All Chapters of Luka Yang Dirindukan: Chapter 51 - Chapter 60
111 Chapters
Isi Hati Fery
Berminggu-minggu telah dilewati dengan sabar oleh Bu Asti dan Vina. Namun tidak dengan Fery sendiri. Lelaki yang hanya bisa berbaring tak berdaya itu sesungguhnya tak pernah berhenti gelisah.Jauh dalam jantung hatinya ia meraung meratapi nasib buruk yang menimpa. Hatinya lebih hancur terutama ketika ia melihat orang-orang yang ia cintai sedih dan kesulitan.‘Tuhan, aku tak mengerti mengapa Engkau memberiku cobaan sebesar ini. Jika memang dosaku sangat besar, akan lebih baik bagiku mati dan masuk neraka. Itu lebih jelas merasa tersiksa sendiri. Tapi kalau begini, keluargaku menjadi ikut tersiksa. Aku tak bisa melihat air mata mereka jatuh lagi dan lagi.’Sejak kecelakaan itu terjadi, tak ada semangat yang tersisa dalah jantung hati Fery. Semua seolah hilang tersapu angin. Meninggalkan jejak-jejak nyeri yang tak berkesudahan. Terutama ketika ia memutuskan untuk menalak cerai Ara. Wanita yang ia cintai satu-satunya.‘Di setiap detik yang kulalui setiap waktu adalah hanya berpikir bagaim
Read more
Pak Wisnu Peduli
‘Andai waktu yang telah berlalu bisa diulangi lagi, aku ingin sekali meminta maaf kepada Ara dan meyakinkannya jika diri ini tak selingkuh dengan Ria. Mendengar Vina mengatakan kehidupan Ara menderita usai ditalak cerai olehku, rasanya hati ini patah. Menimbulkan nyeri yang menusuk ke ulu hati.’Fery kembali menitikkan air mata, tak tahan dengan kesesakan yang mendera.‘Sial. Bahkan untuk menangis saja aku tak bisa berteriak sesuka hati. Mendengar keluargaku membicarakan banyak harapan dan kepedihan serta kesusahannya membuat aku ingin bangun. Sungguh. Tapi teringat lagi betapa aku sangat menyusahkan dan membuat orang-orang yang kucintai terluka, aku lebih memilih untuk mati. Andai saja aku diberi kesempatan untuk menggerakkan sebelah tangan ini, aku ingin mengambil sebilah pisau, mengiris urat nadi di tangan lainnya.’Fery membatin putus asa.Ini baru mendengar Ara menderita. Kalau dia mendengar Ara memiliki anak darinya, apakah Fery akan berubah pikiran? Andai ia tahu Ara rela mengo
Read more
Gunjingan Tetangga
Pria tua dengan julukan mantan preman kampung itu berdecak berkali-kali di sepanjang perjalanannya menuju warung Nur yang ada di simpangan gang. Letaknya bersampingan dengan rumah Pak Somad yang tak lain adalah saingannya sejak remaja, dan berlanjut menjadi musuh sampai kini.“Aduh, sial bener nasibku hari ini. Kenapa si Ara mau makan itu buah belimbing, sih? Nyusahin aja. Kan, jadinya harus merancang rencana buat nyolong itu buah.” Pak Wisnu bergumam sendiri sambil garuk-garuk kepala, bingung.Yah, seperti kata Pak Wisnu, ia akan mencuri buah yang Ara inginkan, ta sudi benar kalau harus minta izin untuk memetiknya kepada Pak Somad.“Gila aja disuruh beli buah itu ke si Somad. Yang ada dia ngajak gelut,” gumamnya lagi.Sekarang Pak Wisnu hampir sampai ke warung Bu Nur. Langkahnya semakin pelan. Kepalanya celingukan kanan kiri, memindai ke seketar tempat, takut melihat Pak Somad.“Ogah bener gue harus liat batang hidungnya yang enggak mancung itu,” ucap Pak Wisnu lagi.Setelah memindai
Read more
Menyeret Para Biang Gosip
Kondisi hati Ara lebih baik dari hari kemarin dan hari-hari lain yang telah ia lalui. Semua karena bapaknya telah menyerah dan tak lagi menuntutnya untuk menggugurkan bayi dalam perutnya.“Bapak mau-maunya disuruh ibu,” gumamnya sambil tertawa kecil.Setelah bisa mengusir pusing dan mualnya. Ara bangkit dari ranjang, memaksakan diri menyapu teras yang masih kotor.“Kata dokter aku harus banyak gerak biar bayinya sehat. Lagian diam terus di kamar juga enggak enak. Otot-ototku serasa pegal.”“Loh, Ra. Kamu bukannya istirahat, malah nyapu. Nanti pusing lagi, gimana coba?” Ibunya keluar dari dalam rumah. Melihat anaknya menyapu di teras membuat kekhawatiran muncul.Ara mengulas senyum segar. “Ara baik-baik aja, Bu.”“Kamu yakin?” tanyanya memastikan sekali lagi.“Iya, Bu. Makasih udah khawatirin Ara, dan ... makasih juga udah bela Ara sampai bikin bapak bolehin Ara pertahankan bayi ini. Ara nyesel nyeret Ibu ke dalam persoalan Ara. Gara-gara itu, Ibu jadi terluka. Ara minta maaf,” sesal A
Read more
Berlapang Dada
Muka Ara merah padam. Antara marah sekaligus malu karena menjadi sumber bahan gosipan tetangganya. Bahkan yang menangkap basah adalah bapaknya sendiri.“Apa? Jadi ... Ibu kira saya hamil anak laki-laki hidung belang?” Tumpah air mata Ara di detik itu juga. Tak menyangka kehamilannya yang diketahui usai perceraian terjadi menjadi buah bibir yang tak mengenakan.“Lah, iya! Mereka sok tahu! Bagian mau bapak laporin ke polisi atas pencemaran nama baik mohon-mohon enggak mau,” sahut bapaknya sambil berkacak pinggang. Matanya masih tak bisa berhenti melotot. “Keterlaluan, kan? Emangnya siapa yang nggak bakal marah kalau anaknya digosipkan begitu!”Semakin kerap air mata Ara berjatuhan, Bu Ratna semakin erat memeluk, berharap pelukannya bisa sedikit menenangkan meski kenyataannya hal itu tak bisa meredakan sakit yang Ara rasa.“Demi Allah, Bu. Saya hamil anak mantan suami saya sebelum pisah. Usia kandungannya sudah menginjak tiga bulan. Kalian sendiri pasti tahu kapan kami bercerai. Dan tolo
Read more
Kehangatan Keluarga
Langit telah menguning indah di cakrawala. Angin sejuknya menerpa wajah Ara di ambang jendela. Wanita itu tengah menikmati keindahan sore di kamarnya.Dari sana dapat terpampang nyata dua gunung yang terlihat memesona kala tersorot cahaya mentari. Kabut-kabut tipis berarak mulai menyelimutinya. Dan entah mengapa Ara merasa tenang.Tersadar dari semua, Ara mengelus perutnya. Teringat tawa canda Fery yang setiap waktu mengisi hari-hari Ara. Kelebatan bayangan itu sebenarnya menyiksa, tetapi memikirkan tentang buah hatinya sudah bisa mengontrol diri untuk tak terlalu membenci.“Sebab dia ayah kamu, Nak. Setidaknya sampai saat ini bunda masih berusaha untuk tak membencinya terlalu dalam. Nanti setelah kembali ke kota, bunda janji akan tetap mencari tahu keberadaan mereka,” janjinya yakin. Bibir itu melengkungkan garis tipis penuh makna harap.***“Apa, Ra? Kamu mau kembali ke kota? Kapan?”Selesai makan malam, Ara langsung menyampaikan niatnya yang akan pergi ke Jakarta.“Rencananya besok
Read more
Kembali Ke Jantung Kota
Ara menyandarkan diri di sandaran divan ranjang. Ia tengah berpikir apakah harus menghubungi Rangga atau jangan? Ini perihal keberangkatannya ke Jakarta. Ara belum juga memberitahunya, padahal barang-barang sudah dikemas dalam koper.“Ini udah terlalu malem. Enggak enak. Gimanapun, minta tolong ke dia kentara banget kayak manfaatin. Soalnya dia tahu aku enggak punya perasaan cinta sama dia. Ck.”Ara bergumam bingung. Segunduk sesal itu kembali menyerang batin.“Sepertinya enggak baik terus melakukan ini sama mas Rangga. Benar kata warga, kasihan dia harus jadi korbanku,” lenguh Ara tambah bingung.“Tapi, disuruh menjauh dariku juga dia enggak mau. Ngeyel banget.”Kini Ara mengubah posisi duduknya menjadi tiduran. Sambil memikirkan soal Rangga, ia juga memikirkan Fery.“Semua karena dia, aku disiksa lahir batin, sampai enggak bisa buka hati ke orang lain,” rutuknya kesal. Tak seperti biasanya jika setiap ingat pasti menangis, sekarang tidak. Justru yang ada rasanya kesal bukan main.Se
Read more
Rindu Tak Bertepi
London, sore hari.Vina masih setia menjaga Fery di kamarnya. Pikiran gadis itu menerawang jauh ke negeri asalnya, Indonesia. Tak menyangka bahwa esok dirinya akan berangkat sendirian ke sana.‘Vina, tolong beri aku kabar tentangnya. Aku rindu.’ Fery menatap adiknya penuh harap. Sayang, tatapannya sama sekali tak berbalas. Vina terlalu sibuk melamun sekarang.“Mas, besok aku mau melakukan perjalanan jauh. Mungkin beberapa hari nggak bisa jagain Mas.” Vina memandang bola mata Fery amat sedih.Andai laki-laki itu tahu ke mana Vina akan pergi. Mungkin hatinya akan melambung tinggi, pasti meminta tolong untuk memeriksa kondisi mantan istrinya itu.Namun, Vina dan ibunya telah sepakat untuk tidak memberitahu Fery. Mereka khawatir kakaknya akan kepikiran. Apalagi pergi ke Indonesia.‘Mau ke mana, Vin?’ tanya Fery dalam hati. Matanya mendadak perih. ‘Maaf, kamu harus sering bepergian ke sana ke mari untukku yang tak berguna ini. Maaf.’Air matanya jatuh. Fery tenggelam dalam kesedihan yang t
Read more
Berjalan Di Pantai
“Hoeek!”Ara kembali muntah. Posisinya saat itu ia di pinggir jalan. Rangga menepikan mobilnya darurat setelah wanita yang ia cinta berkata mual dan tak tahan ingin mengeluarkan semua makanan yang telah ia cerna sebelumnya.“Hoeek!”Rangga turun dari mobil. Membantu Ara dengan memijat tengkuk wanita itu lembut.“Udah, Mas. Jangan. Jijik, tau.” Ara mengelap sudut bibirnya dengan tisu. Setelah berupaya menahan mual yang menyiksa, akhirnya lumayan lega usai dikeluarkan hampir semua.Persis kata Ara, jijik. Sebab kali ini Ara muntah di tepi jalan, bukan di toilet.“Enggak apa-apa. Lanjutkan. Aku enggak merasa jijik, kok.”Ara ingin menolak lagi karena malu. Rangga belum menjadi suaminya, tetapi sudah memerhatikan sampai seperti ini. Ia merasa tak enak hati.Namun, mual kembali menyerang sebelum mulutnya mengatakan soal penolakan itu. Ara kembali tersiksa.“Yaah, sayang banget itu sup keluar lagi. Padahal rasanya enak,” keluh Ara susah payah mengatur napas.Rangga tersenyum simpul.“Kita bi
Read more
Kepulangan Vina
Vina telah selesai berkemas. Ia sudah bersiap akan pergi. Sendiri. Ibunya berpesan untuk hati-hati. Ketika sampai, jangan lupa mengabari.Gadia muda itu termenung sedih mengingat kepulangannya adalah untuk menjual satu-satunya harta yang mereka miliki di Jakarta.Jika bukan demi kakaknya, Vina tak akan mau melakukan itu. Tanah warisan sang kakek adalah yang paling berharga untuknya. Vina amat sedih harus melepas tanah itu. Sungguh.“Aku akan kembali, Ma, Mas.” Vina berkaca-kaca. Menggusur kopernya dengan kepala kosong.***Ara tengah tidur nikmat, tetapi mimpi buruk mengganggu. Wanita itu berjalan di atas tebing bebatuan, dan melihat Fery di seberangnya.Demi apa pun, Ara yang rindu setengah mati menangis tersedu. Bahkan air matanya berjatuhan begitu deras walau matanya terpejam rapat.“Mas ... aku kangen,” pilunya menangis lebih keras.Fery masih di tempat sama, berdiri dengan senyumnya yang merekah. Laki-laki itu terkadang melambai tanpa suara. Namun, Ara tahu matanya tetap tertuju
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status