Share

22. Mengenang Masa Lalu

“Hai.” Mendengar sapaan itu, Hera kemudian mendongak lalu ia tersenyum kecil. “Pagi, Tante.”

“Pagi, Ikarus. Kamu selalu datang ke sini, apa kamu nggak sibuk?” tanya Miranda sambil sesekali menoleh ke arah Hera yang memilih untuk diam.

Seminggu telah berlalu dan tidak ada satu hari pun yang dilewatkan Ikarus untuk tidak datang ke rumah sakit. Pria itu bahkan seringkali menghabiskan malamnya dengan terjaga, hanya untuk memastikan Hera baik-baik saja.

“Nggak, Tante. Saya cuma mau memastikan bagaimana kondisi Hera.”

“Kata Dokter Rasya dia mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dia nggak lagi bingung dan ketakutan seperti saat awal-awal dia siuman.” Miranda kemudian bangkit, “Mama keluar sebentar untuk telepon, boleh? Biar ditemani sama Ikarus dulu ya, Sayang.”

“Iya, Ma.” Meskipun tidak ingat apa-apa, namun Hera tahu jika perempuan paruh baya bernama Miranda Jessica itu adalah ibunya.

“Ikarus, titip Hera sebentar, ya? Tante mau telepon kantor dulu.”

“Iya, Tante.”

Sepeninggal Miranda
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status