TUAN MUDA POSESIF

TUAN MUDA POSESIF

By:  minipau  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
41 ratings
49Chapters
18.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

“Jangan di kancing dulu.” Jenna menaikan alis bingung, terlebih lagi Rama begitu saja mendekat dan tangannya terulur menyentuh pinggangnya yang tidak di lindungi apapun. “Lo tau Jenna, hitam jauh lebih bagus buat lo ke timbang putih” “Apa..an sih.” “Lo udah janji nurutin mau gue kan? Nah, ini mau gue.” Rama menunduk, menyesap bibir Jenna yang tebal dengan cepat. di hisapnya bibir kemerahan perempuan itu bergantian atas dan bawah kemudian di gigit kencang.. . Rama terobsesi dengan Jenna, sedangkan Jenna merasa terkekang dengan kehadiran Rama. Suatu hari ia bertemu Rudi, pemuda sederhana yang bisa mengerti kegelisahannya tentang Rama kemudian jatuh hati. Jenna memilih Rudi yang lembut dan baik hati ketimbang Rama yang pemarah dan seenaknya. Jenna lupa kalau hitam tidak selalu buruk, dan putih tidak selalu baik.

View More
TUAN MUDA POSESIF Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
default avatar
lala
kak ini g dilanjut? please dong panjut.....
2022-09-08 13:49:06
0
user avatar
Cool Ice
pandu udah mati apa belum sih? jawab yang tau bor kok scene akhir maira manggil beti mas
2021-09-28 14:31:27
4
user avatar
Callah
blm update lg thor??? syediihh bgt lama upnyaaaa hiiksss ............
2021-08-24 13:52:29
0
user avatar
Callah
always kereeennn bgt ceritanyaaa.... selalu bkn penasaran ga mau berhenti.... rela beli coin brp aja asal bs baca terus smpe tamaaatt..... crazy up dong thoorrr.... selalu menanti karya2mu yg laiiinn.... semangaaaaattttttt....................................
2021-08-09 14:01:06
0
user avatar
Lil Seven
Nagih banget 😍😍😍😍
2021-07-15 09:16:05
0
user avatar
Gallon
Up up up kak ❤️❤️❤️
2021-07-14 21:44:34
0
user avatar
Cececans
Burning banget! Bikin aku ketagihan🔥🔥 Lanjut terus Thorr😍😍
2021-07-14 19:51:59
1
user avatar
Queen Moon
Next, semangat ya💞💞
2021-07-14 18:50:53
0
user avatar
Nur Melati
Bagus kak, lanjut
2021-07-14 16:39:42
0
user avatar
Cean
Keren lanjut thor
2021-07-14 12:58:51
0
user avatar
Lina Astriani
masss ramaaa😭😭
2021-07-12 12:36:40
1
user avatar
Lina Astriani
lanjutkannn yg mass ramaa kaak, bagusss banget, top up koin demi mas Rama😭😭
2021-07-12 12:36:05
1
user avatar
Hanazawa Easzy
Love it Pau ♡♡♡♡♡
2021-07-12 04:56:04
0
user avatar
MoonHp
Suka bangettttt aaaaaa 😫😍😍 lanjut lah thor
2021-06-28 16:00:02
0
user avatar
Cherry Blossom
Keren 🥰 lanjut kak 😍😍😍
2021-06-25 19:56:32
0
  • 1
  • 2
  • 3
49 Chapters
Siapa Dia?!
“Siapa dia?!” Rama mencengkram wajah Jenna dengan kasar, laki-laki itu baru saja pulang dari kantornya ketika menemukan Jenna turun dari boncengan motor seorang lelaki.“Temen, dia cuma temen Ram.”“Jangan bohong!”“Sumpah, dia cuma temen.” Jenna mulai terisak, ia ketakutan setengah mati melihat kemarahan Rama yang seperti ini.“Jangan macem-macem Jenna, inget lo bisa hidup sampai detik ini karena siapa? jangan ngelunjak, ngerti?” Jenna menganggukan kepala, setelah itu jatuh terduduk sembari memegangi dadanya yang sesak karena terluka dengan ucapan Rama yang baru saja meninggalkannya.***“Ck…ck…ck…” Rama pura-pura tidak melihat saudara kembarnya yang sedang asik bermain game konsol di atas ranjangnya.“Astaga, apa susahnya sih bilang kalau lo cemburu. Bilang sama Jenna, kalau lo enggak suka dia deket sama laki-laki lain terus bilang jug
Read more
Gue Belum Kasih Tau Syaratnya Jenna
“Terimakasih, selamat berbelanja kembali.” Jenna langsung menghela napas begitu pelanggan terakhirnya pergi meninggalkan minimarket tempatnya bekerja selama dua tahun ini.“Jenna, kamu udah mau selesai kan? Aku tunggu depan ya.”“Eng, Rud!” Jenna langsung menahan tangan Rudi.“Hari ini kamu pulang duluan aja, biar aku naik angkutan umum nanti.”“Ini udah mau jam dua belas malem Jen, enggak. Aku enggak akan ngebiarin kamu pulang naik angkutan umum. Bahaya, sayang.” Kata terakhir yang di ucapkan Rudi membuat pipi Jenna sedikit merona. Tapi perempuan itu dengan cepat berusaha menguasai diri.“Enggak bisa Rud, kemaren Rama liat kamu dan dia marah.” Jenna, langsung mengusap lengan pacarnya mencoba meminta pengertian.“Haah aku heran, dia mantan majikan atau justru mantan pacar kamu sih? Marah terus kalau kamu deket sama orang sampe kita harus sembunyi-sembunyi kayak gin
Read more
Hitam, Jauh Lebih Cocok
“Three of a kind.”“Aish!” Jenna merengut sembari membuka sisa kancing terakhir di bajunya, permainan mereka sudah berjalan sebanyak empat sesi dan Jenna selalu kalah.“Well, kesempatan terakhir.” Rama mulai sedikit kehilangan fokus, kancing-kancing Jenna yang terbuka benar-benar menyuguhkan pemandangan yang sangat luar biasa indah di matanya.“Kali ini aku harus menang.”“Let’s see.” Rama membiarkan Jenna mengocok kartu, gerakannya membuat sesuatu yang menggantung indah di dada perempuan selebor itu berayun kencang mengacaukan sisa-sisa kewarasan di dalam pikiran Rama.“Kalau aku menang, kamu harus ngizinin aku nonton besok.”“Oke.” Kartu di bagikan, Rama tidak perlu repot berfikir karena sudah pasti ia akan kembali memenangkan permainan ini.“Royal flush.” Ucap Rama sembari membuka kartu-kartunya.“Apa?! enggak mungkin.
Read more
Laki-Laki Atau Perempuan?
“Jenna ada di Kelapa Dua mall.” Rama membaca pesan yang di kirimkan Bima kepadanya dengan dahi berkerut, laki-laki itu memang meminta Bima mencari tau di mana Jenna akan menonton bersama teman-teman kantornya hari ini.“Mall yang nyaris bangkrut dan kumuh itu? ngapain dia nonton di sana?”“Harga tiket bioskop di sana lebih murah.” Lagi-lagi kening Rama berkerut, laki-laki itu sama sekali tidak mengerti kenapa ada orang-orang yang mengorbankan kenyamanan hanya untuk mendapat potongan harga yang tidak seberapa.“Permisi pak, bapak sudah di tunggu pak Pandu untuk makan siang bersama.”“Batalin aja, bilang ayah kalau saya mau makan di Kelapa Dua Mall hari ini.”“Ta..tapi pak.” Sekretaris Rama jelas kebingungan, karena atasannya yang sangat pemilih itu tidak akan bisa menemukan makanan apapun yang sesuai dengan seleranya di mall kumuh tersebut.“Enggak usah banyak tapi,
Read more
Kalian Ngelakiun Itu?
“Udah cukup seneng-senengnya Jenna?”“Ra.. rama.” Jenna tanpa sadar menjatuhkan ice cream yang baru saja di belinya begitu melihat Rama berdiri menjulang di belakangnya.“Cih, makanan sampah apa yang lo makan ini?” tanya Rama sembari menginjang cone ice cream di lantai.“Kalau lo mau Ice cream, harusnya bilang. Gue bisa beliin lo ice cream premium yang biasa kita makan di rumah.”“Oh, lo belum ngenalin gue sama temen baru lo ini. Apa harus gue sendiri yang nyari tau dia siapa?” Jenna langsung gelagapan, urusannya pasti akan panjang nanti.“Dia… temen Ram. Kenalannya Leni.” Rama tidak akan begitu saja percaya.“Lo udah pinter bohong ya sekarang.”“Ram..”“Pulang!” Rama langsung menarik tangan Jenna dengan kasar, Rudi yang tidak terima kekasihnya di perlakukan sekasar itu jelas protes.“Jangan main kasar
Read more
Cari Tau Soal Orang Ini!
“Di sini?” Rama mengecup singat tulang panggul Jenna, sedangkan perempuan itu hanya menggeleng pelan. Rama benar-benar membuatnya kelelahan hari ini.“Ah, kalau begitu di sini?” Kali ini Rama mengecup bagian di bawah panggul, sembari sesekali memberikan gigitan pelan.“Ram, udah ya. aku cape.”“Sttt, masih banyak tempat yang belum gue tandain Jenna.”“Ram..” Jenna melengkungkan tubuh, sama sekali tidak siap dengan serangan yang di berikan Rama dengan tiba-tiba. Tanggan Jenna terulur ke atas, mencari pegangan saat Rama lagi-lagi membuat tubuhnya tersentak kuat.“Sttt, Ram. Emh..”“Kalian juga melakukan ini?” Jenna menggeleng, mulutnya tidak lagi bisa di gunakan selain untuk mendesah dan merengek agar lama memperhalus gerakannya.“Jangan coba-coba Jenna, atau lo bakal tau gimana rasanya neraka di dunia.”“Eng! Ramh.. Rama!”
Read more
Setelah Badai
Jenna terbangun dan langsung terkesiap, seluruh tubuhnya benar-benar terasa nyeri sekarang. Wajah oriental Jenna juga langsung menegang begitu mendapati jam di atas nakas menunjukan pukul setengah satu siang, ia sudah sangat terlambat untuk bekerja.“Arh! Ck, pasti potong gaji lagi.” Gerutu perempuan itu dengan sebal sembari meremas-remas bed cover yang menutupi tubuh telanjangnya dengan gemas.“Kenapa enggak ada yang banguni aku sih.”“Kami bisa kena masalah kalau tuan Rama sampai tau.”“Astaga!” Jenna spontan memegangi dadanya, ia terkejut karena tidak mengira ada orang lain di kamar itu.“Ck, bu Asih! Kasih tanda dong kalau ada di kamar ini juga, aku kan kaget. Untung eggak jantungan.” Perempuan paruh baya yang di panggil bu Asih hanya tersenyum kemudian bergerak membuka tirai, cahaya yang masuk langsung membuat mata Jenna sakit.“Kamu mau tirainya di tutup lagi?”
Read more
Jangan Coba-Coba!
Rama langsung menaikan alis, begitu melihat Bima sudah duduk dengan tidak sopan di atas sofa kamarnya. Di hadapan kembarannya itu juga ada Jenna, yang masih merengut sama sekali tidak mau nenatapnya.“Ck..ck.. kayaknya wakil presiden direktur kita ini punya banyak waktu luang ya sampai bisa pulang di waktu istirahat yang mepet banget ini.” Ucap Bima sebelum memindahkan lima tusuk sate bebek ke piringnya sendiri.“Berisik.”“Bim! Jangan di abisin, kamu udah makan banyak tadi.”“Duh, lo minta lagi aja nanti sama Hubert.”“Bima.” Satu terguran dari Rama membuat Bima meletakan kembali tusuk sate yang sudah di genggamnya, laki-laki itu menyerahkan piringnya kepada Jenna dengan wajah merengut.“Pelit.” Desisnya sebal.“Kamu udah makan dua puluh tusuk tadi, aku baru sepuluh tusuk sama yang ini.”“Argh! Telefon Hubert dong, suruh beli sate bebek i
Read more
Percaya Sama Gue, Oke.
Rama mengunci pintu kamarnya dengan cepat, di belakangnya Hubert hanya diam dan menyerahkan troli berisi piring sisa makanan Jenna kepada pelayan perempuan yang menunduk di sampingnya. Mereka semua menutup mata pada jeritan dan tangisan permintaan tolong Jenna yang tidak ingin di kunci di dalam kamar.“Awasin Jenna dari kamera pengawas dan jangan biarin sembarangan orang masuk ke kamar ini.” ucap Rama dengan dingin, laki-laki itu juga sudah mengamankan beberapa benda pecah belah dan juga benda-benda tajam di dalam kamarnya, ia khawatir Jenna akan mencoba melukai dirinya sendiri untuk mewujudkan ucapannya mengembalikan ‘kehidupan’ yang sudah keluarga Sore berikan untuk perempuan itu.Jenna adalah anak perempuan yang tidak sengaja di temukan Maira di jalanan, anak perempuan dengan wajah oriental itu sedang berusaha melarikan diri darikejaran beberapa preman ketika akhirnya nyaris tertabrak mobil yang di tumpangi oleh nyonya keluarga Sore. Maira da
Read more
Rudi
Rudi mengumpat, sudah satu bulan ini Jenna tiba-tiba saja menghilang. Ia sudah mendatangi minimarket tempat perempuan itu bekerja, bukannya menemukan Jenna laki-laki itu justru mendapat kabar kalau pacarnya itu sudah tidak lagi bekerja di sana.“Brengsek.” Rudi menggenggam polsel bututnya gemas.“Rud.”“Eh, bang.” Laki-laki itu berusaha mengontrol mimik wajahnya begitu Karyo, ketua preman di tempat tinggalnya mendekat.“Gue harus nunggu sampe kapan ini?! Lo kebanyakan nanti tau enggak.”“Eng, sabar sebentar ya bang. Jenna lagi enggak bisa di hubungin.”“Cewe lo tau akal-akalan lo kali, di tinggal lo sekarang.”“Enggak bang, enggak mungkin itu. Jenna enggak sepinter itu soalnya.” Ucap Rudi dengan yakin, ia sudah enam bulan mengenal Jenna. Perempuan polos dan baik hati itu sangat mudah percaya pada orang lain termasuk mempercayai akal-akalan yang ia buat
Read more
DMCA.com Protection Status