Semua Bab Legenda Galuh Tapa: Bab 111 - Bab 120
244 Bab
111. Kekalahan Aura
''Paman, aku rasa dia mempunyai kemampuan yang lebih hebat dari pada ketika dia masih hidup dahulu ''sambung Galuh Tapa, ''Tapi aku yakin kau lebih hebat dari dirinya, aku percaya itu.''''Tentu saja, aku tidak akan kalah, ''ucap Andaran. ''Dan terimakasih akan keyakinanmu!''''Sudah siap paman, dia datang! ''ucap Galuh Tapa, sembari melompat kebelakang menghindari serangan yang sebentar lagi datang dan ternyata.Ahk!''Serangan itu tepat mendarat mengenai wajah Andaran, membuat pria itu terlempar beberapa puluh meter kebelakang.''Paman kau baik- baik saja?''''Aku tidak apa-apa! ''Teriak Andaran sedikit kesal, ''Kau jangan terlalu mengkhawatirkanku, lebih baik kau diam saja.''Namun secara tiba-tiba, setelah dia mengatakan hal itu, mahluk aura langsung menyerang.''Akh!''Galuh Tapa menutup matanya, pada serangan kedua yang berhasil mendarat tepat kebagian perut, sekali lagi, pria itu terlempar kebelakang.''Aku sudah muak dengan semua ini! ''Teriak Andaran sembari mengepalkan tinju
Baca selengkapnya
112. Berjuanglah Lebih Keras
Beberapa pendekar kelas tinggi seperti Prahmana dan surgantara berada pada tahanan bawah tanah, mereka akan dibebaskan setelah melakukan tapa, untuk membersihkan perbuatan yang dilakukan selama ini.Ini adalah teradisi ditempat ini, mereka akan melakukan ritual puasa satu tahun penuh dengan doa-doa yang dirapalkan setiap waktu.Tapa ini dilakukan mungkin satu tahun lamanya, tapi selagi mereka melakukannya dengan sungguh-sungguh, satu tahun bukanlah waktu yang lama.Pada saat perkumpulan itu, Tabib Nyai Pirut mengeluarkan dua bakul yang terbuat dari anyaman bambu yang dijalin sangat rapi membentuk seperti kotak. Didalam setiap bakul, ada lima botol kecil ramuan yang memiliki energi kehidupan yang sangat besar.''Ambilah bakul ini, mungkin ini kelak akan berguna?, ''ucap Nyai Pirut, ''isinya ada sepuluh butul ramuan. Ramuan yang aku teliti dan disimpan selama ratusan tahun. Satu ramuan setara dengan tiga puluh tumbuhan embanglai ajaib atau setara dengan sepuluh buah tanam ingur bening
Baca selengkapnya
113. keberhasilan Galuh Tapa
Setelah Tiga hari tiga malam lamanya, panglima kumbang mengaum dengan keras. Suara macan hitam, terdengar disetiap sisi pedepokan pedang bayangan, membuat semua orang menjadi terkejut, karena tidak biasanya hewan itu mengaum didalam pedepokan. Resi Sembadah bersama Andaran dan beberapa orang yang lain bergegas menuju ke telaga cahaya kehidupan. Mereka cukup yakin, bahwa suara auman panglima kumbang adalah tanda bahwa ritual Galuh Tapa telah berakhir. Setiba dirumah batu Andaran dan yang lainnya, menemui Galuh Tapa sedang berada dipinggir bibir telaga. ''Apa kau yang menarik pemuda ini keluar? ''tanya Andaran kembali mengelus kening panglima kumbang, ''kerja bagus, kau benar-benar teman yang baik.'' Andaran lalu memakaikan pakaian Galuh Tapa, tentu saja pemuda itu tidak sadarkan diri saat ini, tapi setelah merasakan jantung Galuh Tapa yang masih berdetak masih kuat, Andaran tersenyum kecil. ''Kau kembali, anak muda!'' Hingga akhirnya Galuh Tapa dibawah kerumah Resi Sembadah, d
Baca selengkapnya
114. Menuju Puncak Gunung
Ketika Galuh Tapa masih terbuai dalam lamunan, secara tiba-tiba dia dikejutkan oleh panglima kumbang. Macan itu menggeram beberapa saat kemudian menyodorkan kepalanya kewajah pemuda ini.''Dari mana saja dirimu, kumbang? ''tanya Galuh Tapa.''Gerr ''''Aku tidak percaya mereka memberimu begitu saja, kau mungkin sedang berbohong.''''Gerr.'' Nampaknya macan hitam marah dengan perkataan pemuda itu.''Baiklah aku percaya denganmu, tapi jangan marah?''Sekali lagi dia merasa aneh, Galuh Tapa bisa merasakan binatang itu. Dia juga bisa merasakan pikiran domba yang berkeliaran sepanjang rumah orang, beberapa binatang yang lain juga seperti burung-burung kecil yang sedang berkicau.Perasaan-perasaan itu timbul begitu saja, kemudian hilang seperti debu-debu kecil yang diterpa angin.Untuk beberapa waktu Galuh Tapa hanya terdiam tanpa mengatakan apapun, meski sesekali Andaran memanggilnya.Perasaan itu jelas menganggu dirinya, bagaiman tidak? ketika dia hendak berniat menyembelih seekor kambing
Baca selengkapnya
115. Puncak Api
Sesuatu yang dimaksud Galuh Tapa adalah badai gunung.Resi Sembadah berpesan bahwa puncak gunung dempo selalu menyimpan sesuatu yang bebahaya yang sulit diperidiksi, seperti badai atau sambaran halilintar ditengah kawah beerapi.Setelah melakukan perjalanan dalam beberapa jam, akhirnya mereka berdua memijakan kaki diatas puncak gunung yang disebut puncak api gunung dempo. Permukaan dipenuhi dengan batu dan debu volkanik, bau belerang jelas tercium menyesakkan dada panglima kumbang.Sekitar ratusan meter jaraknya sekarang antara Galuh Tapa dengan puncak api. Kawah berapi yang selalu mengeluarkan asap tebal dari kejauhan, pada jarak ini, sebenarnya bau belerang semakin menyengat.Panglima kumbang tidak berniat berjalan lebih jauh lagi mendekati puncak Api, dia sedikit takut.Galuh Tapa menyadari rasa takut panglima kumbang yang pasti ada alasannya, sebab energi kuat mulai tepancar dari sekitar kawah tesebut.Hari ini mulai menutup, berganti malam dengan rembulan sabit seperti menggantu
Baca selengkapnya
116. Tempat Pemujaan
Sehingga membuat Galuh Tapa mengikuti ujung akar yang menempel disepanjang dinding goa, hingga terhenti pada sungai kecil bergemericik dan bergema didalam ruangan lain pada goa itu.Air itu mengalir dari balik batu besar yang berwarna hitam dibagian hulu, dan masuk kedalam lubang batu dibagian hilir, jarak keduanya mungkin hanya beberapa meter saja.Setiap tepi sungai yang selebar satu meter itu dipenuhi dengan akar bunga melati yang berserabut.Nampaknya karena air inilah bunga melati diatas sana masih bisa hidup dan mekar, Tapi tentu saja itu adalah sebuah keajaiban.Galuh Tapa melanjutkan langkahnya, dia terhenti diruangan terakhir pada suatu tempat.Nampaknya tempat itu dijadikan tempat suatu pujaan, terlihat dari beberapa patung yang ada.Tempat itu dikelilingi dengan sungai magma yang membara, luas sungai magma tidak terlalu lebar hanya beberapa meter saja.Setelah melompati sungai magma, Galuh Tapa memijakan kaki ditempat yang nampaknya seperti tempat pemujaan, beberapa patung
Baca selengkapnya
117. Hilangnya Mustika
Cahaya itu kemudian keluar, hingga membentuk tiga mustika.Nampaknya itu adalah ketiga batu mustika merah delima, yang dibicarakan para pendekar pedepokan pedang bayangan, pikir Galuh Tapa.Setelah benda itu keluar dari ketiga patung dewa, mereka berputar-putar lumayan cukup lama.Galuh Tapa tidak mengetahui kenapa patung itu berputar-putar, hingga kemudian ketiga batu mustika bercahaya menembus langit-langit goa.Membuat panglima kumbang mengaum beberapa kali, di ikuti dengan teriakan binatang lain yang melihat hal serupa.''Resi, apa kau mengetahui tiga benda yang terbang diatas puncak api gunung dempo? ''Tanya Andaran, sembari menghampiri Resi Sembadah yang terpejam sambil tersenyum kecil.''Itulah tiga mustika merah delima, ''jawab Resi Sembadah. ''Rupanya pemuda itu telah berhasil mengambil kitab pedang bayangan.''Mendengar hal itu, Andaran nyaris tidak percaya, bukan hanya dirinya saja bahkan Tabib Nyai pirut juga tidak bisa menghilangkan keterkejutan diwajahnya.Mereka memang
Baca selengkapnya
118. Membuka Sebuah Kitab
Setelah Galuh Tapa berusaha dengan cukup keras, akhirnya dia berhasil keluar dari sana meski napasnya terputus-putus.''Bagus ternyata tenaga dalamku mulai kembali, ''ucap Galuh Tapa, menyadari kekuatannya yang mulai pulih setelah keluar dari goa itu.Galuh Tapa segera terbang dengan cepat meninggalkan puncak api menuju hutan cahaya kehidupan, tapi sayangnya dia tidak menemukan hutan itu.Karena segalah sesuatunya telah berubah secara derastis, tidak ada lagi pohon bercahaya putih dan besar, juga tidak ada kabut hitam diwilayah hutan pohon mati.''Apa yang sebenarnya sedang terjadi ditempat ini? ''Galuh Tapa bertanya-tanya didalam hatinya sembari melihat keadaan sekitar.Salah Satu petunjuk Galuh Tapa adalah energi batu pusaka yang diletakkan dikening panglima kumbang.Jadi karena itulah dia akhirnya bisa menemukan macan hitam itu, masih berada pada pusisinya yang sedang menunggu didekat perbatasan hutan dengan tanah bebatuan.Panglima kumbang sekarang lebih kecil dari sebelumnya, m
Baca selengkapnya
119. Kembali Ke Alam Nyata
Hingga keesokan hari Galuh Tapa mulai berlatih dengan menggunakan pedang, bagi orang yang perama kali belajar, tentu saja teknik itu sangat sulit. Tapi tidak bagi pemuda ini karena dia sudah pernah berlatih memainkan pedang, jadi sediktnya hal itu tidak akan terlalu sulit.Namun untuk sekarang Resi Sembadah menganjurkan untuk memakai pedang yang terbuat dari kayu terlebih dahulu.Meski sebenarnya Galuh Tapa ingin memakai pedang yang ada pada dirinya yaitu pedang pusaka Lintang Kuning.Tapi Resi Sembadah, tidak ingin jika tempat itu hancur oleh energi pedang yang dimiliki pemuda itu, jadi itulah alasannya kenapa dia menyuruh Galuh Tapa untuk tidak menggunakan pedangnya saat ini. Namun bagi Galuh Tapa bukanlah perkara sulit. Sebab dari ketiga pedang sebenarnya teknik pedang penjuru yang paling rumit dalam setiap gerakannya.Dia sudah memahami sedikit tentang teknik pedang bayangan, tapi dengan adanya kitab ditangannya tentu akan sangat berguna, untuk menguasai teknik itu.Galuh Tapa me
Baca selengkapnya
120. Kerajaan Fasemah Terpuruk
Setelah beberapa menit berjalan, pemuda itu sampai juga didanau merah, dimana sebelumnya dia masuk kedalam alam lelembut melalui goa didalam danau itu.Siring besar akibat pertarungannya dengan Sutantri satu tahun lalu masih terlihat jelas.Karena sekarang sudah diisi dengan air, dan tentu saja siring itu juga dipenuhi ikan dan binatang yang lainya.Dipinggir danau itu pemuda itu terhenti sesaat. Bukan karena lelah, tapi tidak memiliki petunjuk kemana dia harus pergi.''Apa mungkin aku harus kembali kekerajaan Fasma lebar? ''tanya Galuh Tapa. ''Atau melihat lembah teratai putih? aduh kemanapun itu aku tidak tahu arahnya.''Hingga Galuh Tapa membasuh mukanya, karena saat ini mungkin wajahnya sangat kotor.Dia akhirnya melanjutkan perjalanan lagi, tujuanya mengarah kearah matahari mati tenggelam, pemuda itu sesekali terbang saat menemui jalan yang sulit dilalui.Tapi dia tidak ingin selalu menggunakan kemampuannya secara terus menerus, sebab dapat menguras tenaga dalamnya.Setelah melak
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
25
DMCA.com Protection Status