Share

TUAN MUDA POSESIF
TUAN MUDA POSESIF
Penulis: minipau

Siapa Dia?!

“Siapa dia?!” Rama mencengkram wajah Jenna dengan kasar, laki-laki itu baru saja pulang dari kantornya ketika menemukan Jenna turun dari boncengan motor seorang lelaki.

“Temen, dia cuma temen Ram.”

“Jangan bohong!”

“Sumpah, dia cuma temen.” Jenna mulai terisak, ia ketakutan setengah mati melihat kemarahan Rama yang seperti ini.

“Jangan macem-macem Jenna, inget lo bisa hidup sampai detik ini karena siapa? jangan ngelunjak, ngerti?” Jenna menganggukan kepala, setelah itu jatuh terduduk sembari memegangi dadanya yang sesak karena terluka dengan ucapan Rama yang baru saja meninggalkannya.

***

“Ck…ck…ck…” Rama pura-pura tidak melihat saudara kembarnya yang sedang asik bermain game konsol di atas ranjangnya.

“Astaga, apa susahnya sih bilang kalau lo cemburu. Bilang sama Jenna, kalau lo enggak suka dia deket sama laki-laki lain terus bilang juga kalau dia pulang kemaleman dia boleh minta jemput lo kapan aja.”

“Berisik.”

“Lo bikin dia takut, kalau kayak tadi.” Kembarannya itu pasti melihat semua dari kamera pengawas yang memang diam-diam ia pasang di tempat tinggal Jenna.

“Gue bilang diem Bima!”

“Haah, bunda pasti marah kalau tau ini.”

“Kalau gitu pastiin lo tutup mulut lo yang ember itu.” ucap Rama dingin, kemudian menghilang di balik pintu kamar mandi.

Rama bukannya tidak tau kalau ia sudah keterlaluan, laki-laki itu bahkan tidak bisa menghilangkan begitu saja wajah ketakutan Jenna dari benaknya. Tapi emosi jelas bukan sesuatu yang bisa ia kendalikan, Rama selalu kesulitan mengontrol diri untuk sesuatu yang berkaitan dengan Jenna.

“Lo liat orangnya kan?” tanya Rama begitu keluar dari kamar mandi dengan rambut setengah basah.

“Siapa?”

“Ck, yang nganter Jenna pulang.”

“Oh, Enggak.” Rama melipat tangan di depan dada sembari menatap kembarannya dengan kesal.

“Seriusan, enggak liat gue. Orang dia pake helm.”

“Ck, periksa kamera ke amanan. Catet plat nomornya, abis itu lo cari tau siapa orangnya.”

“Haah, udah sih Ram. Jenna juga udah bilangkan kalau orang itu cuma temennya.”

“Laki-laki sama perempuan enggak bisa temenan gitu aja Bima, gue harus peringatin laki-laki itu supaya sadar kalau dia sama sekali enggak punya kesempatan sama Jenna.”

“Ck, posesif. Padahal pacar juga bukan.” Gerutu Bima dengan pelan meski matanya sama sekali tidak pernah teralihkan dari layar televisi di hadapannya.

“Cari tau Bim! laporin ke gue secepatnya.”

“Iya..iya, bawel lo ah. Ngalahin bunda kalau lagi kesel sama ayah.” Rama tidak menjawab.

“Tapi lo mau sampe kapan kayak gini? Cemburuan enggak jelas, posesif enggak jelas, larang ini itu. Gue kalau jadi Jenna pasti bingung dan serba salah. Lo enggak liat gimana paniknya dia kalau tiba-tiba ngeliat lo di deket dia?” Bima menghela napas ketik saudara kembarnya yang entah sejak kapan berubah menjadi temperamental itu hanya diam.

“Jenna bukan barang yang bisa lo simpen buat diri lo sendiri Ram, dia manusia yang punya kehidupan sendiri juga. Kalau lo ngiket dia terlalu kenceng, bisa aja suatu hari nanti dia lebih milih pergi.” Bima membereskan perangkat gamenya sebelum bangkit dan bersiap kembali ke kamarnya. Sebelum benar-benar meninggalkan kamar saudaranya, Bima memberikan satu petuah terakhir yang membuat Rama tidak bisa memejamkan mata hingga pagi datang.

“Kalau suatu saat nanti dia pergi, lo enggak bisa nyalahin orang lain selain diri lo sendiri Ram. Jadi hati-hati.”

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Lina Astriani
turunan pak pandu😆😆😆
goodnovel comment avatar
intan
si abang kok jadi kasar ya😥
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status