Share

Bab 44

Danendra merogoh saku celananya, mengeluarkan sekotak rokok lalu menyulutnya. Lelaki berahang tegas itu menghisap dalam-dalam rokok yang terselip antara jari telunjuk dan tengahnya. Membiarkan asapnya berkelana di rongga dada lalu menerbangkannya ke udara.

“Tidak ada yang spesial tentangku, Ra,” ucap Danendra yang memasukkan sebelah tangannya ke saku celana. Pandangan berfokus pada rembulan yang sangat terang malam ini.

“Aku hanya anak seorang petani yang mencoba peruntungan di kota,” bohong Danendra.

“Kalau begitu ceritakan padaku bagaimana kehidupan di desa,” kata Maharatu antusias. Memandang Danendra dari samping semakin memperjelas betapa mancungnya hidung Danendra.

Maharatu begitu penasaran dengan kehidupan di pedesaan. Karena di benaknya, kehidupan di desa pasti sangat menyenangkan dan tenang. Hamparan sawah yang menghijau di mana-mana, udara yang bersih dan segar. Lalu suara gemericik air yang terdengar dari aliran sungai yang sebening kaca.

“Ayahku seorang petani yang setiap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status