All Chapters of Wonderstruck: Chapter 91 - Chapter 100
281 Chapters
King of Pain [4]
Namun, niat untuk mengerjakan revisi skripsi tidak berjalan dengan mulus karena aku kesulitan berkonsentrasi. Aku akhirnya memilih mandi dan menghabiskan waktu dengan berbaring di ranjang dengan pikiran memantul-mantul tak keruan. Aku bahkan tak berselera memeriksa ponselku. Kepalaku dipenuhi pikiran tentang Thea dan Nilla.Saat hendak makan malam di dapur, barulah aku bertemu dengan sesama penghuni Rumah Borju dan mendengar kabar yang mengerikan tentang Thea.Sekitar pukul sembilan pagi, Thea sudah kembali ke Rumah Borju. Kondisi fisiknya dinyatakan baik-baik saja. Tadi siang, orangtua Thea datang untuk menjemput gadis itu. Jadi, saat Vicky datang ke Rumah Borju, dia tak sempat bertemu Thea. Chicha bilang, rencananya Thea dibawa ke kantor polisi untuk memberikan keterangan. Bu Ridwan pun ikut menemani. Setelah itu, tidak ada yang tahu keberadaan gadis itu. Kemungkinan besar dibawa pulang ke Parapat.Ternyata, berita yang didengar Levi memang bukan sekadar gosip
Read more
Scream [1]
Esther beristigfar berkali-kali. Raisa dan Mitha mengumpat, memaki mantan asisten dosenku. Trudy membuat tanda salib. Dinda tertunduk, mulutnya berkomat-kamit. Aku seperti Esther, beristigfar meski cuma dalam hati. Kata-kata Susi benar-benar tak terduga.Saat itu, jantungku berdegup tak keruan, seirama dengan ketukan kencang yang membuat lututku pun terasa melemah. Aku masih belum sepenuhnya bisa menerima kenyataan. Mungkin masih berada dalam fase setengah denial meski di sisi lain aku juga mulai menyadari bahwa Redho tak sebaik yang kukira.“Kenapa ada orang yang tega melakukan itu? Udah bukan kayak manusia beradab, tapi lebih hina dari binatang,” kata salah satu temanku. Gumaman setuju pun terdengar dari berbagai arah, termasuk dariku.“Apalagi, orang jahatnya adalah pacar sendiri,” imbuh Chicha. “Pastinya Thea nggak nyangka kalau Bang Redho tega sejahat itu sama dia, kan? Berarti, selama ini Bang Redho sialan itu cuma pu
Read more
Scream [2]
“Eh iya, ada yang perlu diluruskan supaya nggak jadi fitnah. Anak itu nggak berniat bunuh diri. Dokter bilang gitu, berdasarkan luka di tangannya. Thea sendiri pun ngakunya dia melempar ponsel ke arah kaca di kamar mandi setelah sempat ngobrol sama Redho. Itu gara-gara Redho ngirim salah satu video yang dia rekam dan ngancam bakalan disebarin. Entah bagaimana, ada pecahan kaca yang nancap di tangannya,” jelas Bu Ridwan.Hening lagi. Kami semua tahu video apa yang dimaksud Bu Ridwan. Semua berita ini sulit diterima sebagai kebenaran dan dialami oleh orang yang kami kenal. Bukan cuma kisah yang berasal entah dari mana dan seakan tidak benar-benar nyata. Tidak sekadar kabar yang viral di media. Ini nyata, terjadi di sekitar kami. Dengan korban yang menjadi bagian dari Rumah Borju.“Waktu nganterin Thea ke sini, Vicky sempat nyuruh saya nelepon Bang Redho. Tapi hapenya nggak aktif,” kataku setelah menimbang-nimbang.Tatapan Bu Ridwan tertuju
Read more
Scream [3]
“Iya, Bu,” balas kami nyaris serempak. Namun pemilik tempat indekos yang biasanya tak banyak bicara itu, tampaknya belum selesai. Kami diberi wejangan panjang agar berhati-hati memilih teman bergaul atau pacar. Mulai hari ini, Bu Ridwan juga menegakkan aturan baru. Setiap orang yang ingin meninggalkan Rumah Borju, wajib melapor pada satpam. Jika dijemput orang asing, maka satpam harus mencatat nomor ponsel yang bisa dihubungi. Serta mengambil foto kartu identitas si tamu.“Seharusnya, sejak dulu aturan ini udah dibuat. Bukannya nggak kepikiran, tapi saya nggak mau dianggap  berlebihan. Apalagi yang ngekos di sini udah dewasa, minimal berumur dua puluh tahun. Saya anggap, kalian semua bisa jaga diri dengan baik.” Bu Ridwan mengembuskan napas. “Saya minta maaf karena sampai ada kejadian ini. Saya pun benar-benar terpukul karena Thea ngalamin semuanya.”Beberapa detik berselang, Trudy bertanya, “Thea bakalan balik ke sini ngg
Read more
Scream [4]
Hidupku mungkin tidak mulus. Aku adalah produk keluarga berantakan. Namun, yang kujalani jauh lebih baik dibanding pengalaman Sonya atau Nilla, misalnya. Sonya memang terkesan sudah bisa menerima kehadiran Noni, tapi dia tetap menolak mati-matian tiap kali disarankan untuk menghubungi keluarganya. Menurut Sonya, tak ada yang menyayanginya. Sementara Nilla yang masih begitu belia, harus melewati banyak pengalaman traumatis yang menghancurkan kepolosannya.Aku merindukan Papa dan Mama. Namun, mustahil berharap keduanya bersatu lagi. Karena mereka sudah menemukan pasangan masing-masing. Aku harus menerima kenyataan itu dengan lapang dada. Tak ada yang bisa kulakukan jika berkaitan dengan Papa dan Mama.“Kamu pikir aku nggak pengin keluarga kita lengkap kayak dulu, Nef? Tapi, kita sama-sama tahu kalau itu mustahil. Selain itu, aku juga nggak mau kalau Mama dan Papa hidup seatap tapi nggak bahagia. Sering bertengkar atau semacamnya. Yang ada, kita malah jadi lebih ter
Read more
Scream [5]
Setelah tiba di Puan Derana, Marco sibuk membantu para tukang yang sedang mengecat dan memperbaiki beberapa kerusakan. Mulai dari keran, retakan di dinding, hingga saluran air di wastafel yang mampet. Aku tak mungkin mengekorinya, kan?Ketika melihat kehadiranku, Nilla langsung memelukku. Dia juga mengikutiku menghabiskan banyak waktu menemani Sonya yang tak henti berceloteh tentang putrinya. Dalam beberapa kesempatan, Nilla menggendong Noni tanpa canggung sama sekali.“Karena aku biasa jagain adikku kalau mamaku lagi sibuk, Kak,” katanya saat kupuji keluwesannya menggendong Noni. “Aku juga bisa masak dan beresin kerjaan rumah tangga, Kak. Maklum, anak sulung. Jadi, sejak kecil udah biasa ngerjain ini-itu.”Gadis semuda itu seharusnya tidak menanggung beban sebesar dunia, kan? Aku tiba-tiba terpikir untuk bicara dengan Mama dan kakakku tentang Nilla. Mungkin aku bisa meminta bantuan mereka untuk secara khusus membiayai sekolah gadis ini h
Read more
Scream [6]
“Aku nggak akan salah naik angkutan,” bantahku. “Kamu kira aku buta?”Marco tertawa sembari menyerahkan helm padaku. “Kamu nggak buta, Nef. Tapi kamu lagi banyak pikiran. Takutnya malah jadi nggak waspada.”Marco ada benarnya kali inii. Oleh karena itu, aku tidak lagi membantah lagi. Setelah memasang helm yang -lagi-lagi- dibantu oleh Marco, aku pun naik ke boncengan pacarku. Aku tiba di Rumah Borju sekitar pukul lima sore. Suasana tempat indekos cukup sepi. Tampaknya, teman-temanku masih belum pulang atau sedang beristirahat di kamar masing-masing.Hanya ada satu pintu yang terbuka, kamar Thea. Rasa penasaran mendorongku untuk menghampiri pintu yang terpentang itu. Kukira, akan melihat Mbak Titiek atau malah Thea di dalam kamar. Nyatanya, bukan keduanya. Melainkan Vicky yang sedang memasukkan pakaian Thea ke dalam koper berukuran besar.“Hei, Nef,” sapanya begitu menyadari kehadiranku. Dia melambai, mengund
Read more
Surprise, Surprise [1]
“Kamu yakin Sonya udah punya anak, Nef?” tanya Vicky lagi. Pupil matanya melebar. Dia tak menjawab pertanyaanku tadi. Lalu, Vicky kembali mengulangi pertanyaannya dengan nada mendesak yang membuatku mau tak mau harus memberikan respons.“Yakin. Karena aku salah satu orang yang nungguin pas dia melahirkan. Kejadiannya masih belum lama. Selama ini, Sonya berbulan-bulan tinggal di Puan Derana, sempat lama nggak mau ngasih tau namanya. Dia cuma dipanggil Vanila doang. Gara-gara Sonya suka es krim rasa vanila. Kamu kenal sama Sonya ya, Vick?”Jantungku melompat-lompat liar, antara cemas dan dipenuhi harapan. Jika Vicky mengenal Sonya, tentu lebih baik. Mungkin Tante Danty bisa menemukan cara efektif untuk memberi tahu keluarganya tentang kondisi gadis itu tanpa menciptakan kehebohan. Apalagi, selama ini Sonya menolak mentah-mentah saat ditawari untuk mengabari keluarganya. Siapa tahu, Vicky bisa membuat hal itu menjadi lebih mudah.“Vick
Read more
Surprise, Suprise [2]
“Sebelum Sonya kabur, tingkahnya makin aneh. Selalu pengin tidur di kamarku, beralasan ada hantu di kamarnya. Dia juga makin sering ngelamun, gampang kaget, susah fokus, mulai sering bolos sekolah. Dulu, kukira cuma karena rindu sama almarhum Papa karena memang mereka dekat. Tapi, belakangan aku jarang ketemu dia karena pindah ke rumah tanteku, adik bungsu Papa. Namanya Tante Wina. Aku pindah karena nggak tahan ngeliat tanteku sedih. Suaminya baru meninggal, padahal mereka belum lama nikah, sekitar setahunan. Tanteku juga baru keguguran. Aku cuma pengin ngehibur dan nemenin beliau karena takut kenapa-napa. Sejak itu, aku nggak tau banyak apa aja yang terjadi di rumah.”“Kamu nggak ngajak Sonya pindah juga?” tanyaku lagi. Aku memasukkan telepon genggam ke dalam tas selempangku,“Sonya sempat maksa pengin ikut tapi nggak dikasih Mama. Aku pun ngelarang. Mending dia tinggal bareng Mama biar ada yang ngawasin. Di rumah juga ada asisten rumah t
Read more
Surprise, Surprise [3]
“Bisa cerita seperti apa kondisi Sonya sebelum kabur, Vick?” Pada akhirnya, aku tetap saja gagal menahan diri. Aku menyerah pada rasa penasaran.Vicky mendesah pelan. “Aku nggak tau pasti, Nef. Karena udah nggak tinggal serumah sekitar enam mingguan sebelum kejadian itu. Trus aku juga sibuk kuliah dan main sana-sini. Setelah adikku hilang, nyeselnya nggak keruan. Apalagi mamaku kayak nggak terlalu peduli. Malah nyalahin Sonya yang katanya sekarang berubah jadi cewek liar. Mama juga bilang, Sonya kayaknya dipengaruhi pacarnya. Apalagi, dia bawa semua koleksi perhiasannya. Mungkin mau dijual untuk biaya hidup.”Pupil mata melebar. “Sonya punya pacar? Kamu kenal?”“Itu sih versi mamaku. Aku sempat ketemu cowok yang dimaksud Mama itu di sekolah. Dia sekelas sama Sonya, sekarang kelas tiga SMA. Tapi dia ngotot kalau mereka cuma berteman dan sama sekali nggak tau di mana Sonya. Cowok itu juga bilang, Sonya belakangan kayak ora
Read more
PREV
1
...
89101112
...
29
DMCA.com Protection Status