajam mendengar teriakan Wafa. “Apaan sih, Waf! Lo bisa santai, nggak?”

Wafa sudah melotot dengan mulutnya yang menganga. Kehilangan kata-kata saat melihat reaksi Hera yang biasa-biasa saja. “Sumpah ya, K
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status