Share

47. Mengikatmu di sisiku

"Hachu!" Berlin mengusap ingus yang mengalir deras dari hidungnya. Gadis itu duduk di mobil Devan dengan mulut membiru karena kedinginan.

Devan segera meraih kotak tisu dan mengusap hidung Berlin tanpa sungkan. "Sudah kubilang untuk menungguku, kan? Lihat, sekarang! Jika kau demam seperti ini, siapa yang susah?" omel Devan.

"Maaf," ucap Berlin lirih.

"Siapa juga yang mengharapkan maaf darimu?" sinis Devan.

Tak banyak basa-basi, Devan segera mengendarai mobilnya pulang. Begitu kendaraan yang dikemudikannya masuk ke area halaman rumah, pria itu dikejutkan dengan kendaraan asing yang sudah terparkir di depan rumahnya di Kota Berlin.

"Ada tamu?" gumam Berlin.

"Tunggu di sini! Aku akan ambilkan handuk. Jangan keluar!" titah Devan, keluar terlebih dahulu dari mobil masih dengan keadaan bertelanjang dada.

"Ingat untuk diam di sini sampai aku kembali! Kau juga tidak ingin dilihat tamu dengan keadaan basah seperti ini, kan?" sambung pria itu sembari menutup kembali pintu mobil dan masuk ke dal
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status