All Chapters of Gara - Gara Resleting: Chapter 11 - Chapter 20
63 Chapters
11. Rasa Penasaran
Amora terbahak, tidak ada jaim - jaimnya sama sekali. Padahal mereka menikah tidak atas dasar cinta melainkan atas desakan. "Kualatkan! Makanya jangan mesum bhahaa.." Amora memukul - mukul sofa sampingnya dengan terus terbahak renyah. Junior meringis, tubuhnya sedikit membungkuk, kedua lututnya saling merapat menahan sakit di area tempat di mana pusaka berada. Ujung meja sialan! Umpatnya dengan terus merintih ngilu. Junior menjatuhkan tubuhnya, berlutut dengan terus menggeliat kesakitan. Jujur, dia tidak sedang drama di depan Amora. Anunya benar - benar sakit. Apakah patah? Oh tidak, Junior semakin merasa ngilu. Amora berdehem, menghentikan tawanya saat merasa kalau situasi bukan lagi lucu. "Apa sakit banget?" Amora berjongkok, menepuk - nepuk punggung Junior seperti saat ayahnya--Jayden-- membantu Brian yang waktu itu tidak sengaja anuny
Read more
12. Tidur Dan Pertanyaan
      Hampir dua bulan, Amora semakin tahu dengan sikap asli Junior. Awalnya tidak banyak bersuara, kian hari kian cerewet, kian mesum dan banyak sekali maunya. Amora geleng - geleng kepala, Junior mulai kembali banyak meminta hari ini."Ya beli aja, di larang percuma! Nanti pasti beli.." Amora cemberut dengan terus mengupas apel. "Ga ikhlas gitu.." Junior balik cemberut walau tidak ketara. "Ya abis, katanya mau nabung buat beli rumah yang di perumahan Melati.." Amora menyimpan pisau dan apel yang belum di kupasnya. Junior melirik Amora yang mendekat itu. "Lain kali aja, motor lo itu bentuknya udah aneh, mau seaneh apa lagi? Hm?" Amora mengusap bahu Junior sekilas. Junior menahan pinggang Amora, menyuruhnya untuk dudu
Read more
13. Pindahan
          Amora tertawa pelan seraya menepuk bahu Junior sebagai respon betapa lucunya cerita Junior yang ternyata membuat Amora begitu receh."Serius, gue ga bisa keluar lama waktu pertama__" Junior kembali melilitkan sebelah tangannya di perut Amora."gue baru masuk, gerak dikit udah lepas.." lanjutnya dengan terkekeh pelan.Junior pernah jadi amatir, siapapun pasti pernah. Bahkan seorang profesional pun awalnya pasti amatir dengan kisah yang pastinya berbeda juga."Jorok! Udah ah, jangan bahas soal ranjang.." Amora terlihat merona walau terus tertawa pelan."Kita lagi di ranjang, lebih bagus bahas begituan.." Junior berujar santai."Ck! Mesum emang!" Amora menjitak pelan
Read more
14. Jatuh dan masalah
         Lagu sayang yang di nyanyikan oleh Via Vallen mulai Amora senandungkan. Kedua tangannya aktif menarik dan mendorong tongkat lap pel. Sesekali pinggangnya meliuk, memutar, begitu menghayati."An*j*ng!" bersamaan dengan suara bedebug keras membuat Amora menoleh kaget ke asal suara.Junior terlentang dengan wajah mengernyit dan meringis. Bibir Amora berkedut, Junior jatuh terpeleset?"Bantuin!" Junior melotot pada Amora yang menatapnya dengan menahan tawa itu.Amora melangkah namun naas, lantai yang di pijaknya sama - sama licin. Amora jatuh dan untungnya menimpa Junior."Akh!" Junior sontak merasakan double kill, pinggangnya semakin berdenyut.
Read more
15. Junior Sayang Amor
        Amora menggenggam ponselnya dengan gemetar. Matanya terus mengedar dengan tidak fokus, jantungnya berdebar tak karuan. Amora kembali di serang gelisah saat melihat segerombolan manusia melewatinya yang tengah duduk di pinggir jalan.Jiwa Amora terguncang, keadaannya sungguh kacau. Kalau saja dia tidak berhasil kabur, mungkin kini dia tengah di perkosa oleh sopir taksi itu atau mungkin lebih parahnya dia di bunuh setelah di pakai.Sudah 16 menit berlalu, Amora tidak kunjung melihat kedatangan Junior. Mungkinkah Junior benar - benar ingin menyakitinya agar Brian juga sakit?Amora terisak semakin kacau, perutnya yang kosong, tenggorokannya yang kering dia abaikan. Sungguh Amora kalut."Neng.."
Read more
16. Mulai Pulih
        Seminggu berlalu sejak kejadian hari itu, Amora sudah membaik. Demamnya pun sudah sembuh. Amora mencoba beradaptasi, perubahan Junior sungguh ketara."Makan? Minum obatnya? Pusingnya masih? Badan udah engga sakit?"Amora mengerjap, yang cerewet sekarang Junior sepertinya."U-udah.." di telannya ludah karena gugup, ingatannya kembali pada hari di mana Junior mengungkapkan perasaannya.Amora sontak merona, jantungnya berdebar. Hari yang penuh dengan kejutan. Amora bahkan belum membahas soal itu. Junior pun terlihat acuh soal balasan perasaannya."Lo demam lagi?" di rabanya kening Amora."engga panas.." lanjutnya dengan mengusap rona di pipi Amora.Amora tersenyum tipis."Maka
Read more
17. Kesedihan Dan Kebahagiaan
      Pria cukup tua dengan jambang lebat sedikit beruban dan rambut gondrong ikal yang sama ada ubannya itu, melangkah menghampiri Junior yang tengah duduk menunggu mie ayam pesanannya datang. "Mas, di bungkus 10.." Junior refleks menoleh, tatapannya langsung bertemu dengan pria itu yang kini duduk di sampingnya. Keadaan cukup hening, karena hanya ada mereka berdua di sana sebagai pembeli. "Bunda sakit.." celetuk pria matang itu pelan. Junior mengalihkan tatapannya, mengedar sesaat sebelum menatap lurus apapun di depannya. "Ayah sama bunda masih harus nyamar sampe kasusnya bereskan? Udah 10 tahun lamanya, udah biasa sendiri. Tapi, semoga aja bunda cepet sehat.." Junior menelan ludah, mencoba mempekakan semua indera
Read more
18. Kembalinya Biduan
     Junior memijat pelipisnya, dia merasa pening. Matanya kembali menatap Amora yang seperti lepas dari kandang itu. Dangdut sialan! Umpatnya.Apa sah dia menjilat ludahnya sendiri? Junior sungguh tidak mau berbagi.Mulut sialan! Umpatnya pada bibirnya sendiri."Mor, ganti lagu.." kata Surya dengan suara mendayu, ngondek.Ayu dan Ilham mengangguk setuju dengan kompak. Kedua kaki dan tangannya bergerak mengikuti nada lagu.Amora melirik Ratih."Ganti, Rat.." katanya dengan masih bergoyang, menikmati akhir lagu.Amora terlihat semakin cantik hari ini..Junior berdeca
Read more
19. Akan Kembali Melarang
      Junior menggeliat, menguap sesaat lalu membuka matanya. Suara gemericik air hujan yang gerimis membuat tubuhnya terasa berat untuk bangun.Junior menarik selimut, memeluk Amora yang masih terlelap dan berpetualang dalam mimpi."Emh.. Bangun, Razelia, sayang, istriku.." bisik Junior dengan mengulum senyum, matanya terpejam, ingatannya kini sibuk pada kejadian 9 tahun lalu."Yumtas, nama aku Yumtas om.." Junior saat benar - benar usia 19 tahun terlihat ramah dan baik sekali.Jayden tersenyum tipis."Dia Amora, Razelia Amora Rulzein. Anak om.." di tatapnya Amora yang saat itu 9 tahun."Hanya seminggu, tidak lama dan om har
Read more
20. Mulai Terbuka
Amora menatap Junior yang menghampiri mejanya, Amora menghentikan kegiatan meminum airnya. "Kenapa?" tanya Amora dengan suara sedikit serak, mungkin karena terlalu semangat hari ini. Junior duduk di kursi samping Amora, tangannya terulur untuk menyeka peluh di dahi Amora. "Cuma mau tegasin sama mereka, lo punya gue.." bisik Junior dengan mencuri kecupan di rambut Amora. Ayu dan Surya memekik tertahan, saking tidak sanggup menatap keuwuan pasangan yang sedang hangat - hangatnya itu. "Malu ih, di liatin orang.." Amora berbisik dengan kesal. Junior tidak peduli, wajahnya terlihat di tekuk tak bersahabat. Moodnya masih buruk. "Kenapa sih?" Amora berbisik saat aura Junior menak
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status