Share

Cincin Berlian

"Khanif," gumamku pelan.

"Yeeee! Horeee! Suprise!" Daffa dan Raka berteriak histeris di belakangku.

Aku menatap ke arah mereka berdua. Wajahnya semringah. Lalu beralih pada Khanif yang hanya mengulas senyum sambil mengerak-gerakkan alisnya.

"Ada apa ini? tanyaku bingung.

"Tidak ada apa-apa. Hanya ini," jawab Khanif. Jawaban yang tidak mampu menjawab rasa penasaranku.

"Dari mana kamu tahu Mbak di sini?" tanyaku pelan.

"Kemana pun kamu pergi. Aku selalu bisa menemukanmu." What! Khanif tidak memakai embel Mbak saat memanggilku.

"Cieee!" Raka sibuk sendiri di belakangku.

"Diam," desisku kesal.

"Mbak jangan marah-marah lah," ujar Raka.

"Kita sudah mendiskusikan ini sebelumnya. Tujuan kita pindah ke Bandung. Agar Mbak jauh dari mereka. Kenapa sekarang Khanif ada di sini?" tanyaku pada Raka dan Daffa yang salah tingkah. Aku melangkah menjauh. Tidak suka dengan lelucon di hadapanku.

"Kamu tidak sayang Ibu, Nak? Kamu ingin membuang Ibu? Kamu tidak rindu sama Ibu? Kamu tega menyiksa I
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status