Share

48. Surat perpisahan

Berlin nampak sibuk mengemasi barang-barangnya dan menyembunyikan koper besarnya di luar rumah Devan.

Gadis itu terus celingukan di sekitar rumah untuk mengamati situasi dan bersiap untuk melarikan diri setelah berhasil merampok uang Devan untuk ongkos pulang kembali ke negara asal.

"Devan sepertinya masih berada di lantai atas. Apa aku rampok uangnya sekarang saja?" gumam Berlin dengan tubuh gemetar ketakutan.

"Maaf, Devan! Anggap saja ini sebagai hutang. Aku akan membayarmu kembali nanti. Aku harus pulang sekarang! Aku tidak mau berada di sini lebih lama. Kau membuat jantungku tidak sehat," oceh Berlin panjang lebar.

Gadis itu sudah membulatkan tekad untuk meninggalkan Devan, sebelum Berlin semakin jatuh hati pada sugar daddy-nya itu.

Berlin ingin mengubur perasaannya dalam-dalam dan ingin mencoba melupakan Devan dengan cara pergi sejauh mungkin dari pria itu.

Berlin mengambil pena dan kertas, kemudian asyik menulis surat pendek untuk Devan, sebagai tanda perpisahan darinya.

'Aku p
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status