Shen Xiao

Shen Xiao

Oleh:  Suheri  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
61 Peringkat
32Bab
2.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Shen Xiao, pemuda yang terlihat cacat di luar dan selalu berjalan menggunakan tongkatnya sebagai penyanggah tubuhnya, ternyata ia bukan pemuda yang sesederhana dikira. Pemuda dengan asal dan identitas tak jelas itu cukup membuat kerisauan para Kultivator Aliran Hitam dan suatu fakta, ternyata pemuda itu juga pernah menghancurkan Sekte Besar di Dunia Tengah. Siapa pemuda itu? Dan apakah identitas Shen Xiao bakal terkuak seiring berjalannya waktu? By Suheri

Lihat lebih banyak
Shen Xiao Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Sape Piye
masih lanjutkah novel nih?
2023-10-27 15:13:29
1
user avatar
Liya liyana
penasaran xinxin bisa keluar gak ya
2023-10-10 03:36:06
1
user avatar
Abigail Briel
pacar jishu mirip shen xiao?
2023-10-07 09:29:38
1
user avatar
Viala La
Apa Shen Xiao punya kkak?...
2023-10-06 18:36:21
1
user avatar
Abigail Briel
namaku shen xiao. reader udah tahu fufufu...
2023-10-06 00:03:04
1
user avatar
Viala La
Ji shu ingin mracuni Shen Xiao, untung nggk mempan...
2023-10-04 21:28:04
1
user avatar
Abigail Briel
roman2nya bakal ada hubungan cinta antara majikan dan hewannya...
2023-10-03 02:45:41
1
user avatar
Viala La
selalu ditunggu lnjutannya.....
2023-10-01 21:03:23
1
user avatar
Abigail Briel
lagi asik makan malah disandera, apes......
2023-10-01 09:38:34
1
user avatar
Viala La
ada yg salah Sandra...
2023-09-30 00:01:30
1
user avatar
Oxel Ghaisanara
semakin kwsini bacanya semakin seruuuu
2023-09-28 14:05:18
1
user avatar
Viala La
Orang percaya sama kebohongan Shen Xiao
2023-09-28 09:12:48
2
user avatar
Abigail Briel
Bisa jadi rebutan shen xiao
2023-09-28 02:57:32
1
user avatar
Viala La
tambah seru aja.. semoga kaki Shen Xiao bisa segera smbuh
2023-09-25 22:10:28
1
user avatar
Abigail Briel
shen xiao biang kepo
2023-09-24 23:13:40
1
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
32 Bab
1-Pembantaian Desa
Suara tangis, teriakan histeris, erangan pilu, tawa yang lantang saling bercampur menjadi satu di malam hari yang terasa sangat panjang ini. Suasana sekitar terasa mengerikan, pembantaian besar-besaran di tengah kobaran api sekitar terjadi tanpa ampun. Seperti Iblis yang mengerikan, beberapa sosok berjubah hitam, mereka semua di tengah malam yang gelap menjadi pemerannya begitu santai menikmati pembantaian besar-besaran ini. Bak pertandingan, mereka seakan beradu satu sama lain dengan mempertaruhkan nyawa warga yang tak bersalah. "Siapa yang banyak membunuh dia yang akan menang!" Salah satunya berujar membuat yang lainnya saling menunjukkan binar di mata mereka dan semangat yang membara untuk menghabisi para warga Desa yang diketahui sebuah Desa dengan nama Desa Matahari yang biasa menjadi tempatnya persinggahan para pendekar yang sering kali melewatinya. Tak peduli tua, muda, anak-anak maupun balita, semuanya habis di tangan mereka. Dan sungguh naasnya, para gadis maupun wani
Baca selengkapnya
2-Rencana Licik
"Kau bukan cukup berlebihan Tuan Shen. Tapi kau sangat berlebihan!" ujar seorang gadis bersayap yang datang tanpa diduganya. Shen Xiao menoleh ke arahnya. Gadis dengan sayap biru cantik itu seorang Blue Phoenix, Hewan kontraknya, tampak menunjukkan raut wajah kesal sembari bersedekap dada. "Darimana saja kau? Aku menunggu mu sejak tadi, kau tidak ada muncul." Tanpa peduli perkataan gadis Phoenix itu, Shen Xiao lebih memperdulikan keberadaannya sedari tadi yang tak ada bersamanya malah menghilang dan membuatnya repot sendiri berhadapan para Kultivator Aliran Hitam di sini. "Aku hanya berjalan-jalan di sekitaran hutan di dekat sini," ujar gadis Phoenix itu, Xin Xin, namanya. Gadis itu tampak menunjukkan wajah tak bersalahnya padahal Tuannya—Shen Xiao, sudah memasang wajah mengesalkan. "Apa gunanya kau menjadi Hewan kontrak ku jika kau malah mengabaikan ku?!" tunjuk Shen Xiao memakinya. "Aku tidak mengabaikan mu! Kau sendiri yang tidak menghubungi ku!" elaknya tak ingin disala
Baca selengkapnya
3-Tangkapan Besar
Xin Xin dan Lin Tian terpaksa berburu di hutan bersama. Keduanya sama-sama memasang wajah kesal, apalagi Lin Tian yang saat ini menahan rasa lapar. Bocah laki-laki itu sampai meruntuk kesal dengan keserakahan Shen Xiao atas makanan. Dikiranya sebelumnya, Shen Xiao akan berbaik hati memberikan daging kepada mereka walaupun mereka tak ada membantu apapun atas buruan dan masakannya. Tapi, sepertinya dugaannya salah. Shen Xiao itu orang yang serakah yang baru kali ini Lin Tian kenal dan temui! Sungguh menyesal ia bertemu dengannya. Sekalipun ia ditolong dan disembuhkan penyakitnya, jika begini perlakuan Shen Xiao padanya. Bukankah lebih baik ia mati saja? Memikirkan soal mati, Lin Tian menjadi murung seketika. Saat membayangkan wajah ayah, ibunya dan orang-orang desa yang mati mengenaskan. Hatinya menjadi perih, seperti ribuan jarum menghujaninya. Meski mereka sudah dimakamkan dengan layak. Tetap saja ia masih merasa terpuruk kehilangannya. "Hei Lin Tian! Jangan bengong di sana!
Baca selengkapnya
4-Keinginan Besar
"Selesai ini, kita akan ke kota, benarkan Shen Xiao?" Xin Xin berputar-putar di atas Shen Xiao yang tengah tertidur di rerumputan bersama dengan Bian Xiao, nama bayi Harimau yang Shen Xiao dapat dari Lin Tian. Lin Tian sendiri tertidur pulas di samping Shen Xiao, sedikit berjaga jarak karena secara langsung Shen Xiao memintanya agar tidur tak dekat-dekat dengannya. Padahal suasana sudah menuju siang hari. Tetapi mereka masih saja tidak ada pergerakkan untuk bangun, padahal Xin Xin sudah membuat keributan. Xin Xin memang tak menganggu Lin Tian, ia hanya mengganggu Shen Xiao saja yang lebih penting untuk mengatur arah jalan mereka selanjutnya. "Shen Xiao, kita akan ke kota kan?" Xin Xin mendekatkan bibirnya di telinga Shen Xiao sampai menggelitik telinga Shen Xiao. Tetapi sepertinya, rasa kantuk Shen Xiao lebih besar dibandingkan gangguan yang diberikan Xin Xin. Sampai Xin Xin mendengus kesal. "Kebiasaan sekali, selalu saja sulit bangun. Begini nih jika seminggu sekali ba
Baca selengkapnya
5-Pengejaran
Di dalam kegelapan hutan. Terdapat dua anak kecil berbeda jenis kelamin tengah berlari cepat berusaha menghindar dari kejaran orang-orang yang membantai habis Klan mereka. Mereka berdua berlari tak tahu arah memasuki hutan yang sama sekali tak pernah mereka jamah, hanya demi bisa meloloskan diri dari para pembunuh yang berniat menghabisi seluruh Klan mereka. Apalagi mereka berdua satu-satunya lah yang tersisa dari Klan tersebut.Salah satunya, anak laki-laki yang tubuhnya sedikit tinggi dari anak perempuan di depannya denhan jarak usia 3 tahun lebih tua dari anak perempuan yang menggandeng tangannya berusaha mengajaknya berlari cepat dengan anak perempuan itu yang mengarahkannya. Namun, sepertinya terlihat sendiri, anak laki-laki itu sudah merasa tak sanggup lagi untuk berlari kembali dalam keadaannya yang terluka parah seperti itu. Dia sampai berhenti sambil memegangi perutnya yang terluka akibat terkena serangan pedang dari pembunuh bayaran tersebut.Merasa saudara laki-lakinya terhe
Baca selengkapnya
6-Dipaksa Bertarung
"Xin Xin! Habisi mereka!" seru Shen Xiao menyuruh Xin Xin bergerak maju melawan para pembunuh bayaran yang mengepung mereka.Xin Xin mendengus, memutarkan bola matanya malas. "Kebiasaan." Sudah ia duga, Tuan-nya yang berotak licik ini pasti akan mempermainkannya lagi. Sekarang lihatlah, setelah memanggil para pembunuh yang bersembunyi itu dengan sendirinya, bukannya dia yang melawan, malahan melibatkan Xin Xin lagi-lagi. "Tuan tidak akan turun tangan selama ada bawahannya di sini, kau harus mengingatnya Xin Xin." Shen Xiao menunjukkan senyum simpul yang begitu mengesalkan sampai setiap kali Xin Xin melihatnya merasa muak sendiri. Wajahnya memang lumayan ditambah senyumannya itu, tapi kelakuannya itu selalu menutupinya. "Kak Shen, apa Xin Xin bisa melawan mereka?" Lin Tian bertanya ragu. Bocah lelaki itu sampai menarik lengan baju Shen Xiao merasa takut.Shen Xiao menoleh ke arahnya. "Kau lihat saja, dia itu pintar bermain api. Asal kamu tahu, tidak ada orang yang mampu memegang tang
Baca selengkapnya
7-Dalam Sekejap
"Ka-kakak, bangun ... aku takut."Shen Xiao mengusap matanya kemudian dia memijit pangkal hidungnya. Suara gadis itu muncul kembali, ia mendengarnya, sangat jelas dari indra pendengarannya yang sangat tajam.Apa yang dilakukan Shen Xiao itu membuat dua orang pembunuh bayaran yang memiliki senjata andalan panah menjadi berpikir bahwa pemuda itu tengah dalam kegelisahan, mereka menganggapnya, dia khawatir dan takut dengan gertakkan mereka. "Sudah kuduga, dia pasti hanya Tuan Muda sampah yang lemah," kata salah satu dari mereka. Melihat tingkah Shen Xiao, perasaannya menjadi yakin bahwa pemuda itu hanya pemuda cacat saja yang lemah.Satunya lagi menanggapi, "Kau benar, sepertinya dia berada di hutan ini juga karena keluarganya menginginkan dia mati saja. Mungkin, dia aib keluarga karena kecacatannya."Hanya seorang saja yang beranggapan berbeda. Dia mengabaikan para rekannya memilih memperhatikan pemuda itu begitu serius dengan kedua mata tajamnya. "Aku yakin ada sesuatu yang salah," pi
Baca selengkapnya
8-Menolong
"Kau memungut anak kecil lagi?" Xin Xin memandang Shen Xiao hampir dibuat geleng-geleng kepala.Sudah menghilang ntah kemana sampai malam hari sudah terasa mencengkram di dalam hutan ini. Pemuda itu datang-datang membawa dua orang anak yang kiranya salah satunya seusia dengan Lin Tian, sebelas tahun. Dan satunya lagi sekitar tujuh-delapan tahun.Tapi, ada satu hal yang membuat Xin Xin dibuat menggeleng-geleng kepala ketika melihat Shen Xiao menggendong seorang anak laki-laki sedangkan Shen Xiao tampak membawa dirinya sendiri saja kesulitan dengan tongkatnya itu. "Shen Xiao-- ""Panggil aku Tuan Shen," tukas Shen Xiao mengatur panggilan Xin Xin dengan tegas. Xin Xin menganggukkan kepalanya, walaupun wajahnya terpasang tertekuk. Semulanya menatapnya menjadi mengalihkan wajah kembali ke depan yang terdapat api unggun, dibuat secara langsung oleh Lin Tian yang kini pemuda itu bersama Bian Xiao si bayi Harimau tengah tertidur beralas daun talas.Shen Xiao mengetahui Xin Xin pasti tengah m
Baca selengkapnya
9-Ruang Dimensi
Sang fajar sudah menyingsikan wujudnya. Sahut menyahut kicauan burung menyambut kedatangannya. Sesegar udaranya, sesosok pemuda yang kini disibukkan berburu di hutan dengan menjadikan anak-anak umpannya, begitu sangat semangat sekali membuat para anak-anak menjebak hewan masuk ke dalam perangkapnya.Dia hanya menangkring di atas pohon dan hanya mengarahkan anak-anak untuk berlari demi lolos dari kejaran Hewan Buas yang ingin diperangkapnya. Tapi Xin Xin kebanyakan yang membantu anak-anak lolos dari kejaran Hewan Buas tersebut. Shen Xiao lebih banyak mengaturnya saja, sedangkan dia santai di atas pohon memandangi mereka dari bawah. Xin Xin memandangnya begitu sinis, dia bisa membawa anak-anak bersama mereka, tapi tidak bisa menjaga anak-anak dengan baik dan akhirnya Xin Xin juga yang turun tangan.Xin Xin melesat terbang ke arahnya sambil berteriak memanggilnya, "Tuan Shen!""Pelankan suara mu, kau bisa membuat sekawanan Serigala Darah muncul di sekitaran sini." Shen Xiao memperingatin
Baca selengkapnya
10-Ada Rencana Di baliknya.
"Ayo anak-anak manis, makanlah." Mereka bertiga melihat kepedulian Shen Xiao merasa heran. Setelah memasakkan sup daging dari peralatan masak yang ntah darimana asalnya begitu terlihat lengkap, seperti langsuny diambil dari dapur restoran, Shen Xiao menyajikan sup itu ke mangkuk dan memberikannya kepada mereka bertiga dengan hati-hati. Shen Xiao turut makan seperti mereka juga, dia duduk bersila di antara mereka dan menikmati makanan itu bersama-sama dengan tenang dan begitu fokus pada makanannya. Ada yang aneh, ketiga anak itu memikirkannya. Sampai suara Lin Tian terdengar di tengah makan mereka. "Kak Shen, di mana Xin Xin?" tanya Lin Tian, menyadari tak adanya gadis Blue Phoenix itu di sini sejak tadi, bahkan ketika makan, Xin Xin tak ikutan hadir menikmati makanan yang dibuat Shen Xiao dari hasil buruan mereka dan Xin Xin turut andil membantu mereka bahkan dia juga mengajari mereka bertiga cara menguliti kulit para Hewan Buas tersebut. Karena bermacam-macam Hewan yang mereka ta
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status