All Chapters of LOVE BROTHER: Chapter 91 - Chapter 100
134 Chapters
Ch 91
"Apa kau ingin keluar dengan bayang-bayang jeruji lagi karena berteriak ingin membalas dendam?" "Kau pria gila, aku akan membongkar niat busukmu jika keluar dari sini." Brian menatap bingung lagi ke arah Rilan. "Apa kau percaya pada wanita ini, dia hampir membuat kau di penjara." Ucapan Rilan membuat wajah Brian kembali datar, dia menelan luda kasar membayangkan dirinya berada di posisi yang sama dengan wanita di depannya. Berbeda dengan Brian, Evanya malah tertawa. "Hahaha, aku suka melihat kalian seperti ini, saling mencurigai satu sama lain," ucap Evanya menyeka sisa air matanya, kini dia beralih menatap Brian yang masih ragu. "Kenapa? kau tidak percaya perkataanku?" Evanya Menyeringai saat tatapannya beralih pada Rilan. "Randika akan membunuhmu saat tahu kau mencintai kekasihnya yang yang kau tutupi ddngan perasaan saudara. Brian sema
Read more
Ch 92
Randika tidak fokus, sedari tadi dia menatap dengan ekspresi yang tidak menyenangkan ke arah Rilan, yang membuat Brian menyerutkan keningnya karena dia bahkan sama sekali tidak berkedip. "Kau seharusnya menjelaskan sesuatu padaku Rilan?" Rilan hampir sama tersedak rokok yang sedang dia nikmati, asap kepul yang hendak dia buang masuk memenuhi rongga dadanya hingga pria dengan manik coklat itu terbatuk. "Uhuk ... uhuk ... uhuk ...." "Aku tidak ikut campur," ucap Brian berlalu pergi. "Hei, dasar pengecut mau kemana kau!" Rilan berbalik menatap Randika, gerak tubuhnya terlihat kalau dia salah tingkah. "Apa?" "Tidak." "Lalu?" "Ah ... itu hanya salah paham Tuan tidak ada perasaan yang seperti itu." "Lalu?" "Aarumi hanya adik bagiku i-itu saja." 
Read more
Ch 93
"Apa alasannya?" "Huh?" "Katakan alasannya, kenapa kau menyukaiku, dan sejak kapan?" Rilan terdiam, dia menatap Randika dengan wajah datar. "Seharusnya kita tidak pernah membahasnya." "Itu tidak akan merubah sebuah perasaan Rilan Harper." Sontak kaget, Rilan menatap Arumi dengan heran karena ini pertama kalinya wanita itu memanggil nama lengkapnya. Randika yang merasa keadaan sudah mulai canggung meminta ijin agar Rilan dan Arumi bisa bucara berdua saja. "Sebaiknya aku pergi, kalian mungkin tidak akan nyaman jika ada aku di sini." "Non!" Wanita itu menoleh dengan tatapan tajam. " Bukankah ini kemauanmu? jadi tetaplah di situ," ucapnya dengan wajah tanpa ekspresi. Randika Menelan ludah kasar, tatapan Arumi benar-benar tajam. Dia tahu dirinya sudah gila karena mengijinkan Rilan untuk mengungkapkan perasaannya meski tahu
Read more
Ch 94
"Astaga Rilan! apa yang kau lakukan di depan klinik ku?" Rilan terdiam, dia memasang wajah datar dan berdiri menghampiri Aurela yang berdiri di ambang pintu. Sudah berjam-jam pria itu tersungkur di depan pintu klinik milik Aurela, entah apa yang membawa dia kesana dan entah apa yang dia harapan dari kehadiran Aurela. "Apa sesuatu terjadi?" tanya Aurela. Pertanyaan yang mengingatkan Rilan akan kekecewaan, hingga tanpa sadar tangan Rilan terangkat mengelus pipi adik perempuan dari sahabatnya itu. "Apa kau begitu menyukaiku?" "Huh?" Kalimat itu terucap begitu saja hingga Rilan sadar apa yang di katakannya membuat wanita di depannya terkejut dan kembali memberikan pertanyaan. "Ada apa denganmu?" Aurela menatap lama sebelum menyadari jika pria pujaannya ini dalam keadaan mabuk. "Apa yang terjadi, kenapa kau tertidur di depan klinik ku dengan k
Read more
Ch 95
Hay semua. Apa kabar? maaf beberapa hari ini tidak up, bukan karena nggak ingat atau sengaja tapi aku lagi sakit 🥺. Sakit di saat pandemi itu eveknya luar biasa bikin drop. Dan alhamdulillah udah membaik dua hari ini. semoga aku tetap sehat dan bisa up terus, minta doanya yah teman-teman.   .   .   .   Mata Rilan yang berat sedikit terbuka, alkohol membuatnya tidak bisa mengendalikan diri dari rasa kecewanya. Apalagi Aurela malah mengusirnya, gadis itu memang benar-benar menyukainya tapi dia tidak mungkin memanfaatkan keadaan Rilan yang sekarang.   "Aku tidak ingin pulang," ucapnya melewati Aurela yang masih berdiri di ambang pintu.   Aurela menengok, menatap Rilan tidak mengindahkan penolakannya. Pria itu menyandarkan punggungnya di sofa sambil menatap Aurela. "Jangan mengusirku, aku mohon biarkan aku tetap di sini."   Aurela me
Read more
Ch 96
Matahari mulai terbit, perlahan manik mata yang mengingatkan akan seseorang itu terbuka menatap seseorang yang menyambutnya tersenyum kecil, dia menempelkan tubuhnya ke arah Rilan dan memeluk tubuh kekar yang tertidur dengan di tutupi selimut tebal itu.   "Arumi dan Randika menghubungimu berulang kali sepanjang malam."   Rilan tidak fokus dengan apa yang di katakan Aurela, dia masih belum terbiasa dengan kehadiran wanita di sampingnya itu, dia menatap Aurela dengan terheran-heran karena tidak mengira dokter wanita yang selalu dia abaikan ini ternyata sangat manis.   "Ada apa? kau lupa kita sudah melakukannya?"   "Maafkan aku."   "Pourquoi? (untuk apa?)"   Tidak ada jawaban dari Rilan membuat wajah Aurela kesal, dia berfikir jika pria itu hanya memanfaatkan kegilaannya untuk menikmati tubuhnya saja.   "Kenapa kau diam, katakan sesuatu. Jan
Read more
Ch 97
Rilan bangkit dengan hanya menggunakan selimut yang kemudian dia tanggalkan untuk menutupi bagian tubuh Aurela yang terbuka. Dia mengambil ponsel dan melihat beberapa panggilan dan pesan dari Arumi, Randika bahkan Brian.   Pria prancis itu terlalu fokus dengan patah hatinya hingga mengabaikan semua orang yang dekat dengannya. Bahkan Arumi, yang sama sekali tidak tahu apa-apa pun ikut merasakan.   Belum pernah sekalipun dia mengabaikan gadis itu, dan entah karena penolakan atau rasa kecewanya hingga membuat dia seperti ini. Beruntung Aurela dapat meredamnya, perempuan itu ternyata punya sisi lain yang sama dekali tidak Rilan ketahui sebelumnya. Dia adalah wanita yang manis dan homuris.   Pria yang memiliki manik cokelat itu tersenyum sendiri mengingat bagaimana wanita itu dulu selalu mengejarnya, mengirimkan begitu banyak bunga setiap pagi dan menarunya di loker dengan kartu ucapan yang jika saja semua itu dia simpan, bis
Read more
Ch 98
"Kau mengabaikan semua panggilan juga pesan dari ku."   Pria itu menelan ludah kasar. "Maaf, aku sedikit sibuk kemarin."   "Kau di mana? apa kau bersama Aurela?"   Rilan tidak menjawab, dia lebih memilih sibuk menyaring kopi untuk sarapannya bersama Aurela.   "Hallo ... Kak Rilan? apa kau masih mendengarku?"   "Sepertinya Itu bukan urusanmu Nona, kau tidak perlu tahu aku bersama siapa sekarang."   "A-apa?"   "Shiitt ... kenapa aku jadi kasar padanya," gumamnya di dalam hati.   "Apa sekarang kau sedang marah padaku?"   "Tentu saja tidak, kau adalah calon Nyonya Tuanku. Aku tidak akan berani melakukannya."   "Kenapa tiba-tiba kau berubah!"   "Karena memang seharusnya seperti itu."   Manik cokelat itu tiba-tiba melebar, dia tidak menyangk
Read more
Ch 99
"Apa kalian bertengkar?" ujar Brian yang sibuk meracik minuman. "Tidak." "Lalu kenapa pria berwajah es itu tiba-tiba ingin bersama adik ku?" "Aku tidak tahu." Randika menyapu wajahnya dengan kasar. "Jelaskan semuanya padaku tanpa ada yang di tutupi. Wajah mu tidak cukup baik untuk menyimpan rahasia brother." Brian memberikan segelas minuman yang biasa mereka minum bertiga saat sedang bersama. Pria itu mendesah saat mengecap rasa yang sudah tidak asing di tenggorokan-nya. "Aku bisa gila jika terus memikirkannya." "Apa ada masalah?" "Ternyata benar yang di katakan Evanya, Rilan memiliki rasa terhadap Arumi." "Kau menemui Evanya?" "Tentu saja tidak!" "Hei brother, santai ... santai." Brian sedikit tersenyum karena Randika yang tiba-tiba emosi. "Apa kau yang memaksa dia untuk meng
Read more
Ch 100
Hening, tak ada jawaban dari Arumi yang sedang kesal. Randika yang sudsh sangat mengantuk dan lelah pun harus kembali mencari cara agar bisa menghibur wanita. "Kau sudah makan?" "Kenapa kau menanyakan hal lain, kita sedang membahas tentang kak Rilan." "Aku hanya sedang mengkhawatirkan mu Sayang." "Pergilah! Aku tidak ingin bicara denganmu." Mata cokelat itu beralih menatapnya dengan tajam. "Ini semua karena kebodohanmu itu." "Aku melakukan hal yang benar. Lihatlah, sekarang Rilan bahkan sudah bersama Aurela." "Tapi tidak dengan ku!" "Sayang, Jangan egois. Rilan berhak menjalani kehidupan normalnya. Dia akan tetap ." "No! Dia mengatakan hal-hal buruk padaku. Dia bahkan mengganti panggilanku." "Itu hanya basi basi karena dia masih merasa canggung, jangan mengambil hati." "Tidak!
Read more
PREV
1
...
89101112
...
14
DMCA.com Protection Status