Share

Bara Frustasi

Aisya menatapnya tak percaya. Baru kali ini Bara membentaknya dengan sangat kasar.

"Kamu berubah, Mas," isak Aisya. Diremasnya ujung baju dengan kuat, menahan agar isaknya tak sampai terdengar orang lain.

Menyadari kesalahannya, Bara langsung menyesal. Dia mengembuskan nafas kasar.

"Aku sedang pusing, tolong mengertilah aku!" pinta Bara.

Aisya mendiamkannya. Hatinya terlalu lembut jika harus dibentak.

Berkali-kali Bara menarik nafas dalam. Dia mengambil ponsel yang tersimpan di nakas. Bara mencoba menghubungi nomor Cintya. Masih sama, tetap tidak bisa dihubungi.

"Kita pulang sekarang!" perintah Bara dengan tergesa.

Aisya masih tak merespon. Hatinya terlanjut sakit.

"Kamu mau di sini sendirian?" tanya Bara karena melihat Aisya hanya diam.

Aisya semakin mengerucutkan bibir. Dia lalu mengenakan jilbabnya.

Bara berjalan cepat keluar vila. Aisya mengikuti dengan langkah lebar.

"Di mana mbah Yah?" tanya Bara kepada pak Udin yang sedang menyapu halaman vilanya.

"Sepertinya di rum
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status