Semua Bab Istriku Bar-Bar: Bab 91 - Bab 100
116 Bab
Pesan Ibu
"Ini apa, Pa?" Alex menerimanya dengan wajah bingung. Benda itu berbentuk lipatan kertas berwarna putih. Namun, Alex tidak tahu apa isinya."Bukalah. Kau akan tahu jawabannya nanti." Papa Wahyu ingin Alex membacanya sendiri amanat yang di tulis langsung oleh sang ibu.Perlahan Alex membuka lembaran kertas itu yang ternyata berisi pesan sang ibu sebelum beliau masuk rumah sakit.Di sana tertuliskan bagaimana perempuan itu sangat mencintainya. Begitupun dengan satu nama yang selalu perempuan itu rindukan, Roy. Sang ibu juga berpesan agar ia tidak menyimpan api dendam. Apapun yang akan terjadi nati.Detik itu juga Alex merasa sangat bersalah saat membaca tulisan terakhir ibunya. Jangan pernah salahkan Roy. Semua yang terjadi karena kesalahan Ibu.Roy hanya korban dari keegoisan Ibu di masa lalu.Berjanjilah untuk tidak menyakitinya.Ibu mencintai kalian.'Berdamailah jika kalian ingin Ibu bahagia.'"Pa, ja–di ini bener tulisan Ibu?" Dengan kedua tangan yang gemetar ia menatap lagi lemb
Baca selengkapnya
Berdamai
Malam ini suasana terasa sunyi. Lorong-lorong rumah sakit tempat Roy di rawat juga sudah sepi. Elisa sudah bersiap untuk merebahkan diri di ranjang yang di sediakan oleh pihak rumah sakit. Wanita itu memastikan lebih dulu Roy sudah terlelap setelah meminum obatnya. Rencananya besok pagi Roy sudah di ijinkan untuk pulang. Dan malam ini mau tidak mau Elisa berjaga sendirian karena Mbok Nah menjaga kedua anaknya di rumah. Setengah jam merangkak dengan begitu lambat. Seorang pria berbaju hitam di luar ruangan rawat itu sudah nampak gelisah. Ia tengah menunggu sampai orang yang ada di dalam sana benar-benar terlelap. Saat di rasa sudah aman, ia bergerak perlahan mendorong pintu ruangan rawat itu dengan hati-hati. "Aku harus hati-hati. Aku harus secepatnya menjalankan rencana, lalu pergi sebelum ada orang yang melihat." Ia berbisik sendiri. Memakai penutup kepala berwarna hitam, lalu melangkah lagi mendekati ranjang. "Ya, benar, ini target yang harus aku habisi." Pria itu berpikir sejenak
Baca selengkapnya
Melepaskan
"Apa kau yakin akan pulang hari ini?" Dua lelaki itu sudah terlihat sangat akrab, seakan sebelumnya tidak pernah terjadi masalah atau perselisihan apapun. "Menurutmu, aku selemah itu hanya karena pukulanmu yang tak terasa? Lihat, aku sudah baik-baik saja." Dengan sombongnya Roy memamerkan kondisi tubuhnya yang sudah semakin membaik. "Ya lah, aku tahu. Sebenarnya kau ingin cepat-cepat pulang karena di sini tidak bisa bermesraan dengan istrimu, kan?" ledek Alex, yang langsung di sambut gelak tawa dari Roy. "Aku tidak sekejam itu. Istriku belum sepenuhnya pulih setelah melahirkan kemarin." Ia menggeleng pelan. Roy memang belum berani menyentuhnya lagi sebelum memastikan Elisa benar-benar sehat. "Aku tidak menyangka jika Kau tipe lelaki penyabar. Bahkan hingga bertahun-tahun Kau dapat menahannya. Kalau aku, entahlah ...." Roy tidak terlalu menanggapi. Baginya kesalahannya dulu pada Elisa sudah cukup menjadi pelajaran berharga agar ia menjadi lelaki yang bertanggung jawab. Bukan malah
Baca selengkapnya
Gosip
Lihat saja sekarang penampilannya berbeda. Iya, Nona Riska sekarang gemukan yah? Eh, tapi lihat! Kok perutnya membesar? Apa jangan-jangan Nona Riska ... Setiap hari Riska mendengar bisik-bisik yang berasal dari para karyawannya. Sebagian besar mereka membahas mengenai bentuk tubuhnya yang banyak berubah. Terlihat lebih berisi, selain itu tingkah Riska yang terkadang aneh sukses membuat sebagian besar karyawannya merasa bingung. "Kemarin aku lihat Nona Riska membeli rujak buah," ucap salah seorang gadis yang bekerja di perusahaan milik Riska. Gadis itu merasa aneh saja saat melihat bos wanitanya yang rela mengantri rujak buah di pinggir jalan. "Benarkah?" ucapnya temannya dengan mulut terbuka lebar. Kemudian karyawan lain juga yang ikut berbicara. "Aku juga pernah mendengar Nona Riska muntah-muntah." Lantas ia mengingat saat memberikan laporan bulanan waktu itu, Riska yang hendak menerima mendadak lari ke kamar mandi. "Apa jangan-jangan ....?" Dan salah satu di antara mereka ha
Baca selengkapnya
Tugas Besar
"Kau yakin mereka tidak meminta syarat apapun padamu?" Seno masih kurang percaya jika Alex melepaskannya begitu saja. Ia pikir Alex akan langsung menjebloskan pria itu ke dalam penjara, lalu menyeret satu-persatu hingga semua yang terlibat dalam masalah ini akan berakhir di balik jeruji besi. Namun dugaannya salah besar tatkala melihat orang kepercayaannya itu di bebaskan dengan mudah. "Tidak, Tuan. Sungguh, saya merasa beruntung karena tidak di bawa ke kantor polisi." Pria itu senang sekali. Padahal sebelumnya ia sudah ketakutan, bagaimana kalau lelaki bernama Alex itu membunuhnya, atau yang paling ringan menjebloskannya ke penjara, ia tidak tahu lagi seperti apa nasib keluarganya nanti. Bersyukur sekali itu hanya ketakutannya saja. Namun tidak dengan Seno, ia masih memutar keras otaknya, mencoba menebak rencana yang Alex sembunyikan. "Apa mereka juga tidak menyakitimu? Maksudnya tidak mengahajarmu, kan?" tanya Seno sekali lagi, lantas pandangannya meneliti tubuh pria itu yang meman
Baca selengkapnya
Kedatangan Alex
"Ah, sial!! Mengganggu saja!" umpat Riska tatkala mendengar suara ketukan pintu. Padahal ia baru saja memejamkan mata dan tidak ingin di ganggu oleh siapa pun. Tapi, suara ketukan yang berkali-kali memaksa Riska harus beranjak dan membukanya dengan cepat."Tadi 'kan aku udah bilang kalau hari ini tidak ingin di ganggu!" ucapnya sambil melotot ke arah sekretarisnya yang terlihat ketakutan. Wanita berusia dua tahun di atasnya itu hanya bisa menunduk menerima omelan dari Sang Bos sembari melirik ke arah tamu yang sudah menunggu sejak tadi."Ma–maaf, Nona, tapi ...?" Belum juga Kalimat itu selesai, Riska sudah lebih menyambarnya lagi. "Kau ingin di pecat, hahhh!" Gayanya sudah seperti bos besar saja. Padahal baru dua hari ini Riska memiliki kuasa penuh menggantikan sang papa yang kebetulan tengah berada di luar kota.Sang sekretaris meremas ujung pakaiannya sendiri. Sebenarnya ia sudah menjelaskan bahwa hari ini sang bos tidak ingin di ganggu. Tapi ternyata tamu itu tetap memaksa dan ber
Baca selengkapnya
Kekasihku Arya
"Kau yakin Alex harus melakukan itu?" Pertanyaan Arya sontak membuat Roy mengalihkan perhatian padanya. Lelaki berperawakan tinggi dengan alis tebal itu punya alasan sendiri kenapa ia sampai mengusulkan Alex untuk mengunjungi wanita bernama Riska. Selain harus meletakkan alat yang ia berikan, Alex juga harus mendekati wanita itu untuk sementara waktu."Entahlah. Aku juga belum sepenuhnya yakin jika perusahaan itu juga terlibat, tapi apa salahnya kita coba menyelidikinya juga."Arya hanya mengangguk mengiyakan saja ucapan Roy. Ia percaya jika lelaki itu pasti sudah memikirkannya lebih dulu. Apalagi apa yang ia lakukan sekarang bukanlah perkara kecil."Aku sih tak masalah. Tapi lihatlah wajahnya tadi ... hahaha!" Arya tergelak sendiri tatkala teringat wajah Alex saat akan keluar dari ruangan itu. Mungkin sebenarnya Alex ingin menolak, tapi karena Roy terus membujuk akhirnya ia mengiyakan saja saran dari kakak tirinya itu."Biarkan saja. Biar dia tahu seperti apa rasanya berpura-pura." R
Baca selengkapnya
Seno
"Jadi, kamu baru ketemuan sama wanita itu? Sama mantan pacarmu yang cantik dan seksi itu?" Airin sengaja memuji Riska di depan Alex, ingin tahu saja seperti apa respon yang akan lelaki itu berikan padanya. "Dia bukan mantan pacarku." Alex hanya menjawab singkat saja. Ia malas jika sampai harus membahas mengenai Riska dengan Airin, pasti akan berujung pertengkaran. "Kenapa? Bukankah dia cantik, seksi?" Wanita itu kembali mengulang kata-katanya lagi karena jawaban Alex belumlah cukup untuknya. "Ya, Riska memang cantik, dan dia juga ...." "Apa!!" Wanita di depan sana sudah melotot saja. Padahal tadi dirinya yang sudah memancingnya lebih dulu. "Kenapa kau aneh sekali? Bukankah aku hanya mengulang ucapanmu tadi?" Alex menyunggingkan senyuman. Lucu saja melihat wajah Airin yang terlihat kesal. "Dasar, suami tidak peka!" umpatan Airin sontak membuat Alex menatap ke arahnya. Lelaki itu berjalan maju, lantas berdiri tepat di hadapan wanita itu. "Kau bilang apa?
Baca selengkapnya
Kekacauan
"Apa! Kenapa bisa!!" Rahang milik pria itu mengeras, dengan tatapan yang tajam ia mencengkeram kerah baju milik sang asisten yang masih berdiri tegak di depannya. Seno hanya mampu diam menunduk, mengunci rapat mulutnya sendiri tanpa bisa berkata apa-apa lagi saat melihat amarah dari tuannya."Maaf, Tuan. Sungguh, sebenarnya saya sudah berusaha untuk memenangkan proyek itu. Namun ternyata pihak dari Pratama masih lebih unggul di atas kita." Setelah sekian menit Seno terdiam, akhirnya ia mulai menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi."Dan mengenai kekacauan ini, saya juga tidak tahu pasti kenapa bisa sampai terjadi." Selanjutnya Seno kembali diam menunggu respon dari Dion lagi."Bukankah kau bilang waktu itu sudah menyusun semuanya dengan benar? Lantas, mana hasilnya? Kenapa semua pekerjaanmu tak ada satupun yang beres?" Dion membanting berkas tepat di depan wajah Seno. Deru napas miliknya juga memburu, meluapkan amarah pada pria yang ada di depannya."Ini apa! Kenapa bisa data perusaha
Baca selengkapnya
Bukti
"Apa lagi ...!" Alex memasang wajah masam tatkala melayani permintaan Airin yang tiada henti. Sepertinya wanita itu sengaja ingin mengerjainya habis-habisan."Sebelah sini, terus sini." Menunjuk beberapa bagian tubuhnya sendiri untuk di pijat oleh suaminya. Airin menahan tawanya melihat wajah tersiksa Alex. "Kenapa pelan sekali?" Saat merasa pijatan terlalu lemah."Awwww ...! Kamu sengaja ingin mematahkan kakiku!" protes wanita itu saat pijatan Alex sedikit kencang."Huhfffttt ...." Alex hanya bisa menghela napas panjang. Rasa kantuk yang menderanya kian membuat kedua matanya sulit untuk terbuka. Tapi, entah kenapa Airin belum memberinya waktu istirahat sejak tadi."Apa!! Sekarang bilang ngantuk, tadi saja kamu mampu bermain berkali-kali." Wanita itu tak mau kalah. Enak saja sudah menggempurnya habis-habisan, sekarang mau tidur begitu saja."Kamu masih inget 'kan pesan Papa untuk menuruti semua permintaanku?" Mencari tempat perlindungan karena Alex tidak akan bisa menolak jika sudah m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status