All Chapters of Terjebak Gairah ABG: Chapter 91 - Chapter 100
197 Chapters
91. Widarti Ingin Pulang ke Indonesia
Aku kembali menyibukkan diri dengan pekerjaan di kantor. Membantu Clara dan Sinta cukuplah hanya sebatas itu saja, aku tidak ingin melibatkan diri terlalu jauh. Selalu ada masalah yang aku hadapi, aku sadari sepenuhnya itu adalah manusiawi. Tidak ada manusia yang tidak memiliki masalah, tergantung bagaimana menyikapinya. Saat aku sedang menginventarisir pekerjaan kantor yang masih tertunda, ada pesan masuk di aplikasi percakapan dari Widarti, [Maaf mas Danu kalau aku mengganggu.. Aku mau minta pendapat mas, rumah tanggaku udah gak bisa dipertahankan lagi. Dalam waktu dekat aku akan bercerai dengan suamiku dan aku akan pulang ke Indonesia tanpa membawa anak-anak.. Gimana menurut mas Danu? Aku tunggu jawabannya ya..]Itulah pesan yang dikirimkan Widarti, aku rasanya susah untuk memberikan masukan. Tapi, aku tidak ingin Widarti mengulangi perbuatan yang pernah dilakukannya terhadap Noni. Sekarang dia kembali ingin meninggalkan anak-anaknya hanya demi memenuhi egonya. Aku segera membala
Read more
92. Mengantar Adriana ke Bandung
Saat aku sedang bicara dengan Noni di telepon, pak Anggoro masuk ke ruang kerjaku, “Maaf pak Danu.. bisa saya bicara sebentar?” tanya pak Anggoro. “Bisa pak.. “ Jawabku. Aku segera mengakhiri pembicaraan dengan Noni, aku jelaskan pada Noni bahwa pak Anggoro ada di ruang kerjaku. “Apa yang bisa saya bantu pak?” tanyaku pada pak Anggoro. “Gini pak Danu.. Adriana mau ke Bandung, cuma saya gak percaya kalau dia pergi sendiri. Bisa gak bapak temani dia besok?” Mendengar permintaan pak Anggoro, hatiku langsung ‘berceket’ Jangan-jangan Adriana adalah benar Adri yang disebutkan nenek. Aku menyanggupi permintaan pak Anggoro, “Bisa pak.. saya bisa temani Adriana. Memangnya ada urusan apa Adriana di Bandung pak?”“Katanya sih mau cari alamat neneknya di Bandung, karena neneknya ingin ketemu dia.” Jawab pak Anggoro. Jawaban pak Anggoro itu semakin memastikan dugaanku kalau Adriana adalah Adri yang dirindukan neneknya Noni. “Naik apa kira-kira ke Bandungnya pak? Apa naik mobil kantor?”Pak A
Read more
93. Kejutan untuk Adriana
Adriana mungkin tidak menyangka kalau Noni yang sering aku ceritakan padanya adalah Noni saudara sepupunya, temannya semasa kecil. Sementara Noni hampir menduga kalau Adri yang dimaksudkan neneknya adalah Adriana yang sering aku ceritakan padanya. Hanya saja Adri yang dia tahu ada tanda dibahu kanannya, dan tanda itu tidak aku ketahui ada pada Adriana.Setelah melalui perjalanan kurang lebih dua jam, kami sampai di kota Bandung. Aku sengaja pura-pura mencari alamat nenek Adriana melalui map di ponsel, karena aku sengaja ingin memberikan kejutan pada Adriana. Mungkin kalau sudah sampai di depan rumah neneknya Adriana masih ingat, karena di rumah itulah dia pernah bermain dengan saat mereka masih kecil.Sesampainya diwilayah sekitar rumah neneknya, Adriana seperti mengingat-ingat sesuatu, “Om Danu.. ini sudah mau sampai rumah nenek ya?” tanya Adriana.“Kenapa Dri? Emang kamu masih ingat rumah nenek kamu?” tanyaku.Begitu mobil sampai di depan rumah nenek Adriana kembali ingat dengan mas
Read more
94. Memanjakan Selera Nenek
“Dulu saat Noni dan Adriana masih kecil, mereka berdua sering bermain di rumah ini Danu.” nenek jelaskan itu padaku. “Kebetulan mereka juga seumuran. Widarsih duluan menikah saat Widarti baru hamil.” Lanjut nenek.“Om Danu sering cerita tentang Noni pada Adri nek, Adri sampe iri dengan Noni, karena om Danu sangat sayang sama Noni.” Ujar Adriana. Aku ketar-ketir mendengar Adriana cerita tentang itu, aku khawatir Adriana malah kebablasan. Sehingga mengundang kecurigaan nenek.“Saya ceritakan itu saat saya baru tahu kalau Noni anak kandung saya nek, itu pun saya ceritakan pada Adri saat baru kenal.”“Ya mungkin karena Adri udah gak punya orang tua, jadi iri melihat Noni masih di sayang Papanya.”Adriana melirik ke arahku saat nenek katakan itu, dia seakan-akan merasa ada keanehan dalam hubunganku dengan Noni. Karena apa yang pernah aku ceritakan pada Adriana bukanlah seperti hubungan antara seorang ayah terhadap anaknya.Saat nenek ke dapur untuk menyiapkan minum untuk aku dan Adriana, d
Read more
95. Pertemuan Tak Terduga
Pertama kali Noni melihat kemunculanku di kantor dengan didampingi Adriana ekspresi wajahnya langsung berubah, “Hai Non! Kamu lihat Papa datang sama siapa?” tanyaku. Noni mengernyitkan dahinya dan menatap pasat kearah Adriana.“Tauk deh Pa.. emang ada apa Papa di Bandung?” Noni menjawab pertanyaanku dengan balik bertanya.“Kamu udah gak ingat sama aku Non? Aku Adri Non.. saudara sepupu kamu!!” Adriana menghampiri Noni dan memeluknya.Sementara Noni seakan tidak percaya kalau yang memeluknya adalah Adri saudara dan sahabatnya semasa kecil. Noni menatap Adriana dengan pasat,“Serius kamu Dri? Kok kamu berubah banget? Aku sampai pangling lihat kamu?”Di resepsionis begitu heboh, pertemuan antara Noni dan Adriana membuat riuh lobby kantor.“Adriana ingin mengajak kamu makan siang menemani nenek, dia ingin memanjakan Selera Nenek Non.” Aku katakan itu pada Noni.“Neneknya mana Pa? Kok ikut masuk?”“Nenek menunggu di mobil, kalau kamu sudah siap yuk kita langsung jalan.” Aku ajak Noni seger
Read more
96. Perhatian Adriana pada Nenek
Kami ngeriung dalam sebuah saung, Noni duduk bersebelahan dengan Supriatna. Disebelah kanan Supriatna ada nenek dan Adriana dan aku duduk di sebelah kanan Adriana sendirian. Supriatna memesan semua makanan sesuai dengan selera kami masing-masing.Adriana kembali membuka pembicaraan tentang Reno asi rumah nenek, “Non.. tadi aku bicara sama nenek dan om Danu, aku mau ajak kamu Reno asi rumah nenek. Gimana menurut kamu?” tanya AdrianaNoni terlihat agak serba salah mau menjawab pertanyaan Adriana, Supriatna langsung menjawab. “Wah ide yang bagus itu, biar kamu sama nenek nyaman Noni. Kapan rencananya Adriana? Biar saya bantu deh.” Sahut Supriatna.“Bulan depan gimana pak? Nanti nenek sementara tinggal sama aku di Jakarta, kamu sementara kost aja Non.” Ujar Adriana.Nenek berusaha untuk berdalih, “Kalau merepotkan sebaiknya jangan dulu Dri, sementara biarlah seperti itu.” Dalih nenek“Gak merepotkan nek, karena nantinya saat lamaran rumah itu sudah bagus.” Tambah SupriatnaNenek tidak lag
Read more
97. Noni Cemburu
Kami sudah sampai di rumah nenek hari menjelang malam. Nenek meninggalkan aku dan di Adriana di ruangan tamu. Tanpa rasa canggung Adriana memelukku dengan sangat erat, dia seakan menahan hasrat dan gairahnya yang tak tersalurkan. Dia membujukku agar mau menemaninya di hotel.“Om mau temani aku di hotel malam ini ya? Pliiis.. kita kan udah lama om gak ketemu, om mau ya?” Adriana terus merayuku, sesekali dia mencumbu bibirku.“Kalau tanpa Noni jelas gak mungkin Dri, Noni pasti tidak akan izinkan. Tapi, kalau kita bertiga sama Noni pastinya tidak ada yang bisa kita lakukan.” Aku hanya bisa katakan itu pada Adriana.Disaat aku dan Adriana masih berpelukan, tanpa kami sadari Noni pulang dari kantor. Melihat kami dalam keadaan berpelukan Noni menegur kami, “Papa!! Apa-apain sih begitu? Kamu gak salah Dri bersikap gitu sama Papaku!!?” sergah Noni seketika.Aku buru-buru melepaskan pelukan Adriana, “Papa dan Adriana gak melakukan apapun Non, Adrian hanya kangen dengan sosok Papanya.” Jawabku
Read more
98. Melepas Hasrat dan Gairah
Malam semakin larut namun mata tak kunjung terpejam. Begitu juga dengan Noni dan Adriana, yang kedua bola matanya masih menatap tajam kearahku. Aku hanya mampu menyunggingkan senyuman pada Adriana yang dari matanya bisa aku rasakan kalau dia pun ingin dipeluk layaknya Noni.Noni sekalipun matanya terpejam, namun tangannya terus bergerilya dibalik kain sarungku. Wajahku yang begitu dekat dengan lehernya semerbak mewangi, membangkitkan gairahku. Lebih-lebih tangannya terus menyusuri lembah terlarangku tanpa ragu. Noni mendorong pinggulnya memberi isyarat agar aku meresponnya.Tapi, aku tidak sampai hati melihat Adriana menatapku penuh harap. Aku tahu kalau Noni belum bisa tidur sebelum aku menghantarkannya pada puncak pelepasan. Namun situasi dan kondisinya memang tidak memungkinkan. Adriana membalikkan tubuhnya membelakangi aku dan Noni.Sambil berbisik Noni memaksaku untuk melakukan sesuatu, “Ayuk Pa..” bisik Noni. Aku pun memenuhi ajakan Noni, dengan perlahan-lahan aku melakukan pene
Read more
99. Kecurigaan Noni Terbukti
“Jadi Adriana yang Papa ceritakan itu Adri ya Pa? Pantasan Papa dan Adri begitu akrab.” Noni tanyakan itu dengan nada kecewa.“Ya Non.. begitu Adriana ketemu nenek, Papa sudah tahu kalau Adri yang dimaksud nenek adalah Adriana.” Jawabku.Adriana merasa aneh dengan pertanyaan Noni, “Emang kamu belum tahu kalau Adri yang dibilang nenek itu aku, Non?”Noni kasih alasan kalau dia belum buktikan tanda yang dipunggung Adri, setelah dia tahu tidak ada tanda dipunggung Adri barulah dia sadar kalau Adri adalah Adriana gadis yang biasa aku kencani.“Kamu tidak usah persoalkan itu Non, toh kamu sudah bertemu dengan Adri sahabat dan sepupu kamu. Itulah kenyataan yang ada dihadapan kamu.”“Ya Pa.. aku sih maklum, cuma saja kok dunia begitu sempitnya ya?”Aku minta pada Noni dan Adriana tidak usaha mempersoalkan itu lagi, karena kita tidak pernah tahu seperti apa rencana Tuhan dalam mempertemukan Noni dan Adriana, juga dengan aku sendiri. Aku katakan juga pada Noni, bahwa aku sendiri tidak pernah b
Read more
100. Di Interogasi Nenek dan Noni
Aku jelaskan kronologis perkenalanku dengan nenek dan Noni, hanya saja terhadap nenek aku tidak ceritakan seluruhnya. Nenek tanyakan padaku kenapa aku tidak cerita kalau pernah ketemu Adriana. Aku jelaskan pada nenek, aku tidak tahu kalau Adri yang dimaksudkan nenek adalah Adriana.“Noni kasih tahu saya kalau Adri mempunyai tanda lahir di bahu kanannya, sementara Adriana yang saya kenal tidak ada tanda itu nek. Jadi saya tidak menganggap kalau Adriana adalah Adri yang nenek maksudkan.” Jelasku pada nenek.“Tapi, masak sih Papa tidak punya dugaan kalau Adriana adalah Adri?” Tanya Noni.“Noni.. yang namanya Adri itu pastinya banyak, tidak mungkin Papa akan langsung mengira kalau Adriana adalah Adri.”Nenek akhirnya memaklumi penjelasanku, “Ya sudahlah.. yang penting Adri yang nenek cari sudah ketemu. Kebetulan saja kenal sama Danu, udah toh? Jangan dijadikan masalah.”Noni yang sudah tahu banyak ceritaku tentang Adriana, seakan sulit menerima kenyataan itu. Di hadapan nenek dia seolah-o
Read more
PREV
1
...
89101112
...
20
DMCA.com Protection Status