All Chapters of HELLO HUSBAND {INDONESIA}: Chapter 131 - Chapter 140
244 Chapters
EXTRA 5
Mata Raven membulat dengan sempurna, ia menatapi wajah kembaranya yang mirip dengan wajahnya.“Jangan pura-pura bodoh, Ven. Ini bukan pertama kalinya kau mencari mati? Kau mengharapkan aku menjaga Ruster, lebih baik otakmu itu perlu di bersihkan dengan deterjen dulu. Baru bisa sadar dan fresh,” cercah Romeo yang kembali menusuk dahi Raven dan menjitak kepalanya karena cukup kesal dengan tingkah kembaranya.Raven terkekeh garing.“Semuanya tidak akan terjadi, selama kita masih hidup tapi aku lebih takut mantan Ruster kembali. Tepatnya ia hadir kembali dalam kehidupannya,” jelas Raven yang sempat mendengar kisah cinta Ruster yang pernah kandas dari ibu mertuanya. sebelum Ruster menerima lamaran dari Romeo.Tepatnya, Raven menyamar menjadi Romeo untuk menyambut ibu Ruster yang kadang datang ke rumah untuk melihat keandaan Ruster. Ruster tidak mengatakan pada ibunya, jika ia mempunyai dua suami. Untuk menjaga kesehatan ibunya yang kada
Read more
EXTRA 6
Melihat Ruster tertidur dengan lelap, hati kedua kembar langsung lega. setidaknya Ruster tidak telalu terbebani dan kelelahan mengurus anak. karena kerjaan mengurus anak, sudah mereka mabil ahli.“Aku mau mandi dulu, bau ikut bergabung untuk tidur?” ucap Romeo yang melepas kemeja putihnya.“Aku duluan, Bye.”Tatapan sinis dari Romeo ke arah Raven yang menaiki atas ranjang.“Jangan macam-macam, istri kita belum boleh di sentuh!” ucap Romeo dengan nada mengancamnya.‘Hadehhh… aku juga tahu kok, sekarang aku mana ada tenaga main. Obat terkutuk dari Lius buat badan lemas tak bertenaga,” gerutu Raven kesal.“Hmmm… lain kali aku minta Lius buatkan lagi, biar kau lemas seperti itu.”“WHAT!? Kau aja berantem ya?” ucap Raven yang langsung bangun dari posisi baring.“Kecilin suaramu, oon. Istri dan anak sedang tidur!” balas Romeo melemparkan
Read more
EXTRA 7
Sesampai di perusahan, Romeo duduk dengan menghela nafas panjang. Ketika melihat Jack masuk ke dalam dengan tumpukkan dokumen yang super tinggi di kedua tangan.“Silahkan di selesaikan dan jangan bermalas-malasan Tuan Romeo Van Dioara.”“Sejak kapan aku pernah bermalas-malasan, kau tidak lihat mataku ada kantong di bawah kantong. Sudah beranak pinak nih,” cibir Romeo yang menguap besar.“Paling-paling kalian trisome sampai kelelahan seperti itu?” balas Jack yang kepo.“Trisome kepalamu, Ruster belum dua bulan. Kami berdua tidak berani macam-macam padanya. Mengingat dulu ia pernah pendarahan karena kesalahan kami berdua.”“Hmmm, main sampai pagi.”“Udah aku bilang tak main dari awal sampai sekarang. Dulu karena Zeus yang memancing emosi, sehingga aku kesal dan sempat mau meninjunya. Ruster memasang badan melindunginya jadi ya…”“Hmmmm parah kalian berd
Read more
EXTRA 8
Wajah Romeo menampakkan ketidak senangnya, ketika mendengar nama mantan pacar istrinya yang di ucapkan oleh Aelin hari ini."Ayolah Meo, aku bisa membantumu dengan taruhan nyawa. Asal kau membantu aku melepaskan diri dari buaya itu?" pinta Aelin memohon.Romeo masih diam sembari berpikir bagaimana harus membantu Aelin dan dari mana. Ia tidak ingin salah mengambil keputusan. Karena terakhir ia mengambil keputusan hampir saja menewaskan Kembarnya dan kini ia trauma berat. Walau Raven tidak menyalahkan dirinya. tapi rasa bersalah mengeroti hatinya hingga sekarang ini.Melihat Romeo tidak merespon, Aelin menghentakan kakinya. Ia memilih menghadap si iblis Raven. Daripada menikah dengan Liam Sein dan membuang kekasihnya.Kedatangan Aelin kurang di sukai oleh Ruster. Sejak ia tahu kalau Aelin pernah menjadi jalang untuk kedua suaminya di masa lalu dan berniat memisahkan mereka. Tapi walau begitu, berkat Aelin juga. Kedua suaminya yang bodoh itu, akhirnya sadar
Read more
EXTRA 9
Romeo yang pulang kerja awal, menatapi keduanya dengan tatapan cemburu.“Ehhhmmmm, aku di lupakan?” dehem Romeo yang berjalan ke arah keduanya dan mendorong Raven menjauh dari Ruster.Dahi Raven mengerut dalam, ia ingin protes tapi tidak jadi. Karena ia harus memindahkan Time ke dalam box bayi.“Selamat pulang, Hubby.”Romeo terkekeh pelan, mendengar panggilan Ruster untuknya dan merasakan kehangatan bibir Ruster di rahangnya yang kokoh.“Meo, nanti selesai makan malam. Kita bahas pekerjaan di kantor. Aku rasa kerjaan bagian punyaku sudah menumpuk. Kau ada bawa pulang kan?” ucap Raven dengan maksud lainnya.Romeo melirik ke arah kembarannya. yang seperti yang di katakan oleh Aelin kepadanya di dalam kantor. “Bawa dong, kau ingin membunuh Jack juga kira-kira. Dia juga punya kehidupan pribadi,” balas Romeo juga dengan maksud lain yang hanya bisa di ketahui kedua kembar dengan maksud
Read more
EXTRA 10
Jalan berapa langkah, Raven meminta Jimmy untuk mengantarkan minuman dan berapa makanan untuk Liam Sein.“Tapi?” ragu Jimmy. Karena tugasnya mengawasi tuan muda Raven atas perintah sang ratu Reina Van Diora.“Aku baik-baik saja dan sekitar kita banyak bodyguard, lakukan saja tugas yang aku perintahkan. Untuk menyakinkan tamu ini. Bahwa aku adalah Romeo,” perintah Raven mutlak.Jimmy berjalan menjauh berapa langkah, sedikit-sedikit ia menatapi punggung tuanya yang menjauh. Berapa pembunuh bayaran yang merangkap menjadi pelayan di dalam rumah, langsung di tugaskan Jimmy untuk berjaga-jaga. Bagaimanapun, Jimmy sangat cemas dengan kenekatan tuan Raven yang susah di atur. Beda dengan Romeo yang masih bisa di atur.“Hai, maaf terlambat. Saya tadi sedang mandi?” alasan Raven dengan memasang senyuman palsu dan menjulurkan tanganya.“Maaf, aku datang mendadak. Ada yang harus aku bicarakan,” ucap Liam Sein yang
Read more
EXTRA 11
Jimmy memasang wajah ramah dan tenang kepada Romeo yang sedang bertanya padanya.“Sudah dan tuan Raven kembali ke kamar,” jelas Jimmy yang memberikan jalan keluar untuk Romeo dan seorang pelayan yang membantu Romeo membawa nampan berisi makanan.“Lalu orang itu curiga tidak?” tanya Romeo yang penasaran.“Tidak, tuan Raven duduk tenang dan tidak menyentuh makannya.”Romeo mengerutkan dahinya, ia sudah bisa menebak sikap Raven kali ini.“Ya sudah, lain kali tolong awasin Raven dengan teliti, selama aku tidak di rumah. Dia itu sungguh menaikkan tekanan darah,” perintah Romeo pada Jimmy yang masih di sampingnya.“Baik,” balas Jimmy dengan nada patuh.Romeo menaiki anak tangga satu persatu. Lalu masuk ke dalam kamar dan matanya melihat Raven sedang berbaring dengan posisi kepala di atas paha Ruster."Ck, dasar manja. Dikit-dikit pasti minta di manjakin sama istri," cibir Ro
Read more
EXTRA 12
“Ck. Sok romantic,” cibir Raven yang mendorong Romeo menjauh.Ruster terkekeh garing melihat kedua kelakuan suaminya yang tidak berubah. Yang berubah, hanya keduanya tidak sejahat dulu lagi.“Aku bantu Romeo mengerjakan tugas, nanti aku temani tidur. Sekarang sudah jam tidur, jangan baca novel punya ibu sampai larut malam,” nasehat Raven yang mengecup kening Ruster untuk pamit.“Iya,” balas Ruster yang langsung memeluk badan Raven dengan sikap manja.Raven kembali tersenyum bahagia dan menghadiahkan satu ciuman di bibir Ruster.“Ingat, jangan tidur terlalu malam.”Sebelum pergi, Raven masih mengingatkan Ruster untuk tidak tidur malam-malam.Ruster hanya mengulum senyumannya, ia tidak akan menjawab perkataan Raven yang selalu seperti itu.Raven berjalan ke arah ruang kerjanya dan di sana sudah ada Aelin yang duduk dengan menyilangkan kedua kakinya yang mulus.“Ck, ngak
Read more
EXTRA 13
Raven mengerutkan keningnya, ia berjalan menghampiri Romeo yang berdiri di depan pintu“Gara-gara wanita genit itu, aku jadi harus mandi lagi ck ck ck….” Decak Raven yang tidak terima mandi malam-malam di musim dingin.Romeo hanya terkekeh mendengar gerutu Raven.“Aku duluan ya, Bye. Jangan lupa mandi yang cepat,” ucap Romeo yang pamit dan duluan masuk ke dalam kamar. Meninggalkan Raven yang berdiri di depan pintu kamar.Dengan hati mengerutu, Raven memasuki kamar Romeo dan duduk di tepi ranjang sambil memijit dahinya. Tak ingin membuang waktu, Raven melepaskan pakaiannya dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan aroma parfume dari tubuh Aelin yang pasti menempel di tubuhnya. Karena apa yang di katakan Romeo barusan membuat Raven takut. Ia tidak mau tidur di luar kamar sendirian, kecemburuan Ruster sangat menakutkan. Buktinya saja, Ruster memaksa Romeo pindah ke kamarnya dan kamar lama Romeo di biarkan begitu saja. J
Read more
EXTRA 14
Jack mengemudikan mobil berwarna biru elektrik dengan brand Ferrari keluar dari pakiran dan mampir ke salah satu toko penjual bunga mawar. Jack membeli dua ikat bunga mawar. Satunya tentu untuk sang istri tercinta yang merupakan janda dari Ruzel.Mata Raven menatapi Jack yang masuk ke dalam mobil dan meletakkan dua buket bunga mawar merah di samping driver.Sebenarnya Raven ingin memberikan bunga mawar merah untuk Ruster. tapi ia tidak berani melakukannya, mengingat Ruster takut dengan mawar merah. "Apa aku beli warna lain?" batin Raven.melihat jack belum menjalankan mobilnya, Raven meminta Jack keluar lagi untuk membeli bunga mawar pink atau putih. tanpa banyak tanya, Jack menuruti permintaan tuannya. untuk membeli bunga mawar yang berwarna pink pudar.Pelayan toko bunga hanya memasang senyuman melihat Jack yang menatapi bunga mawar pink sambil senyum-senyum. selesai membayar, Jack keluar dari dalam toko dan masuk lahi ke dalam mobil, ia me
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
25
DMCA.com Protection Status