Semua Bab Pengantin Pengganti: Bab 51 - Bab 60
99 Bab
Aku hanya hamil
Farhan langsung membopongku ke atas ranjang, aku yang sedang hamil kenapa di perlakukan seperti orang lumpuh. Semua perhatian yang Farhan berikan padaku membuat aku menjadi tidak nyaman. Tetapi apa  boleh buat aku tidak bisa membantahnya karena ia sedang sangat sensitiv, mungkin di lain waktu aku bisa membicarakan hal ini denganya.***Sebelum Jack pergi ke kantor, ia sengaja mampir ke toko bunga untuk memesan bouquet bunga mawar merah terindah untukku sekalian ia meminta untuk mengirim ke rumahku.Jack sudah bisa menebak kalau hari ini Farhan tidak akan masuk, semua urusan yang berhubungan denganku pasti Farhan selalu memprioritaskannya. Sedangkan Jack harus mengurus semua pekerjaan di kantor entah bagaimana caranya harus selesai di hari itu juga.Secara tidak langung sebenarnya Jack sudah seperti pemegang perusahaan karena ia bisa menghandle semua pekerjaan yang ada, tetapi tetap saja setiap keputusan yang akan ia buat  ia selalu
Baca selengkapnya
Terimakasih dan Maaf
KRING... KRING... KRING...Ponsel Farhan berdering tepat saat bibirnya hampir menyentuh bibirku, dengan mendengus kesal ia langsung meraih ponselnya dan mengangkatnya dengan marah marah.“Ada apa?” Farhan langsung mengangkat saja tanpa melihat siapa yang menelponnya.“Maaf tuan, ada seseorang yang mengirimkan bouquet bunga untuk tuan dan nyonya, saya menelpon tuan karena taddi tuan yang bicara sendiri kalau tuan tidak ingin ada yang datang ke atas,” terang bibi Ana dengan gelagapan, setiap orang yang kena marah oleh Farhan pasti nyalinya langsung ciut, tetapi itu tidak berlaku untuku.“Siapa yang mengirim?” Tanya Farhan dengan ketus.“Tuan Jack.”TUT... TUT... TUT...Farhan langsung mematikan panggilan dari bibi An, emosinya kini semakin melonjak setelah tau siapa yang mengirim bouquet bunga. Tanpa babibu ia langsung mencari nama Jack di kotak panggilannya dan ia langsung memanggil.
Baca selengkapnya
Makan Malam
Begitu marahnya Farhan padaku, mau tidak mau aku memang harus berdiam diri di dalam kamar kalau Farhan sudah marah seperti itu aku tidak bisa membantahnya. Di ingat ingat aku sering sekali membuat Farhan marah aku takut menjadi istri durhaka tetapi dia juga punya kepribadian pemarah.“Huh...  kehidupanku sudah seperti di penjara,yang membedakan hanya tempatnya saja. Dirumah sendiri di perlakukan seperti napi kenapa tidak sekalian kirim aku ke penjara agar aku tidak bisa kabur,” aku mendengus kesal dan menghempaskan tubuhku di atas kasur yang lumayan empuk tetapi aku merasa seperti batu.“Mana ponsel di sita, ngga boleh keluar kamar, apa aku masih kuat menjalani kehidupanku jika seperti ini terus. Selama sembilan bulan aku terus berada di  dalam kamar yang ada aku bisa gila, dasar suami gila ,” aku membanting bantal ke sembarang arah, masa bodo jika Farhan sedang memantauku aku tidak peduli.***“Sialan... Ada apa de
Baca selengkapnya
Mandi
“Kenapa tidak di habiskan?” Tanya Farhan padaku.“Sudah kenyang, sepertinya ini efek sedang hamil , nafsu makanku jadi berkurang.”“Mau istirahat saja?”“Nanti saja, masih ada Jack.”“Kalau begitu aku pulang saja, lebih baik kau istirahat Luna. Jangan paksakan kondisi tubuhmu, ingat sekarang kau sedang berbadan dua kau harus lebih berhati-hati,” Jack langsung bangkit dari duduknya dan ia bersiap untuk melangkahkan kakinya ke pintu keluar.“Tunggu Jack, aku antarkan Luna ke kamar terlebih dahulu.”“Ayo sayang,” ajak Farhan padaku sambil membanuku berdiri.“Jack sorry ya kita tidak bisa mengobrol lebih lama padahal aku masih kangen.”“Besok aku akan lebih sering mengunjungimu.”“Atau malam ini kau bisa tidur disini saja biar kita bisa mengobrol lebih lama?”Jack melirik ke arah Farhan, dan ia langs
Baca selengkapnya
Gegabah
Ke esokan harinya, Farhan bangun lebih awal dariku. Walaupun dia sudah bangun lebih awal tetapi ia tidak turun dari ranjang melainkan ia terus mengendus pundakku.Aku terganggu atas perbuatan Farhan padaku, dengan menahan rasa ngantuk aku terbangun dan melihat Farhan yang sedari tadi menggangguku.“Kenapa kau terus menggangguku,” aku menegur Farhan tanpa memikir dua kali, memang sejujurnya aku sangt terganggu dengan apa yang Farhaan lakukan padaku.“Aku hanya ingin menghirup aroma tubuhmu sayang, aroma tubuh ibu hamil sangat nikmat.”“Aku jadi terbangun karena ulahmu, sepagi ini sudah merayu. Katakan saja ada apa?”“Yang semalam belum selesai,” Farhan mengatakannya dengan ragu karena takut aku akan marah karena sepagi ini sudah membahas seperti itu dan di tambah lagi aku terbangun karena ulahnya yang hanya ingin melanjutkan kegiatan tadi malam.“Sepagi ini kau sudah minta seperti itu? Sia
Baca selengkapnya
Gegabah part 2
Setelah Farhan mencapi klimaks, kita langsung keluar dari kamar mandi. Seperti tadi awal apa yang kita obrolkan, aku menggunakaan handuk sedangkan Farhan telanjang bulat.“Tunggu saja di kamar mandi, aku akan mengambilkan handuk untukmu, aku menyuruh Farhan untuk berdiam diri di dalam kamar mandi karena aku tidak mau kalau lantai kamar jadi becek.“Kenapa aku harus menunggu di sini?”“Nanti lantai kamar menjadi becek, aku tidak mau kerja dua kali. Sudah tunggu dulu disini sebentar.”“Tidak usah, aku bisa menggunakan handuk yang kau gunakan,” Farhan menarik tanganku dan ia melepas handuk yang sedang aku kenakan.“Suami apa yang kau lakukan?” Aku terkejut dengan apa yang Farhan lakukan padaku, ia melepas handuk yang sedang aku kenakan,“Aku ingin mengelap badanmu sayang,” Farhan mengelap seluruh badanku dengan handuk yang aku kenakan hingga badanku kering.Lalu ia mengeri
Baca selengkapnya
Curiga
“Iya,” aku menjawab pertanyaan dokter dengan ragu.“Maaf ini kesalahanku karena tidak memberitahu pada kalian sejak awal tentang apa saja yang tidak boleh di lakukan saat awal kehamilan. Tetapi setelah berhubungan apakah nyonya Luna mempunyai kendala atau merasa tidak nyaman?”“Baik baik saja dok, tidak ada kendala apa pun.”“Syukurlah kalau tidak ada kendala, untuk kedepannya anda harus menghindarinya dulu sampai trisemester kedua ya nyonya Luna karena untuk menghindari  persalinan prematur.”“Baik dok, terus bagaimana kondisi bayiku dok? Apakah masih baik baik saja?”“Semoga aman, karena saya lihat nyonya dalam kondisi sehat. Nanti kalau ada gejala yaang merasa tidak nyaman langsung hubungi saya saja.”“Baik dok.”“Oke kalau begitu saya pamit terlebih dahulu ya, jika terjadi sesuatu langsung hubungi saya.”“Baik dok,teri
Baca selengkapnya
Nama bayi kita
Selama rapat berlangsung Farhan tidak ingin berlama lama karena ia sudah sangat ingin pulang ke rumah. Ia langsung menyetujui keputusan yang menurutnya akan membuat ia untung lalu ia langsung membubarkan rapat.“Jack aku mau pulang, kau mau ikut denganku?” Sangat tumben sekali Farhan berbaik hati seperti ini pada  Jack.“Aku harus ke lapangan sekarang, karena jika tidak di awasi denganku maka mereka akan bekerja seenaknya sedangkan kita sudah sangat menanti launching hotel ini.”“Kau yakin akan ke lapangan saja?”“Ya, nanti kalau pekerjaanku sudah selesai aku akan berkunjung kerumahmu, lagian baru kemarin aku bertemu Luna setidaknya rasa rinduku sudah sedikit terobati kemarin.”“Baiklah.”Farhan langsung bergegas dari ruang meeting ke parkiran yang di khususkan untuknya tetapi ia juga berbagi pada Jack.Begitu sampai di parkiran, Farhan langsung masuk ke dalam mobil dan
Baca selengkapnya
Terharu menjadi seorang ibu
“Aku hanya terharu saja karena sebentar lagi aku akan menjadi seorang ibu.”Saat memegang baju bayi ini peran menjaddi seorang ibu terasa sangat nyata padaku. Aku menatap Farhan dengan penuh senyuman bahagia, lalu aku mengajaknya untuk melihat barang barang yang lainnya.“Suami, ayo kita pulang.”“Mau langsung pulang? Liat liatnya udah atau ada yang ingin kau beli?”“Nanti saja sayang, jika terlalu lama disini nanti yang ada semua inginku beli.”“Tidak masalah, mana yang ingin kau beli?”Aku melihat sekeliling toko ini karena aku bingung ingin memilih yang mana.“Atau mau semuanya?”“Jangan suami.”“Kenapa?”“Ya sudah baju yang tadi saja,” aku mengambil baju yang tadi aku  pegang.“lalu apa lagi?”Aku tampak berpikir mau mengambil barang apa lagi karena ini hal pertama kali dal
Baca selengkapnya
Marah mode kalem
“Suami bangunlah, kau harus ke kantor hari ini,” aku membangunkan Farhan sambil mengusap rambutnya,seperti seorang ibu yang sedang membangunkan anaknya.“Sudah jam berapa?” Farhan berkata sambil masih menutup matanya.“Masih pagi, tetapi aku sengaja membangunkanmu agar kau bisa meghirup udara segar di pagi hari.”“Tunggu  sebentar aku masih ngantuk,” Farhan meraih tanganku lalu ia genggam dan kembali tertidur.“Bangunlah, aku akan membuatkan sarapan untukmu.”“Kau akan memasak?” Farhan langsung membuka matanya lebar lebar dan ia mengambil posisi duduk walaupun ia masih sangat ngantuk.“Iya, aku sedang ingin memasak. Kau mau di buatkan menu sarapan apa?”Farhan masih terdiam sambil memandangku dengan tatapan tidak percaya.“Mau nasi atau roti isi?” Aku memperjelas pilihan menu sarapan kepada Farhan.“Roti saja,&rdquo
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status