Share

Bab 50

Aku terhenyak dengan gambar yang dikirim oleh Pak Hamid. Separah itu kah?

Seharusnya sebagai orang yang berada, istri sakit bisa dibawa berobat kemanapun. Bahkan membayar dokter yang terbaik bisa ia lakukan, tapi mengapa istrinya dibiarkan seperti itu?

Aku tak habis pikir. Sudah tahu kondisi istrinya seperti itu, kenapa malah dia sibuk cari istri baru? Sebegitu kerasnya niatnya mendekatiku hingga rela membuang waktunya demi mengantarku ke pondok?

[Dik Nita jangan berpikiran yang buruk-buruk dulu. Ada cerita dibalik semua ini. Saya sebenarnya kepengen ngobrol banyak dengan Dik Nita. Tapi reaksinya selalu begitu kalau ketemu.]

Pesan yang dikirim Pak Hamid membuatku merasa tak enak hati. Aku terlalu keras mementingkan egoku sendiri tanpa mau peduli dengan apa yang ada dibalik niat dan tujuannya itu.

Namun aku bisa apa. Pak Hamid sendiri juga tidak mengatakan dengan jelas bagaimana kondisi istrinya yang sebenarnya.

Tak kubalas pesannya, panggilan dari Pak Hamid masuk ke dalam ponselku.

Ak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Muthia Azzahra
jangan mau dong jadi yg kedua anita, meski istrinya sakit, lain lagi ceritanya kalau istrinya meninggal,,,kamu udah tau rasanya di duakan
goodnovel comment avatar
Safiiaa
ish jangan dong, keep selow ...
goodnovel comment avatar
Emi Susanti
pasti di kuntilanak dan gondoruwo. bikin tensi naik nih..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status