Share

Bertemu

Setibanya di apartemen, aku langsung menuju kamar mandi. Memuntahkan rasa mual yang mendera. Luar biasa baunya, berasa masih tercium bau badan si Bambang. Hadeuh ....

Badanku harus segera dibersihkan. Bau badan Bambang serasa menempel pada tubuh.

Usai membersihkan badan, mengecek kembali ponsel. Tadi ada beberapa pesan yang belum sempat aku baca.

Pesan dari Bang Suryadi.

[Lan, kamu lagi di mana? Berkali-kali Abang ke apartemen, kamunya gak ada.]

[Mbak Ratih cemasin kamu, Wulan. Nomornya aktifin dong! Ratih nangisin kamu terus tuh!]

Benarkah? Lagi-lagi telah membuat mereka cemas. Lebih baik sekarang aku telepon. Masih jam tujuh malam.

“Hallo, Bang!” Terdengar suara dentuman musik keras. Pasti Bang Sur sedang di tempat karaoke.

“Hallo, Lan? Wulan?? Bicaranya yang keras, Abang gak kedengaran!!” Suara Bang Sur seperti orang yang sedang berteriak. Tanpa bicara panjang lebar, aku matikan ponsel. Lebih baik aku kirim pesan saja.

[Wulan ada, Bang. Maaf Wulan gak sempat kasih kabar.]

[Telepo
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status