Share

Kebohongan

Suara itu seperti milik Bambang. Aku membalikkan badan. Memastikan siapa laki-laki yang sedang memegang pundakku.

“Wulan ngapain berdiri di sini?” Melihat Bambang di depan mata, segera kutarik tangannya menuju mobil.

“Cepetan buka pintu mobilnya!!”

Begitu aku dan ia duduk dengan nyaman, kusuruh dirinya menancapkan gas.

Aku mengembuskan napas lega. Sutiyoso benar-benar gila. Tidak waras! Rupanya dia sama sekali tidak merasa bersalah!

“Kok kamu bisa tahu sih kalau aku lewat sini? Atau emang sengaja nungguin aku?” Aku menoleh melihat gelagat percaya diri yang Bambang tonjolkan.

Pria ini benar-benar lucu! Selalu membuatku tersenyum.

Aku duduk miring menghadapnya. Kugamit lengan kekar Bambang sambil merebahkan kepala.

“Iya, Mas ... dari tadi tuh Wulan nungguin Mas Ambaaaangg ....” kataku manja.

Aku mendongak melihat ekspresi wajah duren alias duda keren. Julukan khusus buat Mamas Bambang.

Walau kemarin badannya mengeluarkan bau yang menyengat tapi setidaknya sekarang bau itu telah mengh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status