Share

Bab 47

Kulempar ponsel ke atas kasur. Rasanya malas sekali untuk menanggapi pesan itu.

Terdengar bunyi notifikasi lagi dari ponselku, tapi aku tidak peduli.

Aku merebahkan diri di atas kasur, tepat di sebelah Nata yang sedang terlelap. Kupandangi wajah yang masih mulus ini, betapa malang nasibnya. Bayi sekecil ini lahir tanpa ayah yang membersamainya.

Derit pintu kamat terdengar beriringan dengan suara langkah kaki. Aku mengangkat kepala untuk melihat siapa pemilik langkah tersebut.

"Nduk," sapa bulik sambil meletakkan bobot tubuhnya di sampingku, tepat di bibir ranjang tempatku terbaring.

"Jangan lagi membahas soal laki-laki dengan Anita, Bulik." Aku mendahului bulik dengan ultimatum keras.

"Tidak. Bulik hanya menyampaikan pesan dari Nak Hamid untuk kamu."

Aku diam, membiarkan bulik melanjutkan ucapannya.

"Nak Hamid itu sudah lama menikah tapi tidak kunjung punya anak. Berobat kemanapun sudah dilakukannya hingga sang istri mendapatkan serangan stroke berat. Apa yang diharapkan dari wanita
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Teh Euis Tea
hamidkan punya istri, apa bedanya sm aisyah klu nita mau sm hamid
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
hamid pantang mundur trus berjuang sampi luluh nita
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status