“Bingo!” ujar Roy di seberang sana.“Lo nemu sesuatu, Roy?”“Gue kirimkan ke lo, Rus. Lo cek sendiri aja. Hubungan yang rumit kayaknya.”Ikarus kemudian membuka file yang baru saja dikirimkan Roy kepadanya, lalu tercenung. “Damn!”“Ada satu lagi… lo sempat minta gue buat menyelidiki kasus lanjutan kecelakaan yang menimpa Hera, kan? Gue udah dapat informasi yang cukup akurat untuk menjebloskan orang ini ke penjara. Gue kirim, tapi lo jangan kaget, Rus.”Tak lama setelahnya satu file baru muncul di layar Ikarus. Dengan cepat pria itu membuka file tersebut bersamaan dengan umpatan lirih yang terdengar.“Bangsat!”“Gimana? Mau kita eksekusi dulu?”“Wait, Roy. Jangan gegabah. Masih ada hal yang perlu kita gali lebih dalam lagi. Terkait motif di balik semua ini, dan apakah dua orang ini saling berkaitan satu sama lain. Itu yang harus kita cari tahu.” “Oke, Rus. Untuk sementara semua bukti gue keep dulu. Kapan saja lo kasih komando, gue bakalan langsung eksekusi.”“Oke, Roy. Thank you. Gue
“Tha?”“Mm?”“Nanti lo dijemput sama Mas Bhumi, kan?” tanya Ikarus saat ituAlthaia mengangguk. “Iya. Kenapa?”“Kasih tahu gue kalau Mas Bhumi udah sampai. Ada yang pengen gue omongin sama dia soalnya.”Althaia mengerutkan keningnya. “Soal?”“Urusan cowok. Lo nggak usah kepo.”“Sialan!” sembur Althaia.Ikarus terkekeh. “Gue nemuin Hera dulu.”Usai berbincang dengan Althaia, Ikarus kemudian mengajak Kiev menuju ke ruang rawat Hera. Setidaknya dengan bersama Kiev, ia akan tahu bagaimana kondisi Hera nantinya.“Lo yakin, Rus?” tanya Kiev saat keduanya berjalan menuju ruang rawat Hera.“Yakin, Bang. Tenang aja. Biar gue yang menghadapi Tante Miranda.”Kiev menghela napas lalu akhirnya ia menyerah. Membiarkan Ikarus melangkah dengan penuh percaya diri menuju ruang rawat Hera.“Besok jam berapa operasinya, Bang?” tanya Ikarus penasaran.“Kalau sesuai jadwalnya, besok gue bakalan eksekusi jam sebelas siang, Rus. Tapi gue sendiri nggak yakin.”“Nggak yakin karena?”“Dengan kondisi Hera yang k
“What?! Lo gila?!”Suara makian Ares di seberang sana menyambut keputusan gila Ikarus yang baru saja mengatakan kepada pria itu bahwa ia akan menikahi Hera.“Dia amnesia, Bangsat! Kalau nanti dia keburu sadar, gimana? Apa nggak gantian jantungnya yang bermasalah?”Mendengar makian itu Ikarus meraup wajahnya dengan gusar. Ia sesekali menoleh ke belakang, menatap Hera yang masih terlelap dalam tidurnya. Mengingat bahwa sekarang masih pukul empat pagi.Semalam, mereka tidur dalam satu brankar sempit dengan posisi Ikarus memeluk Hera. Setelah ini ia akan meminta Kairav atau Bella untuk mengganti brankar yang lebih besar. Meskipun tidak terlalu nyaman, melihat Hera terlihat lelap dalam tidurnya membuat Ikarus merasa lega.“Gue serius, Res.” Ikarus menghela napas. “Lo bakalan ngedukung keputusan gue kalau lo tahu yang sebenarnya.”“Gue punya waktu untuk dengerin cerita lo.” Ares menghela napas panjang. “Lo bisa jelaskan alasan kenapa lo tiba-tiba memutuskan semua ini, kan?”“Gue pengen meli
“Bang!”Suara itu membuat Ikarus yang tengah memperhatikan Hera dari kejauhan lantas menoleh dan mendapati Nathan melangkah menghampirinya.“Nath? Lo nggak sekolah?”Bocah itu bahkan tidak mengenakan seragam sekolahnya. Ia hanya mengenakan Hoodie hitam yang berukuran besar. “Bolos sekali nggak akan bikin gue dikeluarkan dari sekolah, kok. Bang Ikarus mau ngomong apa?”Ikarus menghela napas pendek. Tatapannya kemudian lurus kedepan, menatap Hera yang tengah berbincang dengan Dokter Kiev.“Kita bicara di sana.”Keduanya mengayunkan langkahnya menuju salah satu bangku yang ada di koridor rumah sakit. Dari tempat itu, mereka masih bisa memperhatikan Hera dari kejauhan. “Nath, soal hubungan Tante Miranda dengan Bima. Lo… tahu?”Pertanyaan itu dibiarkan begitu saja selama beberapa detik. Bibir Nathan terkatup rapat, ia dengan tubuhnya yang kaku. Wajahnya menunduk dalam-dalam.“Lo pasti tahu,” lanjut Ikarus. “Kita melakukan hal sama. Hacking.”“Bang Ikarus tahu… semuanya?”Ikarus kemudian me
“Mas kamu serius mau nikahin Kak Hera?”Wafa adalah orang pertama yang akan mendukung hubungan Hera dan Ikarus. Namun rencana pernikahan itu cukup mengejutkan Wafa.Ikarus sengaja datang ke MJ Entertainment siang itu untuk menemui Wafa dan memberitahukan berita ini secara langsung.“Iya, Waf. Aku datang ke sini untuk minta izin sama kamu.”“Kalau aku sih setuju-setuju saja, Mas. Masalahnya kan sekarang statusnya Kak Hera adalah tunangannya Bima. Emangnya bisa dibatalkan begitu saja?”“Bisa, kok.” Ikarus menghela napas. “Waf, Mama kamu di mana sekarang?”Wafa mengerjap. “Mama kayaknya barusan balik dari meeting sama klien, Mas. Ada apa? Mas Ikarus mau sekalian minta izin sama Mama?”Ikarus menghela napas panjang. “Ada yang pengen aku omongin ke kamu dulu.”Wafa kemudian mengerutkan keningnya. “Soal apa, Mas?”“Aku sudah menemukan bukti kuat siapa pelaku yang mencelakai Hera.”“Siapa?” tanya Wafa penasaran.Ikarus menjeda ucapannya. “Bima Kusumandaru.”“BIMA?!” Wafa membelalak.Ikarus k
“Belum Diketahui Motifnya, Aktor Inisial BK Diduga Menjadi Dalang Dibalik Kecelakaan Tunangannya, HC”“Artis Papan Atas, Bima Kusumandaru Diduga Menjadi Tersangka Pembunuhan Berencana”“Aktor Inisial BK dan Pemilik Agensi Artis Inisial MJ Terancam Pidana Atas Kasus Pembunuhan”“Aktor Inisial BK Ditangkap Polisi Atas Dugaan Perencanaan Pembunuhan”“Diduga Memiliki Hubungan Dengan Pemilik Sebuah Agensi Artis, Aktor Inisial BK Diringkus Polisi”***Ikarus menghela napas panjang saat pandangannya kini terpaku pada layar iPadnya. Ada banyak artikel yang bermunculan terkait Bima Kusumandaru dan Miranda Jessica sesaat setelah pelaporan yang dilakukan Ikarus beberapa saat yang lalu.“Untuk sementara waktu, kamu sama Nathan bisa tinggal di apartemenku, Waf. Itupun kalau kamu mau, sih. Kalau soal Hera, kamu nggak usah khawatir. Aku sudah meminta orang rumah sakit untuk memperketat penjagaan. Hera aman di sini dan akan terbebas dari kejaran media. Setidaknya di apartemenku, kamu dan Nathan akan
Grup Cuma Wacana[Eros: Gue udah ngajuin cuti buat datang ke kawinannya si Babi. Bagusnya gue pakai apa, ya? Jas? Kemeja batik? Atau… apa?][Zeus: Banyak tingkah amat lo ye, Ros. Kan kawinannya di RS, Anjir. Emang elu ngebayanginnya resepsi di hotel mewah gitu apa gimana?][Eros: Lah, iya jugak! Kenapa gue antusias gini, ya?][Ares: Kalian pada sibuk mikirin pakai baju apa, gue malah mikirin gimana reaksi Nyai nanti kalau udah sadar dari koma, terus kaget sama statusnya dia yang udah jadi bininya Ikarus. Kira-kira langsung minta cerai nggak, ya?][Zeus: Anjir doanya! 🤣🤣🤣][Eros: Tercium aroma ketidakjelasan pekat syekali~][Zeus: Ngakak seriusan gue!][Eros: Heraia Cassandra: Kok gue nikahnya sama lo, sih?][Zeus: Heraia Cassandra: Serius gue nikah sama lo. Gue nggak lagi kesambet kan ini?][Ares: Heraira Cassandra: Kita ke pengadilan agama sekarang juga! Mampus nggak tuh?][Ikarus: Emang pada tai semua emang, ye!][Ares: Dasar nggak modal memang! Ini si Nyai juga mau-maunya aja di
“Ikarus!”Suara itu sontak membuat Ikarus yang tadinya tengah sibuk memperhatikan ponselnya lantas menoleh. Pria itu mengulas senyuman lebar lalu berjalan menghampiri sahabat-sahabatnya yang baru saja datang.Pria itu terlihat begitu tampan dengan balutan jasnya berwarna abu-abu. Ia tersenyum lalu memeluk mereka satu per satu.“Anjir! Nikah beneran lo, Rus?” tanya Eros saat pandangannya tertuju pada taman yang kini sudah terlihat begitu cantik dengan dekorasi sederhananya.“Hotel lo tutup, Res?”“Santai. Ada manager on duty selagi gue cuti. Nggak usah mikirin kerjaan elah.”“Anak-anak nggak pada dibawa, nih?” tanya Ikarus celingukan mencari Astu, Nira, dan Tiff yang tidak dibawa oleh mereka.“Astu sama Nira gue titipin sama Agnia, Rus,” jawab Eve kemudian. “Ini acara penting banget. Gue nggak mungkin melewatkannya, kan?”Ikarus tersenyum. “Kalau Tiff?”“Ada nyokap gue, Rus. Udah dijemput sejak kemarin malah. Katanya biar gue bisa quality time bareng sama Artemis. Nyokap minta cucu lag