Semua Bab Kupinang Mantan Istriku : Bab 51 - Bab 60
74 Bab
51. Ambigu
Cinta memang sulit di deskripsikan. Cinta bukan sekedar penggambaran bahagia, tetapi juga derita. Namun pesona cinta tetap membuat pemeran selalu menggila. Sungguh aneh. Banyak cerita lucu, nyeleneh bahkan mengerikan dari perkara cinta. Orang kadang mengekspresikan cinta dengan berlebih. Biar apa, tentu saja bertujuan agar diperhatikan oleh seseorang yang sedang dicinta.Sama, itu yang kini dirasakan Ammar. Tak pandang status Ayudia, kadang ia bilang rela, kadang ia bilang ya sudah ikhlas karena takdir. Tapi tetap saja, mendengar nama saja, Ammar sudah gugup dan berdebar tak menentu. Persis anak baru gede.Seperti pagi ini, ia buru-buru berlari ke warung bubur Mang Kardi yang ada di depan pesantren, hanya untuk melihat wajahnya. Kalau lebih, itu rejeki. Katanya begitu.Semua santri yang melihat, jelas gatal untuk tak bertanya ada apa gerangan sang Gus berlari-lari sambil menjinjing sarung agak tinggi."Gus, mau kemana? Kok lari-lari?" Dan pertanyaan seperti itu berulang sampai Ammar m
Baca selengkapnya
52. Dikuasai Setan
Setelah berpakaian rapi, Umi keluar tergesa."Ayo, Bah." Ajaknya pada Abah yang masih bertanya-tanya apakah yang terjadi.Bukan Abah saja yang berdiri dan mengikuti Umi, namun ketiga anaknya juga. Yang mereka dengar, Umi meminta bersiap tanpa menyebut satu nama. Jadi jangan salahkan Ammar kalau ia sampai membatalkan acara pagi itu."Kalian ngapain? Mau kemana?" Umi bertanya dengan nada bingung?Ammar, Najma dan Muha jauh lebih bingung daripada Umi sendiri."Umi kan tadi bilang siap-siap, Muha udah siap, Mi. Mas Ammar juga sudah batalin ceramah di RT 23.""Kakak juga mau ikut, Dek." Sahut Najma.Umi meringis, "ndak usah, Umi sama Abah saja. Kalian jaga rumah."Muha mendesah kecewa, Najma sama. Ammar masih tegang dengan rasa penasaran. Setahu Ammar, Adam sedang sakit, bisa jadi Umi mendapat telepon dari Ayudia yang bingung karena Adam jatuh pingsan, itu dugaan Ammar saja."Ammar terlanjur minta tolong ke Malik untuk gantikan ngisi pengajian. Ikut ya, Mi. Biar Ammar yang nyetir.""Ndak u
Baca selengkapnya
53. Makhluk astral
Ayudia bersyukur telah melewati trimester pertama dengan baik. Berat badannya cukup terkuras akibat susah makan selama tiga bulan. Di trimester kedua, Ayudia sudah bisa menyajikan masakan untuk Adam. Anehnya, ia malah jadi tak doyan makan nasi masakan di rumahnya sendiri.Mau tidak mau, setiap sehari tiga kali ia bergantian dengan Adam membeli sebungkus nasi untuknya makan.Sore nanti di rumah Adam dan Ayudia akan digelar acara empat bulanan. Sebagai tanda syukur karena diusia empat bulan, ruh jabang bayi akan ditiupkan ke dalam kandungan. Sungguh luar biasa Kuasa Tuhan, dari setetes sari pati tanah, bisa bertumbuh hingga terlahir sebagai bayi mungil nan lucu.Ayudia juga sangat bahagia karena di usia kandungannya saat ini, ia sudah mulai bisa merasakan gerakan-gerakan halus dari adik bayi. Yang membikin perempuan tersebut lebih bahagia adalah, hari ini juga bertepatan dengan hari ulangtahunnya yang ke dua puluh lima tahun.Acara diadakan sederhana, hanya mengundang keluarga dan beber
Baca selengkapnya
54. Terserah
Sudah satu bulan Ayudia rajin belajar berkendara mobil, meski perutnya semakin besar, ia tetap bergerak aktif. Baru hari ini Adam tega membiarkan sang istri keliling pasar membawa kendaraan sendiri. Usai perayaan hari ulangtahun Ayudia, Adam juga memutuskan untuk berhenti bekerja di Asmaul Husna. Ayudia tidak tahu pasti alasan berhentinya Adam dari sana, namun Adam bilang ingin bekerja di rumah saja.Sebagai istri, Ayudia mendukung saja setiap keputusan yang Adam ambil. Tak berpikir macam-macam, Ayudia menikmati saja momen kebersamaan mereka yang lebih intens.Akan tetapi, hari ini Ayudia sedikit melihat perubahan suaminya. Tubuh Adam tampak kurus, rahangnya semakin terlihat tipis. Kalau ditanya, Adam biasa akan bilang kelelahan, jadi berat badannya juga ikut menyusut.Awalnya Ayudia percaya dengan alibi-alibi yang dibuat Adam, tetapi kali ini ia ragu. Ayudia sampai membeli timbangan digital untuk mengukur berat badan, apakah benar dugaannya kalau berat badan Adam turun sangat kontras
Baca selengkapnya
55. Oksigen Gratis
Keriuhan tercipta dari alas kaki yang saling bersahutan, menggema di gendang telinga Ayudia. Mengusik mimpi indah dan memaksa perempuan itu mengerjap dan bangun dalam keadaan kaget.Ia spontan menghadang langkah Ammar dan memegangi lengan ptia itu. "Kak, ada apa? Kenapa dengan Mas Adam?"Ayudia rasa tindakannya biasa saja, karena ia pun tak memiliki gelayar aneh, terlebih pada kondisi mencekam dan kritis sang suami. Namun berbeda dengannya, Ammar justru diam beberapa sekon, meneliti mata indah Ayudia, barangkali dan sedikit berharap dapat menemukan sebuah pantulan namanya di sana. Sampai Ayudia sedikit menghentak tangan Ammar, membuat sang pemilik harus rela mengaburkan khayalan yang sangat ngaco pagi itu."Kak, Kak Ammar dengar ndak sih? Aku tanya sama Kakak? Ada apa dokter lari-lari?"Wajah Ayudia sudah dipenuhi dengan kecemasan bukan main, Ammar tergeragap. Mengusap wajahnya karena malu. "Itu, tadi aku melihat Adam menggerakkan jarinya, jadi aku panggil dokter saja."Ayudia langsun
Baca selengkapnya
56. Ammar Lengah
Ayudia sudah menyiapkan bubur nasi yang dicampur gula aren. Bukan maunya membuat makanan aneh tersebut, melainkan Adam yang meminta. Ayudia dengan telaten membuka tablet obat satu persatu, lalu menyuapkan bubur nasi ke dalam mulut Adam. Namun, Adam malah menolak dengan menghadang sendok menggunakan tangan."Aku makan sendiri saja, Sayang. Kamu tolong siapkan kasur di ruang tengah, biar aku nanti tidur di sana saja.""Kenapa?" Ayudia mengerutkan sudut matanya."Nanti kan akan banyak tamu yang menjengukku, jadi aku ingin di ruang tengah saja.""Banyak siapa? Bukannya cuma Kak Ammar dan Abah?"Adam hanya menjawab dengan senyuman, Ayudia menjadi ingat pesan dokter Amrina bahwasannya Adam tak boleh kelelahan, sekalipun hanya lelah akibat terlalu banyak bicara. Kemudian Ayudia keluar meninggalkan Adam sendiri.Adam menyendok kan bubur ke dalam mulut. Ia hanya bisa mencecap dan sedikit merasai manisnya gula aren yang Ayudia tambahkan. Sayangnya, Adam harus kembali mengeluarkan makanan terseb
Baca selengkapnya
57. Hujan
Ayudia merasakan bahwa musibah meninggalnya Adam merupakan puncak kesedihan yang ia alami. Duka yang sangat dalam mengakibatkan perempuan berbadan dua tersebut tak lagi bisa mengeluarkan air matanya. Ayudia hanya diam dengan tatapan kosong, tak bisa diajak berkomunikasi bahkan ia sampai beberapa kali pingsan.Sampai raga Adam ditelan bumi, sampai semua tanah merah itu penuh dengan bunga. Tinggallah Ayudia terduduk penuh kesakitan. Jiwanya seperti baru saja terbangun dari alam lain. Ia sadar sepenuhnya akan orang-orang pelayat yang mulai bergerak menjauhi gundukan tanah basah itu.Ayudia meremas kuat nisan bertuliskan nama Adam. Inilah saat Ayudia menjatuhkan air matanya, menangis pilu dan hanya mampu mendoakan setiap kebaikan yang pernah Adam torehkan di kehidupan. Dan dihidupnya."Dia menyesal mau menikah dengan Mas Adam. Dia sangat menyesal, maafkan Dia. Mungkin Dia memang sudah digariskan menjadi sebab meninggalnya orang-orang yang Dia cintai. Andai saja Dia ndak mau dengan Mas Ada
Baca selengkapnya
58. Dampak positif
Cemburu kerap dibilang sebagai bumbunya cinta. Lalu, jika cemburu terus menerus, apa artinya cinta itu semakin manis karena lebih sering diberi bumbu? Tentu saja itu anggapan yang salah. Terlalu sering cemburu akan berimbas pada tak baiknya hubungan antara pasangan ataupun pertemanan.Cemburu yang terus-terusan justru bisa menyebabkan pasangan meragukan cinta itu sendiri, ia akan merasa bahwa seseorang yang mencintainya tak memiliki rasa percaya. Malangnya lagi, cemburu bisa mengingatkan seseorang pada masa lalunya. Dan ... Ammar menjadi pria yang punya rasa cemburu sangat-sangat tinggi. Bahkan melewati batas kewajaran. Ia kadang tak bisa menempatkan diri, ia lupa siapa dirinya sekarang untuk Ayudia. Bagaimana masalalu dari kegagalan yang pernah dilalui dengan Ayudia tak ia pikirkan. Padahal begitu banyak hal buruk terjadi akibat ego terhadap cemburu yang begitu besar, namun tak juga ia perhitungkan.Tanpa terasa Adam sudah meninggalkan Ayudia selama satu pekan. Hari ini menginjak har
Baca selengkapnya
59. Terharu
Ammar sudah siap ketika jarum jam sudah menunjukkan pukul empat sore. Dengan jantung berdebar tak karuan, Ammar berusaha untuk tetap tampak rileks dan biasa saja. Ia juga sudah mulai membiasakan diri untuk berhati-hati ketika hendak berbicara, dengan siapapun. Takut jika ucapannya kembali melukai hati seseorang, terutama Ayudia.Lisan memang memiliki kapasitas lebih besar untuk menyakiti hati seseorang. Bahkan karena lisan, seseorang bisa sampai terluka dan sulit untuk memaafkan. Kini Ammar menghindari berbicara tanpa dasar, ia akan mulai berpikir lebih dahulu saat akan mengungkapkan apapun.Sebelumnya Ammar telah mengirimkan pesan lebih dahulu ke Ayudia agar ia menunggu di depan rumahnya. Dan benar saja saat Ammar sampai, Ayudia sudah bersiap dengan gamis hitam berpadu kerudung warna latte. Sungguh perpaduan yang sempurna untuk wajah Ayudia, Ammar menelan ludah kepayahan, ia gugup. Tapi mendadak fokusnya pecah saat mendapati Ayudia yang tiba-tiba berdiri dan mondar-mandir sambil meme
Baca selengkapnya
60. Carikan Jodoh
Ayudia masih bisa hidup layak setelah dua bulan kepergian Adam. Ternyata di dalam tabungan yang Adam berikan, berisi lebih dari seratus juta rupiah. Sepertinya Adam memang bukan tipe pria yang boros. Jikalau Ayudia hanya hidup dari mengandalkan upah honornya, jelas tak akan mencukupi semua kebutuhan yang semakin hari semakin mahal.Ayudia tak serta merta bersantai dan merasa tenang dengan adanya tabungan tersebut. Jika uang tersebut dipakai terus menerus pasti akan habis. Ia memutar otak, berpikir bagaimana cara agar uang tidak cepat habis dan malah menjadi semakin banyak. Namun, bukan dengan menggandakan uang layaknya lintah darat ya, itu jelas dilarang oleh agama dan sudah tertulis jelas di dalam Al-Qur'an.Akhir-akhir ini Ammar sering sekali membelikan Ayudia kudapan. Entah nasi bowl ataupun jajanan lain. Sore ini, Ammar kembali mengirimkan makanan, dan hampir semua wadahnya menggunakan styrofoam. Ayudia memandangi wadah itu cukup lama, lalu sebuah ide mampir di kepala."Kenapa nda
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status