Share

Takut disalahkan

Sayup-sayup suara adzan Subuh di kejauhan, membangunkan mbah Yah.

"Baru juga tidur, cepat sekali Subuhnya," gerutunya sambil menggulung tubuhnya di dalam selimut. Angin pantai Subuh ini begitu dingin. Entah siapa yang memberinya selimut dan bantal. Tahu-tahu, sudah ada bantal dan selimut di sampingnya.

Mbah Yah kembali memejamkan mata sebentar, karena di luar masih begitu gelap.

"Sudah siang, Mbah." Suara pak Udin membangunkannya.

Mbah Yah mengerjap. Rupanya matahari sudah mulai muncul. Padahal dia tadi hanya merem sebentar.

Dilihatnya pak Udin memegang sapu lidi. Di pagi buta begini, dia sudah siap menjalankan tugasnya sebagai penjaga sekaligus membersihkan area vila.

"Bapak sudah bangun?" tanyanya dengan suara parau.

"Belum ada keluar," sahut pak Udin sambil membersihkan dedaunan kering.

"Enak ya jadi orang kaya, Din. Bisa tidur di vila sepuasnya," ujar mbah Yah dengan wajah sumringah. Seolah dia lupa, kalau ke sini untuk mencari Cintya.

Pak Udin hanya tersenyum. Dia kembali m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Norliza Yusop
sakitnya hatiiiiii....rasa nk tampar si bara bongok ni tau! tak yah la sibuk cari Cintya! kau kan tk percaya Cintya..lebih percaya isteri baru yg konon baik tu...nampak sgt tak adil..mentang² ada isteri muda..yg awal sama² susah payah dgn kau senang² aje kau nk marah2 nk suruh²..BARA LELAKI TAK GUNA
goodnovel comment avatar
Marianah
laki serakah se enaknya nyakitin ank org diduruh nyerai gk mau tp pengecut. moga aja pergi jauh dan ngurus surat cerai sekalian ambil alih hartanya biar kmbli jd gembel
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status