All Chapters of Qolbu Quddus: Chapter 121 - Chapter 130
152 Chapters
Bab 121 Para Pecundang
Safira berjalan di lorong kampus hendak ke kantin. Namun seseorang menarik nya masuk ke dalam sebuah ruangan. Safira meronta melepaskan diri, tubuh Safira diseret dengan kasar. “Lepaskan....” teriak Safira menatap orang-orang yang bermasker tersebut, dan menendang seorang pria yang menyeretnya masuk ke dalam ruangan.Mereka tersenyum smirk, mendorong tubuh Safira hingga menghantam lantai dengan cukuo keras.”Kami tidak akan melepaskan, pengkhianat....” ucap salah satu dari lima pria tersebut.“Mau apa kalian?” tanya Safira menatap mata ke lima pria itu, dan menghajar satu persatu dari mereka. Mereka kembali tersenyum.“Dirimu....” jawabnya dengan santai. Dua dari mereka mendekati Safira, memiting tangan Safira dari belakang, dan mulai mengerayangi Safira. Safira berontak, “Lepaskan.... apa yang kalian inginkan? Jangan sentuh aku.....” teriaknya marah.“Dirimu....” dua pria memegang dua tangan Safira dan cepat mengikatnya.“Lepaskan.... brengsek....” kaki Safira menendang-nendang dua p
Read more
Bab 122 Breaking News
Breaking News“Telah tertangkapnya lima orang pria yang berstatus dosen di sebuah universitas yang ada di Riau, atas pencabulan terhadapa mahasiswinya....” Safira tersenyum saat melihat berita di hpnya. Kasus tersebut pun viral, sampai-sampai di bahas oleh beberapa statiun tv.“Itu semua fitnah.... kami telah di fitnah oleh gadis kecil itu.... dia memang suka berbuat onar....” ujar Yanto yang memakai masker saat di wawancari awak media.“Lalu bagaimana video-video yang sudah beredar di publik? Apakah itu tidak benar?”” tanya awak media lagi.“Semuanya fitnah.... kami di jebak....” jelas Yanto.“Kita lihat saja nanti di pengadilan, siapa sebenarnya yang salah dan siapa yang benar....” jelas Brahmantyo. Segera lima dosen tersebut, memasuki ruangan kantor polisi. Kembali awak media menghadang Safira dengan berbagai pertanyaan.“Saya itu mata-mata.... saya bekerja secara secara legal.... mana mungkin saya malah menfitnah seseorang, apalagi mereka seorang pendidik.... kami bekerja, jika a
Read more
Bab 123 Bungkam
“Kami juga mengenal rektor di kampus anda bernama Yunanda Asyhim.... kami juga rekannya pak Barra Rafeyfa Zayan.... kami yang selalu membantunya saat dia tersandung kasus hukum....” jelas sang polisi setengah berbisik, takut ada yang mendengar.“Lalu kenapa anda tidak membebaskan pak Barra? Bukankah sekarang pak Barra masih di penjara?”“Itu karena gadis kecil tersebut.... dia selalu mengacaukan semua rencana yang kami buat.... dia terlalu licik, makanya kami hanya berpura-pura berpihak sama dia saja.... sebenarnya, kami ingin sekali menghancurkannya, dia terlalu sombong.... karena setiap misinya terus saja berhasil....” jelas sang polisi. Satu persatu dari lima dosen pun di introgasi.“Nggak ada yang mau buka mulut.... sepertinya kamu harus menangkap pelaku utamanya.... saya yakin, pasti ada seseorang di belakang mereka yang siap membela mereka. Maka dari itu, mereka tidak takut dengan polisi....” jelas polisi yang mengintrogasi Yanto.“Ya betul sekali.... tidak menutup kemungkinan,
Read more
Bab 124 Keadilan Tidak Untuk Orang Miskin
Safira menghela napas pendek saat memasuki kamar Alana. Alana nampak kurus, dan matanya terus saja sembab, karena terus saja menangis. Gadis tersebut mengalami trauma yang membuatnya semakin prihatin. Safira melangkah masuk ke dalam kamar dan duduk disisi ranjang Alana.“Boleh kita bisa sebentar? Bicaranya perlahan saja.... jika kau tidak mau menceritakan kejadian tersebut, bagaimana bisa kasus ini selesai....” ucap Safira perlahan. Mencoba tidak memaksa Alana untuk bicara. Dia tahu, pasti mengingat kejadian tersebut adalah hal yang menyakitkan baginya.“Waktu itu saya keluar dari kelas, hendak pulang.... Tapi saat saya keluar bertemu dengan pak Yanto, Brahmantyo....” jelas Alana. Pikirannya menerawang.Alana keluar dari kelas, namun di depan pintu, Alana melihat Yanto dan Brahmantyo berjalan kearahnya.“Keruang saya sekarang.... ada yang mau saya biacarakan padamu....” ucap Yanto dengan nada dingin. Alana menurut saja, saat di dalam ruangan Yanto. Dada Alana berdesir saat melihat sud
Read more
Bab 125 Pengalihan Isu
Pengalihan Isu“Selamat siang.... hari ini kami mengabarkan terjadinya pengeboman yang terjadi di sebuah sekolah, dan menewaskan lima orang siswa, dan dua puluh lima orang luka-luka....” ucap host di sebuah siaran tv swasta.“Baiklah, kami akan tersambung dengan reporter kami Aliano Bagas di tempat kejadian..... selamat pagi Aliano.... bisa anda ceritakan kejadian yang ada disana?”“Saat ini saya berada di lokasi kejadian.... kejadian tersebut terjadi pukul 08:00 wib. Para siswa seperti biasanya sedang belajar di kelas masing-masing.... namun semuanya menjadi mencekam saat seorang pria bermasker hitam, melemparkan bom.... kejadian tersebut menewaskan lima orang siswa, yang terdiri dari dua siswa cewek, dan tiga siswa cowok.... sedangkan lima belas lainnya sudah di larikan ke rumah sakit..... keadaan para korban, kritis dan belum sadarkan diri....” jelas yang reporter.Berita pengeboman tersebut di bahas oleh beberapa statiun tv. Safira tersenyum melihat berita tersebut dengan senyu
Read more
Bab 126 Serangan
Safira bangkit dengan keadaan terhuyung-huyung, dan menghajar dua pria tersebut dengan membabi buta. Susah payah Safira melakukan perlawanan demi perlawanan.“Masih mau melawan? Dasar menjijikan, kau akan mati di tangan kami,” ucap salah satu dari dua pria tersebut, menghajar Safira tanpa memberikannya kesempatan untuk melawan. Safira muntah darah, saat dua pria tersebut meninju wajahnya. Akhirnya Safira melepaskan beberapa kali tembakan kearah dua pria tersebut. Peluru tersebut bersarang di betis dua pria tersebut.Tiga orang pria melepaskan tembakkan mengenai pundak Safira. Safira menjerit menahan sakit di pundaknya. Safira melepaskan tembakkan sembarangan arah, kepalanya terasa sakit, pandangannya mulai kabur. Tiga pria tersebut mendekatinya, dan terus menghajarnya tanpa ampun.Walaupun dalam keadaan lemah, Safira masih melawan tiga pria tersebut. Safira menghajar para pria tersebut dengan sekuat tenaga. Tiga pria tersebut dengan bersamaan, menendang, meninju, bahkan menginjak-inj
Read more
Bab 127 Tidak Tertulis Hitam di atas Putih
Safira di tinggal sendirian di ruangan rumah sakit. Karena Ilham pamit hendak membeli makanan siang, Safir, Zakir, Farhan, pamit pulang hendak menganti pakaiannya.Fikri perlahan masuk ke dalam ruangan Safira, saat sudah di lihatnya para sahabatnya sudah keluar dari ruangan. Fikri perlahan mendekati brankar dan terus menatapi Safira dalam diam. Safira yang tertidur, tiba-tiba mengeliat dan membuka mata.Safira sempat terperanjat saat mendapati Fikri berdiri di samping brankar.“Terima kasih udah membantu, dan membayar admistrasi rumah sakit....” ujar Safira. Bersamaan dengan itu keempat sahabat Fikri memasuki ruangan, namun saat melihat ada Fikri, mereka memilih berdiri saja di depan pintu.“Aku anggap semua itu, hutang....” jawab Fikri dengan dingin.“Membayarnya dengan cara aku menjauhi keluargamu kan?” tebak Safira menatap Fikri dingin.“Itu paling utama.... tapi, pembayarannya bukan hanya menjauhi keluargaku, tapi kau juga harus membayar uang tunai.... aku harap kau segera melunas
Read more
Bab 128 Pengadilan
Safira tidak lagi berani berkoar-koar. Safira membaca sebuah artikel di hpnya. Safira hanya tersenyum kecil.Safira yang kemarin-kemarin yang sangat berani menfitnah lima dosen di kampusnya dengan kasus pelecehan, kini tak lagi berkutik. Bahkan sekarang dia menghilang, tak pernah lagi menampakkan diri ke awak media. Kini wanita tersebut sudah mengaku kalah, karena semua bukti yang dia dapatkan tidak begitu kuat untuk mengalahkan sang dosen di pengadilan.Beberapa awak media mencoba menyambangi ke rumah Safira, namun saat tiba di rumah beliau. Salah satu Art nya mengatakan, bahwa dirinya tidak berada dirumah. Tulis artikel tersebut, membuat Safira harus menyunggingkan senyum datar.Saat sudah keluar dari rumah sakit, Safira langsung menyibukkan diri ke pekerjaanya. Kepalanya terasa sakit, dan pundaknya masih nyeri, namun dia paksakan untuk segera menyelesaikan kasus Alana.Saat malam tiba, Safira sudah siap dengan pakaian seksinya. Memakai crop top, dan celana jeans di atas paha, yang
Read more
Bab 129 Masalah
Safira masih tetap berkuliah di kampus universitas Riau. Saat Safira keluar dari kos nya, kakinya menendang sesuatu. Safira mengerutkan keningnya, memandangi sekitarnya, lalu berjongkok meraih paket tersebut, dan perlahan membukanya. Matanya melotot dan melihat isi paket tersebut. Di dalam sana terdapat sebuah boneka yang berlumuran darah, lehernya diikat pakai tali, dan bagian perut nya tertancap sebuah pisau. Safira meraih sebuah surat disamping boneka tersebut dan membacanya,"Kau akan mengalami nasib yang sama seperti boneka ini.... Berhati-hatilah, kematian akan menjenputmu...." tulis surat tersebut. Safira menghela napas pendek, membuang boneka tersebut di tong sampah.Safira menaiki motor ninja nya dan mengemudikannya dengan kecepatan tinggi. Tubuh Safira terpelanting ke aspal saat motor lain menabraknya dari belakang. Saat hendak bangkit, tubuh Safira langsung di tendang, di pukuli pakai kayu, tanpa memberi kesempatan Safira untuk melawan. Wajah Safira di tinju, Safira dengan
Read more
Bab 130 Pertemuan Dua Sahabat Kecil
Saat Fikri hendak membalas ingin menghajar Safira, mata keduanya beradu pandang.“Kau....” ucap keduanya secara bersamaan. Keduanya saling kompak buang muka dengan kesal. Akhirnya Safira segera menaiki motornya dan meninggalkan Fikri sendirian. Namun saat Fikri hendak menaiki motornya, matanya terusik saat melihat sebuah kalung tergeletak tepat pada motor Safira, tadi. Fikri berjongkok dan meraih kalung tersebut, saat dia membuka mainan kaluang tersebut, Fikri sangat kaget saat melihat foto di balik mainan kalung tersebut.Fikri segera memasukkan kalung tersebut di dalam kantong celananya, segera tancap gas meninggalkan lokasi kejadian. Safira menghempaskan tubuhnya di ranjang kosnya, tubuhnya terasa lelah, seharian mengalami banyak masalah. Safira menghela napas panjang, saat hendak memejamkan mata, ketukan pintu mengejutkannya. Segera Safira turun dari ranjang dengan malas.“Dengan mbak Safira Ramadhani?” tanya seorang pria.“Iya....” jawab Safira mengeryitkan keningnya.“Ini ada pa
Read more
PREV
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status