Semua Bab Project Darah Malaikat: Bab 71 - Bab 80
146 Bab
Panggilan Darurat
“Jangan sebutkan namanya! Kalau tahu ya sebut dalam hati saja! Begitu pesan Sinna,” imbuh Aaron kayak perintah yang tak boleh ditolak.“Oke!” sahutku dengan nada cepat. Meskipun, aku sedikit bingung.“Oke, kalau begitu pulanglah sekarang! Kamu harus ke sana secepatnya! Begitu pesan pamungkasnya,” info Aaron kembali dengan menekan setiap kata yang ia ucapkan.Aku melongo.Ada apa sih?Dan ... barkiya?Wanita cantik yang sulit ditemui itu mengirimkan pesan agar aku segera menemuinya dengan tidak boleh membocorkan namanya?Apa dia tahu Daffar, Pak Badzan dan orang-orang semisal yang mungkin akan mendengarnya?Eh!Jangan-jangan ....Jangan-jangan ia tahu kemungkinan aku sedang bersama siapa gitu?Begitukah?Dengan cepat, aku bergegas ke arah tangga. Lalu, dari ujung anak tangga teratas aku berteriak pada dua orang yang masih duduk meja makan itu.“Pak, Bu, saya harus segera pulang,” infoku dengan suara nyaring.Kemudian, aku memasukkan barang-barangku yang nggak seberapa ke dalam ransel,
Baca selengkapnya
Peringatan Sangat Keras
Sejenak aku ragu.“Aku harap Barkiya memberikan kelonggaran untukku agar jawaban itu nggak terpenjara dalam kata iya dan tidak,” jawabku berkelit setelah beberapa saat diam.Barkiya mengangguk.“Oke. Silahkan! Kalau begitu, aku akan melonggarkan ruang dengar agar Kamu bisa menjelaskan,” jawab wanita cantik yang memiliki penampakan ganda itu.Tapi, ia tetap berdiri di depanku, seolah ia alergi jika mendengarkan sambil duduk.“Ada beberapa hal dalam pengaduan gadis berkulit pucat itu yang perlu saya luruskan, Barkiya. Yang pertama adalah aku tidak merebut pacar siapapun. Kedekatan antara aku dan laki-laki yang diklaim sebagai pacarnya itu karena hubungan kerja,” awalku berkisah.Barkiya mengangguk, tetap diam dan terus menatapku dengan penuh selidik.“Dan karena saya dipindahkan ke departemen khusus, lalu diangkat menjadi asisten pribadi pemilik saham di tempat saya kerja itu, saya harus pergi bersama laki-laki itu ke satu tempat yang ditunjuknya." Aku diam sejenak untuk mengambil napas
Baca selengkapnya
Gagal Kabur
Aku terlonjak.Dan, mata ini membelalak ketika mengangkat kepala dan melihat Daffar sedang duduk di depanku. Hanya meja yang memisahkan jarak kami.“Aku tahu Kamu pasti langsung kembali ke sini, aku mencarimu, Anneth. Apa Sinna memintamu pulang? Ah ... temanmu itu pasti khawatir sekali ketika tahu Kamu pergi bersamaku lagi,” ujar Daffar bersambung-sambung.“Oh!” sahutku pendek sambil menatapnya dengan bingung.“Kamu harus menjauhinya, Anneth!” Mendadak perkataan Barkiya melintas bagai sebuah iklan menyela tayangan film.Wajah Daffar cerah. Dengan begitu, ketampanannya mendekati level tak tertolak.“Aku sudah bicara dengannya, dan dia setuju untuk menunda keputusan itu,” jelasnya dengan bahagia.Aku tahu siapa ‘dia’ yang dimaksud. Ghassan.“Kita bisa tenang sekarang,” ujarnya lega.“Oh!” sahutku lagi.Aku bingung mau menanggapi dengan jawaban apa.“Kamu kenapa, Anneth? Kok bingung gitu? Lelah?” tanyanya yang telah menganalisa perubahan wajahku.“Oh,” sahutku sambil mengangguk dengan ce
Baca selengkapnya
Rahasia Dibalik Rahasia
Malam berlalu dengan cepat, secepat alam pikiranku yang terus mempertanyakan solusi dari keinginan dan larangan yang menjerat hati.Pagi datang, dan aku berharap hari ini adalah hari tenang untukku. harusnya, tidak ada Daffar hari ini.Egh!Kedua telinga ini tegak begitu menangkap pergerakan yang sepertinya ada di teras rumah kecilku yang sempit itu.Siapa?Ah ... kuharap bukan Daffar. Tiap membayangkan kehadirannya, dengan segera bayangan sosok Barkiya ikut hadir dalam benak.“Whoah! Whoah!” Suara seseorang terdengar menyenandungkan kekaguman.Siapa?Aku yakin itu bukan Daffar.Aku bergegas berjalan ke arah pintu.“Hah?!” seruku tertahan ketika di depan pintu rumah ku berdiri seorang wanita yang sedang hendak mengetuk pintu ini.Aku mengerjapkan mata melihat wanita yang menurunkan tangannya, lalu mengangguk dengan santun ini.Wanita cantik ini tersenyum.“Selamat pagi,” sapanya lembut.Aku menutup mulut yang menganga.“Ka-kay-la?” tanyaku memastikan.Wanita ini mengangguk tanpa ragu.
Baca selengkapnya
Peringatan Dari Arah Lain
Otomatis mata ini terpejam ketika membayangkan kengerian jika apa yang diprediksikan Kayla itu benar-benar terjadi, sedangkan hanya salah satu dari mereka yang mengejarku saja, efeknya sudah membuatku hampir kehilangan detak jantung.Aku membuka mata dan menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong.“Anneth, maafkan aku, karena lebih mendorongmu untuk melakukan ini, karena jika aku mendorong Daffar melakukan ini, Kamu tahu ‘kan, laki-laki itu adalah tipe pemburu, dia tidak akan berhenti sampai mendapatkanmu." Ia diam sejenak."Apalagi ia sudah menemukan Paradise bersamamu,” sambung Kayla dengan merendahkan suara.Saat ini juga aku merasa ada dua jenis burung yang muter-muter di kepala ini, riuh dan bikin pusing.“Kamu tentu sangat berharga bagi Daffar. Tidak mudah bagi dia untuk menemukan manusia yang hampir seperti dia, Anneth,” pungkasnya menambah keruwetan ini.Nadec mendekat.“Ibu, aku ingin melihat setiap sudut Shrim, juga mencicip semua makanan yang ada di sini, ayo, Bu!” ajak N
Baca selengkapnya
Menembus Perbatasan
Belum sempat proses cerna pikir ini selesai pada tataran kesimpulan, dari kejauhan, seorang wanita terlihat berjalan dengan tergopoh-gopoh.Di belakangnya, mengekor seekor kijang yang bentuk badannya sebesar kijang yang sebelumnya mendekat ke titik di mana aku jatuh ini.“Hah ... hah ....” Wanita itu terengah-engah ketika sampai di dekatku.Eh!Sepertinya aku mengenali wanita ini.Wanita yang tengah menatapku dengan pandangan takjub ini mengenakan dress one piece longgar. Dan aku nggak akan melupakan pipi gembulnya yang menyaingi bentuk bakpao itu.“Aku nggak menyangka hari ini akhirnya tiba!” serunya sambil mendekat ke arahku.Maksudnya?!Kijang yang berada di belakang wanita itu melonjak-lonjak girang seperti ikut mengekspresikan perasaannya.“Ayo, Anneth!” ajaknya sambil mengulurkan tangan.Ha! Benar!Ia memang wanita itu, wanita yang membukakan pintu rumah Barkiya ketika pertama kali aku mengunjunginya.Ah ... itukah kenapa saat itu kenapa ia terlihat terengah-engah padahal rumah
Baca selengkapnya
Kisah Dari Ardasyr
Mereka berdua bergeser berlainan arah.“Kalau begitu silahkan masuk!” sambut salah satu dari mereka.Aku mengangguk hormat, lalu berjalan terlebih dulu seperti yang mereka minta. Tapi, aku nggak melepaskan tanganku dari tangan Eldona.Whoah!Aku terkagum-kagum ketika mengamati keindahan pintu utama bangunan ini yang begitu indah. Dan lebih terkagum lagi ketika melihat bagian dalam bangunan ini yang memiliki langit-langit yang sangat tinggi dengan lampu-lampu kristal yang bergantung.Bagian langit-langit bangunan yang tembus pandang menampakkan langit yang berwarna putih tanpa sedikit pun semburat warna biru. Dari tempat aku berdiri, sepertinya seluruh permukaan langit tertutup dengan awan putih.“Selamat datang kembali di Ardasyr, Anneth,” sapa sebuah suara perempuan yang terdengar merdu.Kembali?Aku mengedarkan pandangan, tapi tak melihat sumber suara itu.Namun, tiba-tiba seorang wanita muncul begitu saja di beberapa langkah dariku.Tiga orang di dekatku mengangguk hormat.Aku melo
Baca selengkapnya
Jawaban Setiap Pertanyaan
Tiba-tiba, Detik ini juga, di ujung kalimat Yarim, diriku berada di Sahm.Aku melihat langit menggelap dan permukaan bumi mulai bergerak.Penduduk kota itu mulai kacau balau karena gerakan permukaan bumi yang terasa seperti tarikan itu terasa lebih kencang dari gerakan permukaan bumi di sembilan bulan terakhir.Berikutnya, aku melihat kelebatan sosok-sosok berjubah yang terbang mendekat ke di langit gelap kota Sahm.Gerombolan berjubah yang mendadak keluar seperti bagaimana Mazdak tiba-tiba muncul di ruang kerja Daffar itu, dengan bengis menghujani rumah di mana kedua orang tuaku dan bayi yang baru lahir itu dengan bola api besar tanpa sedikit pun belas kasih.Dan di antara mereka, aku melihat Ghassan.Seketika, ledakan-ledakan bola api besar yang itu melalap semua yang ada di sekitar tempat itu.Aku ingin memejamkan mata agar tak melihat kengerian itu. Aku juga ingin menutup telinga ini agar nggak mendengar jeritan pilu para penduduk Sahm.Tapi, aku nggak mampu.Semua anggota tubuhku
Baca selengkapnya
Menemukannya
Bagian penutup peti seukuran tubuh manusia itu terbuat dari bahan kaca tembus pandang yang memperlihatkan isi peti ini.Peti yang ternyata adalah sebuah peti mati ini berisi satu sosok yang telah membujur kaku.Aku tidak berani menyentuh peti berwarna putih yang seperti terbuat dari batu ini.“Kurasa dia sudah lama menunggumu, Anneth,” ucap Eldona yang disambut dengan gaung suaranya sendiri.Tapi, aku tak berani mengalihkan pandanganku ke bagian atas sosok yang terbaring ini. Aku terus menunduk kebawah dan hanya memandangi baju warna perak yang dipakainya.Sayang sekali, Eldona yang sepertinya membaca keengananku, menarik lengan ini untuk bergeser ke bagian atas sosok yang sudah terbaring tak bergerak ini.“Egh!” seruku terperanjat ketika pandangan mata ini akhirnya menatap wajah sosok yang terdiam dengan kaku ini.“Ini ....” Lidahku kelu.“Jadi, dia ada di sini?” tegasku pada diri sendiri.“Hi-rah!” seruku hampir tak percaya.Inilah penjaga Ardasyr yang adalah orang yang mengasuhku s
Baca selengkapnya
Sang Pangeran Kegelapan
Aku menekan-nekan pelipis yang mulai berdenyut.“Aku begitu mengenali gerakan khas manusia itu,” sindir Barkiya datar.Phuh ...!Aku nggak tahu apa penduduk Ardasyr mengalami cenat-cenut di pelipis jika mendadak pusing karena kalut. Tapi, aku memang bukan orang Ardasyr, meskipun kabarnya dulu aku pernah tinggal lama di sini.Aku mengangkat pandang, dengan takut-takut menatap Barkiya yang ternyata tengah menatapku dengan tajam.“Apa kekuatan itu tidak bisa ditutup kembali?” tanyaku penuh harap.Barkiya menatapku tanpa ekspresi.“Bisa,” ucapnya singkat.“Jika Kamu bisa menghidupkan Hirah kembali,” sambungnya dengan nada cepat.Agh!Aku seperti terlempar ke dalam jurang keputusasaan yang tak berujung.“Anneth, Kamu nggak bisa mundur kembali ke masa lalu, mau nggak mau, suka nggak suka, Kamu harus menghadapi takdirmu,” ucap Yarim dengan lembut.“Sudah terlambat, Anneth, Kamu bisa melakukan keinginan khayalmu itu dengan menjauh darinya di hari pertama Kamu bersinggungan dengan kekuatan Anb
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
15
DMCA.com Protection Status