Share

Bab 49

"Belajar yang rajin, ya, Nak? Ibu pulang dulu," ujarku setelah mengecup pipi Naila. Anak gadisku sudah beranjak remaja sekarang. Tak terasa, aku sudah membersamainya hingga ia sudah sebesar ini.

"Iya, Ibu. Bulan depan jemput Naila ya? Kan liburan. Nanti Naila bantu jagain adik biar ibu ngga capek-capek."

"Harus dong. Kan sudah jadi kakak sekarang," sahut Pak Hamid sambil tersenyum hangat.

Lagi-lagi aku hanya bisa menghela napas dalam dan panjang. Rasanya lidahku kelu untuk mencegah Pak Hamid berbicara sok dekat dan sok akrab dengan anakku. Tapi apa daya, aku tidak ingin merusak suasana.

"Insyaallah. Makasih ya, Pak, sudah mau antar ibu saya datang kemari."

"Ngga usah makasih, doain aja yang terbaik buat mereka," sela bulik seraya menimang Nata dalam gendongannya.

Astaghfirullah. Rasanya aku ingin berteriak.

"Iya. Doakan semoga jadi yang terbaik." Pak Hamid turut menimpali.

"Aamiinn," seru Naila semangat.

"Kalian apaan sih!" ketusku sebab aku sudah tak sanggup lagi untuk diam. Jika ku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status