Share

Pertengkaran

Bara menyesap kopi buatan mbah Yah. Aroma kopi yang khas, membuat matanya lebih segar.

"Mas, aku pengen liburan di sini dulu." Aisya keluar dengan menggunakan mukena.

"Jangan memakai mukena Cintya, nanti dia marah," ujar Bara saat melihat Aisya memakai mukena istri pertamanya.

Dia tahu Cintya tidak ada di sini, tapi bisa dipastikan dia akan sangat marah kalau barangnya dipakai Aisya.

"Cuma mukena juga," rajuk Aisya.

"Dia tidak suka barangnya dipakai orang lain, Aisya."

Aisya langsung ke dalam dan melepas mukena berwarna biru laut milik Cintya. Dia melempar asal di atas kasur.

Bara menghela nafas pelan. Kesabarannya sekarang benar-benar diuji.

"Jangan merajuk, Sayang. Nanti aku belikan kamu mukena yang sama," bujuk Bara.

"Kenapa sih, enggak ada yang peduli sama aku? Cintya terus yang dipikirkan," kesal Aisya. Dia merasa dunia ini tak adil baginya. Dia yang disakiti, tapi malah Cintya yang di pikirkan.

"Bukan begitu, Sayang," bujuk Bara.

"Mas tahu, aku sedang sakit dan dia de
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Hersa Hersa
pelakor jahanam awalnya pura² polos manut.. kesininya malah ingin menguasai
goodnovel comment avatar
Rina Wati
otak pelakor mana mau disalahkan merasa paling benar dan tersakiti,,namanya perampok dasar bara saja yg sok bijaksana terlalu egois,,lepaskan saja bara Chintya jgn mau sama lagi
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
syukur otak selangkangan bara
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status