Share

30. Video Call

“Hai…” Sapaan sekaligus sentuhan di pundaknya itu membuat Hera kemudian menoleh cepat. Ikarus kemudian berjongkok di hadapan Hera dengan satu lututnya yang bertumpu di rerumputan. Wajah pria itu sedikit mendongak. “Lagi ngelamunin apa, sih?”

Hera menggeleng. “Tadinya aku nggak kepikiran kalau kamu bakalan ke sini. Soalnya WhatsApp-ku sama sekali nggak kamu balas.”

“Maaf, ya?” Ikarus meraih tangan Hera ke dalam genggamannya. “Tapi kamu baik-baik saja, kan?”

Hera mengangguk. “Aku baik-baik saja, kok. Aku cuma sedikit bosan.”

“Tahan dulu, ya? Tadi Dokter Kiev bilang Minggu ini kamu udah dijadwalkan untuk operasi.”

“Iya…” Hera menggigit bibirnya. “Tapi aku takut, Rus.”

“Takut kenapa? Dokter Kiev adalah dokter terbaik di rumah sakit ini,” ujar Ikarus. “Gimana kalau kamu udah sembuh nanti kita jalan-jalan ke Kota Tua.”

“Kota Tua tuh, mana?”

“Ya di Jakarta.” Ikarus terkekeh. “Kalau aku ngajak kamu jalan jauh, bisa-bisa aku dilaporkan ke polisi disangkanya aku nyulik kamu.” Pandangan Ikarus k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status