Semua Bab DUDA KHILAF: Bab 101 - Bab 110
152 Bab
37. PERCAKAPAN DI TEPI DANAU
"Aku masih di rumah Bosku sayang, rencananya nanti aku akan dapat cuti kalau Bosku sudah berangkat bulan madu ke Swiss. Aku janji akan meluangkan waktu untukmu, sabar ya..." Ucapan Raga di telepon terputus saat dilihatnya Wildan datang menghampirinya di depan teras kediaman Wildan."Udah dulu ya sayang, nanti aku telepon lagi," ucap Raga segera menyudahi percakapannya di telepon dengan sang kekasih. Raga menatap bingung Wildan yang saat itu sudah berdiri di sisinya."Loh Bos, kok...""Siapkan mobil Raga, aku ingin keluar," perintah Wildan pada sang asisten.Tanpa banyak bicara, Raga pun bergegas menyiapkan mobil.Sepuluh menit kemudian, Raga dan Wildan sudah berada di dalam mobil. Wildan duduk di jok belakang dengan Raga yang mengendarai mobil.Tatapan Wildan terus tertuju ke arah ruas jalan saat itu, bahkan saking seriusnya lelaki itu melamun, dia sampai tak mendengar jika sejak tadi Raga sudah beberapa kali bertanya tentang kemana lokasi yang hendak dituju Wildan dalam perjalanan me
Baca selengkapnya
38. SAKIT TAPI TAK BERDARAH
Malam itu Wildan tidak pulang.Lelaki itu menginap di apartemen Raga dan menghabiskan sepanjang hari di dalam apartemen Raga hingga sore harinya lelaki itu berniat untuk menemui Malik ke Restoran sang Ayah Mertua, namun Malik bilang saat ini dia sedang menjalani syuting di luar kota selama beberapa hari. Itulah sebabnya Wildan akhirnya memutuskan untuk pulang meski dalam hati dia enggan melakukannya.Kepulangan Wildan saat itu disambut oleh tatapan marah Kenari.Kenari yang langsung meluapkan kekesalannya pada Wildan yang sudah membuat Vanilla menunggunya seharian tanpa kabar."Ingat ya Wildan, kamu yang memohon padaku untuk merestui hubunganmu dengan Vanilla, tapi lihat, bahkan belum 24 jam kalian menikah, kamu sudah membuat anakku menangis semalaman? Ada apa sebenarnya? Apa salah Vanilla?" Cecar Kenali memarahi Wildan.Wildan hanya diam dengan menundukkan kepalanya. Dia sedang tidak ingin menjelaskan apapun saat ini. Lagipula jika memang Kenari ingin mengetahui alasan mengapa diriny
Baca selengkapnya
39. PENJELASAN SANG PSIKIATER
"Good Morning..." Ucap Vanilla dengan senyuman lebar.Pagi ini dia memasak sarapan khusus untuk Wildan setelah sebelumnya dia menyiapkan pakaian untuk Wildan kenakan ke kantor."Sarapannya udah siap, Tuan Wildan. Mau sarapan di bawah apa di sini?" Tanya Vanilla bak pelayan yang masih menggunakan apron dengan lap tangan yang tersampir di bahunya. Sejak hari masih gelap, sebelum waktu shubuh tiba, Vanilla sudah bangun karena dia memang berniat ingin membuatkan Wildan sarapan.Meski, pada akhirnya Vanilla tetap meminta bantuan Kenari agar bisa menyajikan sarapan yang enak.Wildan yang saat itu sedang menggunakan dasi jadi menoleh. Lelaki itu tertawa melihat penampilan Vanilla yang kucel."Aku makan di kantor saja, sekretarisku bilang, dia mau membawakan aku bekal untuk sarapan hari ini," ucap Wildan saat itu. Melalui pantulan diri Vanilla di cermin, Wildan mencuri-curi pandang ke arah istrinya itu yang kini berdiri di belakangnya. Sekadar ingin tahu bagaimana reaksi Vanilla saat itu. Apa
Baca selengkapnya
40. MENEMUI SHAHNAZ
"Jadi, Vanilla berpikir kalau Anda masih mencintai Nona Isna? Begitu?" Ucap Raga di kantor setelah Wildan baru saja menceritakan tentang keanehan demi keanehan yang terjadi di rumahnya, lebih tepatnya keanehan sikap Vanilla dan sang Ibu mertua.Wildan mengangguk. Dia masih tidak paham dengan apa yang sebenarnya terjadi dengan Vanilla. Hal apa yang membuat Vanilla bisa sampai berpikir seperti itu? Padahal selama ini, Wildan sama sekali tidak pernah membahas tentang Isna atau pun kisah masa lalunya bersama Isna pada Vanilla?Lagipula, intensitas pertemuan mereka pun sangat jarang dan harusnya Vanilla pun paham bahwa dunia Isna kini sudah berbeda. Isna sudah menjadi istri Malik terlebih wanita itu pun kini sedang mengandung anak kedua mereka. Kenapa Vanilla ini tidak bisa berpikir dewasa?"Selain itu juga, Vanilla bilang dia sedang berusaha mewujudkan permintaan Ibunya, impian Ibunya untuk bisa bersatu dengan Malik, apa maksudnya?" Ucap Wildan lagi."Apa mungkin, Nyonya Kenari itu mengi
Baca selengkapnya
41. SAKSI
Suara pintu mobil terdengar ditutup secara berbarengan.Vanilla keluar dari mobil dibarengi Rulli, sementara Wildan keluar dari mobilnya bersama Raga.Wah, perang dunia ke tiga bakalan pecah nih kayaknya!Gumam Raga dalam hati saat melihat tatapan Wildan yang berubah horor."Kamu baru pulang?" Sapa Vanilla yang langsung menghampiri sang suami. Meski pernikahan mereka hanya sandiwara, namun di hadapan orang lain, Vanilla akan bersikap seolah-olah dirinya dan Wildan adalah sepasang suami istri yang harmonis.Wildan membalas senyuman sang istri. Meski tatapannya tetap saja mengerikan. "Kamu darimana sayang?" Tanya Wildan seraya merangkul bahu Vanilla. Raga mundur dan menjaga jarak aman dari ke tiga manusia yang sedang berdiri berhadapan itu."Aku habis jalan-jalan aja sama temanku, kenalin ini temanku, Rulli," ucap Vanilla.Wildan mengangguk seraya mengulurkan tangan."Wildan,""Rulli,"Kedua lelaki itu saling berkenalan.Rulli pamit setelahnya.Sama halnya dengan Raga yang langsung pami
Baca selengkapnya
42. MAKAN MALAM BERSAMA
Setelah pertemuan tak disengaja hari ini di supermarket, Isna memaksa Vanilla juga Kenari mampir ke kediamannya. Isna berdalih di rumah sepi tidak ada orang dan dia sangat bosan.Hari ini Isna akan masak besar karena malam nanti rencananya Malik pulang dari luar kota."Sudah seminggu Mas Malik pergi. Sejak Ayahku meninggal satu tahun yang lalu, terus Hasna, adikku mengambil kuliah di luar kota, jadilah aku tinggal sendirian di rumah. Mana akhir-akhir ini Mas Malik banyak kegiatan keluar kota," keluh Isna begitu mereka sudah sampai di kediamannya. "Lagian Vanilla sih di suruh tinggal di sini nggak mau, hehehe," kekeh Isna dengan tawa lebarnya."Kalau aku tinggal di sini, bagaimana dengan Wildan nanti Tante," ucap Vanilla dengan pertanyaan yang menjurus.Isna mempersilahkan tamu-tamunya itu duduk. "Ya di rumah inikan kamar kosong banyak, kamu bisa ajak Wildan tinggal di sini sementara," jawab Isna apa adanya."Sebenarnya, kamu ini ingin Vanilla yang tinggal di sini atau hanya sekadar al
Baca selengkapnya
43. BEREBUT SELIMUT
"Jhio masih nginep di rumah Aryan?" Tanya Malik saat dirinya baru saja selesai mandi, hendak tidur. Tubuhnya yang lengket setelah melewati perjalanan jauh terasa jauh lebih segar terlebih setelah perutnya kenyang terisi makanan."Masih," jawab Isna ketus. Isna yang saat itu sedang memoles krim malam di wajahnya. Wanita hamil bergaun tidur itu duduk di depan meja rias.Mendengar jawaban bernada judes dari istrinya, Malik tau kalau Isna masih marah karena insiden di meja makan tadi. Lelaki itu hendak berjalan mendekati Isna namun Isna sudah lebih dulu berpindah tempat ke arah ranjang mereka."Matiin lampunya, aku mau tidur," ucap Isna saat itu.Malik pun mematikan lampu kamar dan menyalakan lampu di atas nakas. Melihat Isna tidur miring membelakanginya."Baru juga pulang, malah dicuekin! Nasib-nasib..." Keluh Malik seraya merebahkan dirinya di tempat tidur.Isna bergeming. Sama sekali tak memperdulikan kicauan sang suami."Hei, kenapa sih? Aku kangen loh sama kamu," tegur Malik waspada
Baca selengkapnya
44. TIDUR DI BALKON
Vanilla berlari menuruni tangga saat dirinya tau bahwa Wildan kini mengejarnya.Suasana rumah sudah gelap karena penghuni lain di rumah itu sudah tertidur.Vanilla bersembunyi di balik sofa, namun sialnya Wildan bisa menemukannya.Vanilla kembali berlari menghindari Wildan yang terus mengejarnya, kali ini gadis itu berlari ke arah taman belakang hendak mengitari kolam renang saat Wildan akhirnya berhasil menangkap tubuhnya."Kena kan!" Ucap Wildan terengah-engah. Melihat air kolam renang yang tak jauh dari tempat mereka berdiri, keisengan Wildan pun muncul. Lelaki itu membopong tubuh Vanilla dan membawanya ke arah kolam renang."Wildan turunin aku! Awas kamu ya Wildan!" Teriak Vanilla sambil terus meronta dengan kedua kakinya yang berjuntai di depan dada Wildan.Vanilla memukul punggung Wildan saat itu."Kamu mau ngapain sih? Turunin nggak!" Perasaan Vanilla mendadak was-was ketika langkah Wildan semakin dekat dengan kolam renang.Dan...BYURRRR!Wildan melempar tubuh Vanilla ke dalam
Baca selengkapnya
45. RENCANA
"Bedebah! Pengacau!""Apa yang kamu lakukan?""Biarkan saudara kembarmu yang tak tahu diri ini mati! Bukankah itu yang memang dia inginkan sejak awal?""Jangan! Aku mohon! Dia sedang hamil,""Sudahlah, daripada kalian sibuk saling menyalahkan diri satu sama lain, lebih baik kalian berdua saja yang MATI!""Baiklah, kalau memang itu yang kamu inginkan, aku akan mewujudkannya. Aku akan terjun dari atas roftoop ini,""Apa yang kamu lakukan?""Lepaskan aku! Jika dengan mati aku bisa terbebas darimu, maka aku akan melakukannya sekarang!""Jangan gila!""Cepat lakukan! Lompatlah dari gedung ini!""Brengsek kamu! Tunggu pembalasanku!""Jangan lakukan itu aku mohon... Aku mencintaimu!""Mati saja kamu KINARA! SAMPAI KAPANPUN MALIK AKAN TETAP MENJADI MILIKKU!"Suara letusan senjata api terdengar."KINARAAAA..."Kenari terbangun dari mimpi buruknya.Menatap bingung ke sekeliling, mendapati dirinya berada di dalam sebuah kamar luas.Lelehan keringat disekanya dengan punggung tangan. Kenari menole
Baca selengkapnya
46. FITNAH
Malik sudah sampai di kediaman Vanilla.Dan menjadi terkejut saat tahu bahwa yang akan menginap di kediamannya bukan hanya Vanilla saja tapi Kenari pun ikut."Pa, Ibu nggak apa-apakan ikut Vanilla menginap di rumah Papa sementara waktu ini? Kasihan Ibu kalau harus di rumah Wildan sendirian," ucap Vanilla ketika Malik membantunya memasukkan tas jinjing yang Vanilla bawa ke bagasi mobil."Oh, nggak apa-apa. Isna malah senang kalau rumah ramai, apalagi Jhio masih di luar kota sama Kakaknya," jawab Malik dengan senyuman terpaksa.Ketiga orang itu memasuki mobil dan mobil mulai melaju di tengah lalu lalang kendaraan yang memadati jalan raya ibukota."Oh ya, Vanilla belum kenalan sama Kak Aryan," ucap Vanilla yang duduk di samping Malik di jok depan sementara Kenari duduk di jok belakang."Nanti kalau Aryan pulang dari Bandung, Papa akan kenalkan kamu sama Aryan ya?" Ucap Malik saat itu."Aryan pasti sudah besar sekarang, dan yang pasti dia mirip dengan Ayahnya, iyakan Malik?" Ucap Kenari d
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
16
DMCA.com Protection Status