Share

Bab 34

"Semoga saja." Tanaya tersenyum. Dia tiba-tiba menyadari bahwa dia dan Henry jalang berkomunikasi baik-baik seperti ini baik itu di kehidupan lampau maupun kehidupan sekarang.

Rasanya cukup nyaman.

Tanaya menoleh ke arah Henry. Henry sudah melepaskan jasnya. Dasi masih menggantung longgar di lehernya. Kesan dinginnya berkurang, tergantikan oleh kesan malam dan liar, menawan sekaligus seksi.

"Kenapa?" tanya Henry yang menyadari tatapan Tanaya. Alisnya terangkat.

Tanaya tersenyum lalu dia berkata, "Aku tiba-tiba kepikiran sebuah frasa."

"Hm?"

"Perilaku nggak sesuai dengan penampilan."

Henry terdiam.

Sebelum Henry mengatakan sesuatu, Tanaya menjulurkan lidahnya lalu berlari ke dapur.

Beberapa hal dalam hidup sulit untuk diubah, bahkan dengan usaha yang signifikan. Namun, harus diakui bahwa Henry benar-benar luar biasa tampan. Pantas saja Tanaya menjadi buta di kehidupan lampau. Mungkin itu karmanya karena telah menyia-nyiakan pria seperti itu.

Henry menarik kembali pandangannya. Lengan pa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status