"Berterima kasihlah padaku," ujarnya dengan suara yang dalam, tatapan matanya menggelap dan bersikeras.Tanaya mengerjapkan matanya dan menatap Henry dengan tatapan tidak percaya, dia membuka mulut tapi tidak mengatakan apa-apa untuk waktu yang lama.Terima kasih?Bagaimana harus berterima kasih padanya!Henry jelas-jelas sedang mempersulitnya!"A ... aku baru berterima kasih kalau kamu kasih aku keluar," ucap Tanaya sambil mengedipkan matanya dan berkata dengan nada menyanjung serta memohon.Henry menatapnya selama beberapa detik, lalu menyerahkan pakaian padanya karena takut dia kedinginan.Tanaya menghela napas lega, benar-benar takut Henry akan bersikeras menyuruhnya untuk berterima kasih padanya.Terima kasih? Untuk apa berterima kasih?!Tanaya berganti pakaian sambil bersenandung pelan, dia merasa sangat segar kecuali kepalanya yang masih terasa sedikit sakit dan perut yang terasa panas....Cuaca menjadi sedikit lebih dingin karena sudah memasuki musim hujan.Tanaya melihat Henr
Tanaya mungkin tidak menyangka Henry akan berkata seperti itu, jadi dia menoleh untuk menatap Henry dan berkata sambil tersenyum, "Ternyata Tuan Henry juga punya pikiran seperti itu di dalam pikiranmu."Henry menyipitkan mata dan menoleh untuk menatap Tanaya, kemudian berkata dengan serak, "Tanaya, jangan menganggapku terlalu baik."Seperti sebuah nasihat dan juga peringatan.Tanaya bertatapan beberapa detik dengannya dan menjawab apa-apa, lalu menarik kembali pandangannya sambil tersenyum, kedua siku disandarkan pada pagar dan berkata dengan acuh tak acuh, "Tapi kamu memang orang baik."Dialah yang terlambat menyadari hal ini.Henry mengerutkan bibir tipisnya, tubuh wanita itu ditutupi dengan selimut berwarna coklat muda di bawah langit malam, rambutnya beterbangan karena ditiup oleh angin malam dan terdapat ekspresi lembut yang jarang terlihat di wajahnya.Asap di antara jari semakin terasa membara, tapi Henry tidak ingin mengalihkan pandangannya.Kapal pesiar di sungai membunyikan p
Tanaya sedang memikirkan bagaimana harus menjelaskan hal ini pada Henry, tapi tiba-tiba dia merasakan bibir yang dingin sedang menyentuh lehernya dengan lembut.Henry menundukkan kepalanya, dia menyentuh leher Tanaya dengan perasaan sedih dan menahan diri.Tanaya merasakan rasa halus dan kesemutan yang terasa sedikit gatal.Napas Tanaya mengacau dan menelan ludah beberapa kali, entah kenapa merasa adegan ini sangat mesra.Henry dengan perlahan mengangkat kepala untuk menatap Tanaya pada detik berikutnya, kemudian bertanya dengan suara serak, "Tanaya, apa yang sebenarnya kamu inginkan?"Bulu mata Tanaya sedikit bergetar dan bertanya dengan serius sambil menatapnya, "Apa saja boleh?"Bola mata hitam Henry seperti sebuah laut yang tidak diketahui kedalamannya, Henry menatap Tanaya untuk waktu yang lama dan menjawab dengan pasrah setelah beberapa saat berlalu, "Hm."Rongga mata Tanaya memerah dan tertawa kecil.Bodoh.Tanaya mengetahui bahwa Henry selalu merasa dia memiliki niat tersembuny
"Bukan, kami bukan pakai obat itu ...." Wajah Tanaya memerah dan tidak bisa menahan diri untuk menjelaskan hal ini.Kakek tua ini benar-benar sangat tidak sopan, pikiran macam apa yang ada di dalam benaknya.Tanaya merasa malu dan kesal, bukan salahnya karena reaksinya lambat, ini semua karena kurang pengalaman dan Tanaya juga tidak berpikir ke arah itu.Tidak disangka kakek tua itu menyela ucapan Tanaya sambil tersenyum, "Kalau begitu pria ini nggak mampu? Nggak masalah, aku punya obat ajaib untuk memulihkan ginjal! Aku jamin pria ini bisa menjadi lebih energik!"Henry, "...""Nggak perlu," jawab Henry dengan dingin dan ekspresi masam.Mungkin karena Henry memancarkan aura yang menakutkan, dingin, serta membuat orang tidak berani mendekatinya, kakek tua yang berusaha menjual produknya menggelengkan kepala dan menghela napas.Tanaya sedikit tergoda dengan hal ini, dia menarik ujung pakaian Henry dan berkata dengan suara rendah, "Kamu nggak boleh menyembunyikan penyakitmu dan menolak pe
Pupil mata Henry yang dalam dan matanya yang bersih dipenuhi dengan kegelapan dan kekeras kepalaan.Rekaman tua di dalam kamar dengan perlahan mengeluarkan suara musik yang indah, terdapat sesuatu yang berkembang dengan pesat di tengah aroma kopi seiringan dengan suara rendah pria itu yang memabukkan."Bisa."Henry menjawab dengan singkat dan cepat, dengan sikap yang terang-terangan dan hati-hati.Seolah-olah Henry tidak akan pernah mengecewakan apa pun permintaannya.Tidak peduli apakah itu adalah perhitungan yang disengaja atau tidak disengaja.Tanaya memegang cangkir sambil tersenyum lembut dan berkata, "Tuan Henry, terkadang seseorang harus membayar harganya kalau mau mendapatkan sesuatu."Jakun Henry bergerak dan tatapan matanya menggelap sampai bisa mengembun saat mendengar ini.Bayangan cantik seorang wanita terpantul di pupilnya yang hitam, menandakan hasrat yang hampir tidak terkendali.'Bagaimana kalau ingin mendapatkanmu?''Harga apa yang harus kubayar?'...Tanaya merasa se
"Ahhh! Ternyata Naya adalah wanita cantik!""Bos besar, tolong buat satu set perhiasan! Aku mohon padamu sambil berlutut di lantai!""Bos besar, tolong lihat pesanku. Bagaimana kalau kamu bekerja sama dengan merek kami?""Orangnya cantik, jepit rambutnya juga cantik! Aku mau orang dan jepit rambutnya!""Istriku, istriku, cepat lihat aku! Istriku, aku mencintaimu ...."Henry baru saja selesai mandi dan menerima pengingat khusus di Twitter, Henry membuka Twitter dan melihat Tanaya memamerkan foto samping wajahnya yang tertutup bayangan dengan jepit rambut yang Henry berikan padanya.Sudut mulut Henry terangkat dan suasana hatinya sangat baik.Hanya saja, tatapannya tertuju pada beberapa komentar yang menulis kata 'istri' pada beberapa detik kemudian dan alis Henry berkerut.Kata yang sangat sederhana ini entah kenapa sangat menusuk mata.Henry melaporkan komentar ini dengan kejam dan suasana hatinya baru terasa lebih membaik....Keesokan harinya, Tanaya dipanggil kembali ke rumah Keluar
"Naya, kamu bekerja keraslah selama beberapa waktu ini dan segera buat rancangannya, kamu akan bertanggung jawab atas proyek ini kalau berhasil menang tender," ujar Tuan Besar Arya dengan lembut."Kakek, nggak perlu khawatir. Aku pasti akan melakukan yang terbaik," ujar Tanaya sambil mengangguk dengan ekspresi serius."Vera, ambilkan perhiasan milik kakakmu, kamu sudah berjanji akan mengembalikannya padanya, kenapa masih diam saja?" ujar Tuan Besar Arya dengan suara yang dalam.Mata Vera memerah dan amarahnya tidak kecil.Terlihat jelas bahwa masalah ini sudah ditetapkan sebelumnya, Vera tetap berbalik dan naik ke lantai atas meski merasa tidak terima.Tak lama kemudian, Vera membawa lima atau enam set perhiasan bersama dengan pelayan.Tanaya mengetahui bahwa ini adalah hadiah dari Tuan Besar Arya untuknya, pengusaha hanya tertarik pada keuntungan, dibandingkan dengan Vera yang sombong, manja dan tidak bisa mendatangkan banyak keuntungan, dirinya yang merupakan sebuah bidak catur yang
Vera sangat marah sampai paru-parunya bisa meledak, dia sama sekali tidak menyangka bahwa Tanaya yang memiliki hubungan baik dengannya bisa tiba-tiba berubah sedrastis ini."Dasar wanita jalang! Ternyata kasih sayangmu padaku sebelumnya cuma akting! Tanaya, kamu benar-benar sangat licik!"Kedua mata Vera memerah, pupilnya membesar karena terlalu bersemangat dan menatap Tanaya dengan tajam, dari mana Vera masih memiliki tampang polos dan patuh seperti biasanya.Tanaya tertawa dan tiba-tiba merasa bahwa sifat manusia adalah hal yang sangat menarik.Saat dia memperlakukan Vera dengan baik, Vera merasa itu adalah hal yang sudah seharusnya didapat, tapi tanpa ragu-ragu menghancurkan Tanaya karena merasa cemburu. Saat Tanaya memperlakukan Vera dengan buruk, Vera merasa Tanaya tidak tahu berterima kasih dan memiliki niat tersembunyi.Jadi, di hadapan nona besar Keluarga Mauel ....Apakah dia harus menerima situasi di mana Tanaya melindunginya, tapi malah ditindas olehnya?Hanya saja dia tidak